Salin Artikel

Dilantik Jadi Dewan Penata Kota Darwin Australia, Amye Un Sumbangkan Gajinya Setahun untuk Warga

Amye dilantik bersama sejumlah Alderman, oleh CEO Darwin City Council Scott Water, di gedung City Council.

Amye dan para Alderman, akan bertugas selama empat tahun.

Usai dilantik, Amye berkomitmen untuk tidak menerima gajinya selama satu tahun kerja.

"Gaji saya selama setahun, akan saya sumbangkan untuk masyarakat kecil yang telah memilih saya," ungkap Amye, kepada Kompas.com, Selasa (21/9/2021).

Bentuk terima kasih

Hal itu, lanjut Amye, sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada masyarakat di Darwin, yang telah memilihnya sebagai Alderman.

Menurut Amye, dirinya sangat peduli dengan masyarakat yang mengalami kesulitan makanan dan tak memiliki tempat tinggal yang layak.

"Saya ini juga waktu pertama kali datang dari Indonesia ke Australia tidak bawa apa-apa. Hanya bawa bekal beras dua kilogram dari orangtua," ungkap Amye.

Sehingga, kata Amye, dirinya tahu persis kondisi kehidupan masyarakat kecil yang tak mampu.

Amye pun berjanji, akan terus memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil di Darwin, sehingga bisa hidup layak dan sejahtera.

Pada pemilihan dewan penata kota yang berbarengan dengan pemilihan wali kota, Amye meraup 1.134 suara, atau berada di peringkat tiga.

Untuk pemilihan dewan penata kota atau Alderman, diikuti oleh enam orang yakni

Paul Arnold (1.929 suara), Mick Palmer (1.515 suara), Amye Un (1.134 suara), Adam Troyn (1.116 suara), Andrew Lee (712 suara) dan Sue Shearer (423 suara).

"Jadi saya mengikuti dua pemilihan sekaligus pada 28 Agustus 2021 lalu, yakni calon wali kota dan calon dewan penata kota," ujar Amye.

Menurut Amye, dia adalah perempuan pertama yang menduduki jabatan sebagai dewan penata kota, sehingga banyak perempuan Darwin yang mendukungnya.

Amye mengaku, beberapa saat sebelum diumumkan secara resmi, salah satu anggota komisi pemilihan umum setempat, sempat menghubunginya dan mengucapkan selamat atas kemenangannya.

"Mendengar itu, saya sempat hampir jatuh karena syok. Para kandidat lainnya mereka kuat. Semuanya sarjana dan bekas politisi tua. Saya tidak ada latar belakang politisi tapi hanya juru masak, tapi bisa kalahkan mereka sehingga saya dianggap luar bisa," kata Amye.

Tugas dewan penata kota

Amye menuturkan, dewan penata kota atau Alderman atau Town Council, bekerja membantu wali kota dalam urusan kepentingan publik.

"Tugas kami itu, nantinya mendatangi masyarakat yang mendengar aspirasi masyarakat. Misalnya mereka membutuhkan jembatan, nanti kita buatkan laporannya ke wali kota, terus kami rapat bersama untuk menentukan kebijakannya," jelas Amye.

"Kami sebagai penata kota, tapi posisi kami sama seperti wali kota. Karena tanpa kami, wali kota tidak akan ada informasi terkait apa yang menjadi kebutuhan masyarakat," sambungnya.

Khusus untuk pemilihan wali kota, Amye berada di posisi kedua atau runner up, dengan perolehan 3.405 suara.

Amye kalah dari calon wali kota petahana Kon Vatskalis, yang meraup 15.850 suara.

Terdapat enam orang yang bertarung memperebutkan kursi nomor satu di daerah paling utara Benua Australia, yakni Kon Vatskalis, Amye Un, Gary John Haslett, Calvin Donaldson, Leah Potter dan Robin Lawrence.

Meski kalah, Amye mengaku bangga karena mengalahkan empat pesaingnya yang lain seperti Leah Potter (3.250 suara), Gary John Haslett (2.699 suara), Robin Lawrence (1.705 suara) dan Calvin Donaldson (367 suara).

Amye mengaku, posisinya sebagai runner up, itu sama seperti wakil wali kota. Sehingga, jika ada acara kenegaraan, dia akan diundang.

Menurut Amye, hasil ini adalah buah dari kerja kerasnya bersama tim.

Baginya, hasil ini sangat membanggakan, karena dirinya baru pertama mengikuti pemilihan wali kota.

"Walaupun baru pertama kali maju, tapi sudah langsung menduduki posisi kedua, sehingga bagi saya ini adalah satu prestasi terbaik," ujar Amye.

"Saya akan terus mengikuti pemilihan wali kota sampai saya menang," ujar Amye.

Sebelumnya diberitakan, Amye Un (60), perempuan asal Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), maju dalam pencalonan Wali Kota Darwin Northern Territory, Australia.

Perempuan kelahiran Amanatun, sebuah daerah di pedalaman Kabupaten TTS itu maju melalui jalur independen.

Kepada Kompas.com, Kamis (12/8/2021), Amye mengaku siap memenangkan pemilihan di Kota yang berbatasan laut dengan wilayah NTT itu.

"Kami ada enam calon yang akan bertarung dalam pemilihan Wali Kota Darwin, dan saya satu-satunya yang maju melalui jalur independen," kata Amye.

Perempuan lulusan salah satu SMK di Kota Kupang itu, mengaku sudah menjadi warga negara Australia sejak tahun 1998 silam, setelah menikah dengan pria asal Australia.

Menurut Amye, dia maju sebagai calon wali kota, setelah mendapat dukungan dari masyarakat setempat, khususnya kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Selain mendapat dukungan yang banyak dari arus bawah, Amye menyebut hal itu sebagai kesempatan. Apalagi di wilayah itu kata dia, sangat menjunjung tinggi demokrasi.

Dia memilih jalur independen, karena tidak ingin terikat dengan partai politik mana pun.

"Kalau di partai kita tidak bisa menyampaikan aspirasi masyarakat dengan baik. Protes dari masyarakat, kalau melalui partai politik, tidak seluruhnya disampaikan ke Parlemen. Kalau independen kita bisa sampaikan apa saja yang diinginkan rakyat," kata Amye.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/21/174558878/dilantik-jadi-dewan-penata-kota-darwin-australia-amye-un-sumbangkan-gajinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke