Salin Artikel

Nginap di Rumah Orang Rimba, Nadiem Makarim Dihadiahi Kaus Bertuliskan "Kami Ingin Bisa Membaca dan Menulis"

Selama tinggal bersama Orang Rimba, Nadiem tidur di rumah belajar Orang Rimba dan berbagi makanan bersama mereka.

"Mas Menteri mengajak anak-anak Rimba bercengkrama dan menghadirkan suasana hangat dengan berbagi makanan," kata Jauharul Maknun, Fasilitator Pendidikan Warsi melalui pesan singkat, Rabu (22/9/2021).

Jauharul menceritakan, pukul 21.00 WIB, Nadiem datang dan langsung bertemu dengan anak-anak Rimba.

Nadiem kemudian menanyakan terkait pendidikan para anak-anak tersebut.

Kepada Mas Menteri, Maknun menjelaskan bahwa selama ini pendidikan Orang Rimba dilakukan dalam dua bentuk, secara formal dan non-formal.

Secara non-formal, guru yang langsung mendatangi anak-anak Rimba ke rumah.

Guru memberikan materi disesuaikan dengan alam mereka.

Misalkan untuk pelajaran berhitung dilakukan dengan cara menghitung pohon. Begitu juga dengan menulis dan membaca juga didekatkan dengan apa yang mudah mereka pahami.

Sedangkan bagi anak rimba yang sudah mahir dan mendapat dukungan orangtua, mereka dijembatani ke sekolah formal.

Kolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan pihak sekolah menjadi sangat penting bagi kelangsungan pendidikan anak-anak Orang Rimba.

Ada kalanya orangtua anak-anak Orang Rimba meminta dispensasi ke sekolah agar anak mereka tidak harus selalu belajar di kelas.

Misalnya ketika orangtuanya melangun (tradisi berpindah tempat), anak-anak yang sekolah juga ikut melangun.

Dengan penyesuaian ini, beberapa anak rimba sudah berhasil meraih pendidikan yang layak.

Selama pendidikan yang diikuti, sudah ada tiga anak Rimba yang kini sedang belajar di Jambi. Ada juga yang masuk sekolah polisi.

Nadiem diberi kaus

Usai menyantap makanan yang diberikan Nadiem, anak-anak Rimba menghadiahi Mas Menteri kalung sebalik sumpah dan kaus bertulisan "kamia ndok tokang baco tuliy".

Menerima kaus ini, Nadiem bertanya arti tulisan tersebut.

Tulisan "kamia ndok tokang baco tuliy" artinya adalah kami ingin bisa membaca dan menulis.

Karakteristik pendidikan

Dalam rilis Warsi, Menteri Nadiem mengatakan, pendidikan memiliki banyak bentuk dan tiap daerah memiliki karakteristik sendiri.

Untuk itu memerdekakan kurikulum dan pendidikan harus cocok dengan apa yang dibutuhkan masyarakat berdasarkan kearifan lokal masyarakat.

“Ini suatu hal yang sangat menyenangkan buat saya belajar. Saya juga sadar perubahan hutan itu sangat berdampak kepada masyarakat yang bergantung kepada hutan, dan ini harus menjadi suatu hal yang dicermati pemerintah,” kata Nadiem.

Nadiem mengaku sudah menyerap yang dibutuhkan Orang Rimba untuk pendidikan mereka di masa depan.

“Dari semua yang saya dengar ujungnya adalah mata pencarian, itu kuncinya. Mata pencarian adalah kunci permasalahan yang harus ditangani secara lintas sektor, bukan hanya pendidikan,” kata Nadiem.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/22/181007378/nginap-di-rumah-orang-rimba-nadiem-makarim-dihadiahi-kausbertuliskan-kami

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke