Salin Artikel

Pertama Kali dalam 13 Tahun, Penyu Belimbing Kembali Bertelur di Pantai Ini

Anggota Pokmas (kelompok masyarakat) Wahana Bahari Paloh, Juhardi mengatakan, reptil purba ini ditemukan oleh tim monitoring Enumerator Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak dan mahasiswa Ilmu Kelautan Fakultas MIPA Untan Pontianak, yang saat itu sedang memantau dan mendata pendaratan penyu.

“Penyu belimbing itu diketahui mendarat untuk melakukan ritual peneluran. Selama 60 menit, penyu itu menjajaki pantai, kemudian kembali lagi ke laut,” kata Juhardi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/9/2021).

Menurut Juhardi, awalnya tim monitoring menemukan jejak penyu berukuran dua kali lebih besar.

Ini sesuai yang tak biasa. Setelah ditelusuri, ditemukanlah penyu belimbing yang akan bertelur.

Tak lupa, lanjut Juhardi, dilakukan observasi singkat sesuai standar operasional, hasilnya penyu tersebut memiliki panjang lengkung karapas 174 sentimeter, lebar lengkung karapas 114 sentimeter, dengan lebar jejak 194 sentimeter, serta mengambil foto bagian tubuh penyu untuk keperluan identifikasi.

Dalam proses peneluran, penyu biasanya menjajaki kawasan pantai tempat terlebih dahulu, jika dirasa nyaman, penyu akan kembali lagi dalam beberapa hari untuk membangun sarang dan meletakkan telurnya.

Juhardi menyebut, data monitoring penyu di Paloh, dalam 13 tahun terakhir, penyu belimbing hanya ditemukan sebanyak tiga kali, itu pun dalam keadaan mati terdampar atau tertangkap tidak sengaja oleh nelayan di laut.

“Ini pertama kali saya menyaksikan penyu belimbing naik ke pantai Paloh. Tapi sayangnya tidak sampai pada fase bertelur, padahal sudah sampai menggali lubang badan” ucap Juhardi.


Kepala BPSPL Pontianak, Andry Sukmoputro mengatakan, penyu mempunyai peran yang sangat penting dalam ekosistem laut.

Keberadaannya menjadi salah satu indikator kesehatan suatu perairan.

Kemunculan penyu belimbing sangat jarang terjadi, apalagi rute jelajahnya yang sangat tinggi antarnegara bahkan benua.

Andry menerangkan, berdasarkan laporan, penyu belimbing tersebut merupakan penyu dewasa dengan jenis kelamin betina.

“Tim sudah berupaya meminimalisasi gangguan sesuai aturan pemantauan, namun tampaknya faktor alami yang menyebabkan penyu tidak sampai pada fase betelur,” imbuh Andry.

Andry menambahkan, sebagai upaya perlindungan dan pelestarian penyu, pihaknya telah melakukan kegiatan monitoring dan pendataan populasi dimulai pada 2016 berkolaborasi dengan WWF Indonesia dengan menugaskan enumerator untuk mendata populasi dan melaporkan hasilnya setiap bulan.

Dalam pemantauan, penyu yang mendarat di Pantai Peneluran Paloh didominasi oleh penyu hijau atau Chelonia mydas.

Kemudian ada juga penyu sisik atau eretmochelys imbricataI dan penyu lekang Lepidochelys olivacea.

Pada 2021, jumlah penyu yang telah mendarat sudah lebih dari 1.000 ekor yang masih didominasi oleh penyu hijau.

Sebagai informasi,  Kecamatan Paloh, merupakan pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia dengan panjang sekitar 63 kilometer.

Terdata setidaknya kurang lebih ada 3.700 pendaratan penyu per tahun.

Dikatakan Andry, semua jenis penyu telah dilindungi penuh oleh Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/17/150018578/pertama-kali-dalam-13-tahun-penyu-belimbing-kembali-bertelur-di-pantai-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke