Salin Artikel

Viral, Video Tangis Guru Honorer Pecah, Digendong Pengawas dan Tetap Ikut Ujian PPPK meski Stroke

Guru honorer tersebut bernama Imas Kustiani (53), pengajar di SDN Wancimekar 1, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang.

Digendong oleh pengawas dan menangis haru

Akun Instagram @halokrw mengunggah ulang video dari akun @pgri_kotabaru.fc.

Terlihat Imas datang ke tempat seleksi PPPK di SMAN 3 Karawang Barat.

Imas berjalan menggunakan tongkat dibantu suaminya. Seorang pengawas kemudian berinisiatif menggendong Imas, lantaran khawatir dia terlambat mengikuti seleksi.

Di dalam kelas, panitia mendudukkan Imas di sebuah bangku peserta ujian PPPK.

Kemudian terlihat Imas menangis terharu lantaran mendapat banyak dukungan.

Video Imas tersebut ditonton sebanyak 14.275 kali. Tayangan tersebut pun mendapatkan respons dari warganet.

Semangat Imas

Nana Suhana (54), suami Imas menyebutkan, mereka datang ke lokasi tes dengan mengendarai motor.

"Pas datang saya bilang ke pengawas istri saya bilang ke pengawas, istri saya sakit jalannya agak lama. Saya mohon waktu, takut terlambat. Malah pengawas langsung menggendong istri saya," kata Nana ditemui di rumahnya, Perumahan Eka Mas Permai, Desa Pangulah Utara, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, Sabtu (18/9/2021) siang.

Bahkan, pengawas atau panitia pun sigap membantu Imas saat kesulitan mengoperasikan komputer saat ujian.

"Dia (Imas) jawabannya terisi semua," ujar dia.

Imas, kata Nana, tetap semangat ingin ikut seleksi PPPK setelah sekitar 17 tahun mengajar.

Bahkan jauh sebelum sakit pun, Imas dan rekan-rekannya aktif memperjuangkan hak para guru honorer untuk diangkat menjadi PNS.

"Sejak dulu dia semangat, sudah beberapa kali ikut seleksi CPNS sejak 2013," ungkap Nana.

Beruntung rekan seprofesi hingga kepala sekolah selalu memberi dukungan.

"Saat ini ngajar daring dari rumah, ada guru lain yang mendampingi," kata dia.

Nana pun berharap Imas dapat lolos seleksi. Dia juga ingin Imas sehat seperti sedia kala.

"Harapan kami, dia (Imas) bisa diangkat (PPPK)," ungkap dia.

Saya ingin diangkat, saya tetap semangat...

Sementara itu, Imas membenarkan jika dirinya sudah belasan tahun menjadi guru honorer.

"Saya sudah sejak 2003 mengajar di SDN Wancimekar 1," kata dia.

Imas menginginkan, dirinya dan guru-guru honorer lainnya bisa diangkat.

"Saya ingin diangkat, saya tetap semangat. Teman-teman guru saya, kepala sekolah pun meminta saya tak pupus harapan," ujar guru honorer kategori dua itu.

Mengenai honornya selama mengajar, Imas dan Nana tak mau mengungkit panjang lebar.

"Saat ini sekitar Rp 1 juta," ujarnya singkat.

Adapun penyakit stroke yang diderita oleh Imas, disebabkan karena dirinya mulanya memiliki darah tinggi. Kemudian makanan menjadi pemicunya.

Sejak saat itulah sang suami selalu membantunya.

Bahkan ketika Imas harus pergi ke sekolah, sang suami mengantarkannya menggunakan sepeda motor yang digunakannya untuk berjualan es serut keliling.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/19/061038278/viral-video-tangis-guru-honorer-pecah-digendong-pengawas-dan-tetap-ikut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke