Salin Artikel

Ini Alasan Banyak Kapal Asing Bebas Mondar-mandir di Laut Natuna Utara

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita menjelaskan, di Laut Natuna Utara memang banyak kapal asing.

Ini karena wilayah Laut Natuna Utara merupakan pintu masuk dari dan keluar lalu lintas kapal.

“Wilayah Laut Natuna Utara merupakan pintu masuk dari dan keluar lalu lintas kapal yang melalui Selat Sunda dan Selat Malaka,” kata Wisnu, dari rilis yang diterima, Minggu (19/9/2021).

Wisnu menjelaskan, Bakamla telah mengajukan rekomendasi kebijakan dan strategi menghadapi situasi di perbatasan termasuk di Laut China Selatan ke Kemenkopolhukam.

Dalam rekomendasi Bakamla, untuk menghadapi situasi di wilayah perbatasan, diperlukan tidak saja kehadiran aparat, tetapi juga pelaku ekonomi termasuk nelayan dan kegiatan eksplorasi ESDM serta penelitian. 

Saat ini Bakamla tengah menyusun rencana aksi terkait rekomendasi kebijakan tersebut.

Salah satunya adalah mendorong konsep pembentukan Nelayan Nasional Indonesia yang bertujuan mendorong kehadiran pelaku ekonomi sekaligus mendukung kegiatan monitoring di wilayah penangkapan ikan di Laut Natuna Utara (LNU).

Sementara, Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia mengatakan, situasi di Laut Natuna Utara tetap aman terkendali.

Nelayan tidak perlu khawatir dan bisa tetap beraktivitas sebagaimana biasanya.


Soal pernyataan ribuan kapal

Adapun Wisnu juga menjelaskan kata "ribuan” yang disampaikan oleh Sestama Bakamla Laksda TNI S Irawan.

Dia menyebut kata tersebut bermakna umum, tidak dalam waktu yang berdekatan dan juga mencakup Laut China Selatan.

“Laut Natuna Utara kan berbatasan langsung dengan Laut China Selatan,” ucap Wisnu.

Untuk diketahui, sebelumnya ramai soal Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang menyebut terdapat ratusan bahkan ribuan kapal asing di Natuna, perairan Indonesia.

Pernyataan mengenai ribuan kapal asing di perairan Indonesia ini bermula dari pernyataan Sekretaris Utama Bakamla Laksda S Irawan saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi I DPR, Senin (13/9/2021).

"Kalau kita lihat di pantauan radar atau pantauan dari Puskodal kami, sampai saat ini di daerah overlapping itu masih ada enam kapal-kapal Vietnam, pantauan radar, termasuk kapal-kapal coast guard China," kata Irawan.

"Begitu dilihat kasat mata ataupun langsung pengamatan udara, itu bahkan sampai ratusan, mungkin ribuan kapal yang ada di sana," lanjut dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/19/163657678/ini-alasan-banyak-kapal-asing-bebas-mondar-mandir-di-laut-natuna-utara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke