Salin Artikel

Fakta-fakta Perampokan Toko Emas di Medan, dari Perencanaan, Pelarian, Asal Senpi hingga Tempat Usaha Kini Diwajibkan Punya CCTV

MEDAN, KOMPAS.com - Sejumlah fakta-fakta kasus perampokan dua toko emas di Pasar Tradisional Simpang Limun, Medan dipaparkan Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak saat konferensi pers di Mapolda Sumut pada Rabu (15/9/2021) sore.

Mulai dari identitas para pelaku, perencanaan, pelaksanaan, pelarian, penangkapan, asal senjata yang digunakan hingga penggunaan CCTV di sepanjang jalan untuk meringkus para pelaku. 

Sebagaimana diketahui, perampokan itu terjadi pada Kamis (26/9/2021) sekitar pukul 14.00 WIB, oleh empat orang pelaku yang menurut saksi di di lokasi semua pelaku membawa senjata api. Aksi perampokan itu berlangsung cepat.

Pertama kali dua pelaku menyuruh tiarap dua orang sekuriti yang sedang berjaga. Pelaku menodong sekuruti tersebut dengan senjata laras panjang. 

Di saat itu juga dua orang lainnya memecahkan kaca di dua toko emas, sekitar 10 meter dari lokasi sekuriti berjaga. Dua toko emas itu yakni Aulia Chan dan Masrul F.

Kedua pelaku mengancam orang yang ada di dalam toko dengan senjatanya dan mengambil emas dari dalam toko itu ke dalam tas.

Sekejap saja mereka beraksi lalu kabur. Saat itu pelaku sempat meletuskan senjatanya dan menodong siapapun di pasar tersebut agar tidak mendekat. 

Para pelaku kemudian melarikan diri menuju tempat parkir yang berada di luar komplek pasar, yakni di Jalan Seksama.

Seketika keluar dari pintu gerbang pasar yang berada di samping itu, para pelaku berjalan santai dengan tetap mengarahkan senjata apinya ke arah siapapun yang meneriakinya rampok dan mencoba mendekat.

Mereka sempat beberapa kali menembakkan senjatanya.

Cerita penjual daging ayam, ketakutan sempat kontak mata dengan pelaku perampokan toko emas

Seorang penjual daging ayam, Ros, mengaku tak sempat bersembunyi karena dekatnya jarak antara pintu gerbang dengan tempatnya berjualan.

Suaminya yang duduk di belakangnya menyuruhnya untuk menyembunyikan pisau dagingnya ke laci sembari mengatakan bahwa para pelaku sudah tidak memedulikan apapun.

Ros mengaku badannya bergetar ketakutan karena salah satu pelaku yang membawa senjata api laras pendek sempat melihat ke arah matanya. 

"Suamiku langsung bilang, udah jangan ditengokin kali mereka. Diam aja, ini mereka udah nekat aja ini. Jantung ini deg-deg-an kali," katanya saat itu. 

Beberapa langkah kemudian, para pelaku sampai di parkiran sepeda motor.

Ros yang masih terpaku dan tak tahu harus berbuat apa sempat mendengar keributan tapi tak bisa melihat karena terhalang kerumunan warga yang mencoba mendekat ke pelaku.

Tiba-tiba terdengar suara letusan dan suara kendaraan digas kencang. 

Ros pun tidak menyangka bahwa orang yang dikerumuni adalah tukang parkir yang terkena tembakan dari para pelaku.

Pria itu bernama Erwin, seorang tukang parkir yang sehari-harinya memang bekerja menjaga parkiran di tempat tersebut.

"Tak nyangka rupanya dia yang ditembak. Tadinya kami ngobrol-ngobrol di sini. Mudah-mudahan tertangkap lah para pelakunya," katanya. 


Berikut fakta-fakta perampokan toko emas di Medan.

1. Tersangka lima orang, satu tewas

Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan, pihaknya menangkap lima orang tersangka perampokan itu.

Otak perampokan bernama Hendri Tampubolon (38), warga Jalan Paluh Kemiri, Lubuk Paka, Deli Serdang itu tewas ditembak, dan empat lagi ditangkap di beberapa lokasi di Sumut.

Pelaku merampok menggunakan senjata api dan mengancam satpam yang sedang berjaka termasuk kepada pemilik toko. Pelaku memecahkan kaca, mengambil emas kemudian kabur. 

Hendri, sudah beberapa kali merampok di Sumut dan Riau. Hendri juga menjadi DPO Polda Riau. Tersangka kedua yakni PS (32), warga Jalan Menteng VII, Kecamatan Medan Denai. Tersangka ketiga FA (21), warga Jalan Garu I, Kecamatan Medan Amplas. Tersangka keempat PR alias Bejo (25), warga Jalan Bangun Sari, Kecamatan Medan Johor.

Tiga pelaku yakni PS, FA dan dan PR alias Bejo adalah orang yang dipertemukan (dengan Hendri) berkat bantuan D (tersangka kelima). 

"Ide perampokan itu niat dari tersangka Hendri. Di mana Hendri yang punya senjata api laras panjang, pistol jenis FN rakitan dan revolver rakitan. Jadi yang kita amankan ada 3 senpi. Ide itu ditindaklanjuti dengan mencari orang yang mau merampok. Hendri meminta bantuan kepada D untuk mencari orang," kata Panca. 

2. Otak pelaku tewas saat rekonstruksi

Hendri tewas setelah diberi tindakan tegas terukur. Hendri ditangkap di rumah orang tuanya di Kabupaten Dairi beberapa hari yang lalu. Kemudian, pihaknya melakukan rekonstruksi di Batang Kuis terhadap Hendri. Saat itu, Hendri menncoba menyerang petugas dan hendak melarikan diri.

"Dalam pelaksanaan pengungkapan ini. Tim harus laukan tindakan tegas terukut karena pada saat dilaksanakan rekonstruksi di Batang Kuis kepada Hendri, dia mencoba meyerang petugas dan mencoba melarikan diri. Maka dilakukan tindakan tegas dan terukur kepada para pelaku," kata Panca. 

3. Ratusan peluru disita

Selain mengamankan kelima tersangka, petugas juga menyita sejumlah barang bukti berupa senjata api laras panjang dan senjata api laras pendek rakitan jenis revolver dan FN rakitan. Selain itu juga diamankan sebanyak 117 butir peluru ukuran 9 mm, 69 butir ukuran 7,62 mm, 11 butir peluru revolver ukuran 3,8 mm, Honda Beat pakaian pelaku dan termasuk rekaman CCTV. 

4. Direncanakan dan dipersiapkan dengan baik

Menurut Panca, perampokan dua toko emas itu direncanakan dengan baik. Beberapa hari sebelumnya, Hendri bertemu dengan tersangka D, warga Jalan Menteng VII, menanyakan apakah ada teman-temanya yang bisa diajak melakukan tindak kriminal. 

Beberapa hari kemudian, D mempertemukan tiga orang seperti yang diinginkan Hendri. Mereka adalah FA (21), PR alias Bejo (25), dan PS (32). Hendri menyuruh ketiganya ke Pasar Simpang Limun melakukan observasi lapangan dan mencari toko yang akan menjadi sasaran rampok. 

"Tepatnya pada tanggal 25 Agustus 2021. PS, FA dan PR alias Bejo mendatangi Pasar Simpang Limun melihat sasarannya. menentukan dan memerhatikan mana toko yang akan jadi sasarannya," kata Panca.

Ketiganya lalu melapor kepada Hendri yang kemudian merencanakan aksi perampokannya keesokan harinya. Selain direncanakan dengan baik diawali dengan ibservasi, seluruh pelaku menggunakan atau melapisi tangannya dengan plester supaya sidik jarinya tidak terlihat oleh polisi. 

Begitupun kendaraan yang digunakan merupakan hasil pencurian dengan kekerasan di Rokan Hulu oleh Hendri  dan satu lagi di Percut Sei Tuan, oleh ketiga pelaku pada 20 Agustus 2021. 


5. Pengumpulan CCTV di sepanjang jalan

Pengungkapan kasus ini tidak lepas dari penggunaan CCTV yang ada di sepanjang jalan di Kota Medan. Melalui CCTV itu, pihaknya bisa mengikuti dari mana keberangkatan, tujuan, rute jalan yang digunakan dan titik akhir para pelaku melarikan diri.

Sebelum beraksi, para tersangka berangkat dari rumah tersangka D menggunakan dua sepeda motor. Para pelaku dibagi senjata api oleh Hendri. Senjata laras pendek jenis pistol. Senjata api jenis revolver tidak digunakan. Hendri menggunakan senjata laras panjang. 

"Ini gambarnya dari rumah D kemudian di Jalan Menteng melewati Jalan Seksama, Jalan Afnawi Harahap kemudian menuju Pasar Simpang Limun. Di parkiran sepeda motor para pelaku parkirkan sepeda motornya, di depan Bejo dan Hendri. Di belakang FA dan PS," ujar Panca sambil menunjuk pada rekaman CCTV. 

Keempat pelaku berjalan menuju toko emas sebagaimana yang diobservasi sehari sebelumnya. Hndri membawa senjata laras panjang dan PS memegang senjata pistol rakitan. Terlihat dari rekaman CCTV di toko sebelah toko emas, keempat pelaku berjalan. 

"Ini menjadi pelajaran kepada seluruh pemilik toko emas, tadi saya sudah bicara sama Pak Wali Kota, harus diingatkan karena tanggung jawab keamanan bukan hanya pada pemerintah bukan hanya polisi TNI tetapi kepada masing-masing individu," kata Panca. 

6. Pelarian di tempat mancing Hendri

Selanjutnya, para pelaku melarikan diri dengan berboncengan menuju arah Balai Desa di Jalan Batang Kuis.

"Kenapa lari ke sana, ternyata itu adalah lokasi Hendri biasa mancing. Tanah kosong dan mereka mengarah ke sana okasi itu lah mereka ganti melepas bajunya kemudian menyerahkan hasil kejahatan itu kepada Hendri," kata Panca. 

Setelah itu, mereka berempat pisah. FA, PS dan PR berboncengan dengan sepeda motornya keluar dari tanah kosong tersebut. Ketiganya terekam di CCTV.

Dari hasil rekaman CCTV tersebut pihaknya mengetahui identitas para pelaku hingga akhirnya melakukan penangkapan terhadap mereka semua.  


7. Tidak ada keterlibatan anggota TNI dan Polri 

Aksi perampokan di dua toko emas direncanakan dengan baik, dipersiapkan dengan matang, dan pelaku berpengalaman serta terlatih. Panca menyebut ada isu yang berkembang cenderung mengarah pada institusi termasuk kepolisian.

Dari hasil penyelidikan, mereka melakukan hanya dalam waktu 3 menit. Dari jalan sampai pergi 8 menit. Waktu melakukan kekerasan dan pengancaman sampai mengambil 3 menit. 

Dari hasil keterangan, para pelaku memang berlatih. Sebelum beraksi mereka latihan dulu. Bahkan tinggi meja pun diukurnya setinggi pinggang. 

"Sejak saat itu kita sudah bentuk tim untuk melakukan pengejaran pemngungkapan kasu ini. Isu yang berkembang, bahwa sangat dimungkinkan pelaku ini oleh orang-orang yang berpengalaman dan cenderung mengarah pada satu institusi termasuk anggota saya. Saya tegas dengan Bapak Panglima, harus ungkap ini supaya jelas, jangan jadi bola liar dibuat isu yang tidak benar," ujarnya saat konferensi pers di Mapolda Sumut, pada rabu (15/9/2021) sore. 

8. Pelaku Diberi Rp 4 Juta Dijanjikan Rp 100 Juta 

Tersangka FA, PS dan PR mengaku baru diberi uang Rp 4 juta per orang oleh Hendri (38) dan dijanjikan Rp 100 juta jika hasil rampokan berhasil dijual.

Kepada Panca tersangka PR mengatakan dirinya bersama dengan FA dan PR sehari sebelum aksi perampokan melakukan observasi untuk mencari toko yang akan dirampok. Setelah itu, mereka melaporkannya kepada Hendri.

"Ke Pasar Simpang Limun disuruh bang Hendri. Kata bang Hendri besok kita mainkan tanggal 26 di Pasar Simpang Limun. Jadi sekarang coba lah kelen dulu pergi, coba kelen tengok di situ mana lah cocok toko besar yang menurut kelen bisa kita mainkan besok," katanya.

Saat mau beraksi, kata dia, Hendri yang menyediakan senjata api yang akan digunakan. Hendri memegang senjata api laras panjang dan dia sendiri yang memegang pistol dan di saat beraksi, dia yang memecahkan kaca dan mengambil emas di Toko Emas Aulia Chan. "Saya dijanjikan akan dikasih Rp 100 juta nantinya pak," katanya.

Dia sempat menanyakannya kenapa harus pakai plester kepada Hendri dan dijawab bahwa itu agar tidak ada tertinggal sidik jari. PS mengaku baru sekali merampok toko emas. Namun juga pernah beberapa kali melakukan tindak kriminal.

"Cuma ambil kereta (sepeda motor) pak. Di (daerah) Adolina. Sebelumnya pernah masuk di Tanjung Gusta, kena 2 tahun dijalani 1 tahun 15 hari. Yang pertama kasus 303, judi jackpot. Yang kedua 365, 2 kali. Tiga kali saya pak," katanya. 

Tersangka FA alias Bejo, mengaku belum pernah masuk penjara. Dia selama ini  bekerja. Kepada Panca dia menjawab alasannya mau ikut terlibat dalam aksi perampokan toko emas.

"Karena duit lah pak. Katanya Rp 100 juta. Karena emas sudah dikumpuli, satu tas semua, terus dibagi lah duit uang Rp 4 juta per orang. Terus dibilang pokoknya kelen (kalian) harus percaya sama abang. Kalo emas ini nanti abang yang jual. Nomor kalian tetap aktif, tunggu kabar abang selanjutnya," katanya.  

Tersangka PR mengaku dirinya juga dijanjikan Rp 100 juta oleh Hendri. Dia pun mengaku sudah pernah beberapa kali masuk penjara di Tanjung Gusta selama 1 tahun 6 bulan karena menggelapkan handphone dan 3 tahun 6 bulan karena menggelapkan sepeda motor. 


9. Perkenalan di penjara

Tersangka D mengatakan dirinya tidak tahu bahwa aksi yang dilakukan Hendri dkk adalah merampok toko emas. Dia sendiri kenal dengan Hendri sejak masih SD. Hendri, kata dia, lahir dan besar di Jalan Menteng VII. Kemudian tidak pernah terlihat sekitar 10 tahunan dan tiba-tiba muncul. 

"Dek, ada gak kawan-kawanmu yang pemain kriminal, gak ada dia bilang toko emas. Gak ada kasih tau kriminal apa. Gak ada dikasih apa-apa, hanyua dijanjiin pokoknya Abang kasih lah kalo udah jumpa," kataya. 

Alasan D mempertemukan FA, PR dan PS kepada Hendri karena ketiganya pernah berpesan kepadanya. "Mereka bilang gini pak, kalo ada teman yang ngajak kriminal-kriminal. Itu mereka bertiga yang bilang. Kami ketemu di rutan. Waktu 2020. Kenalnya sama PS dan FA," ujarnya. 

10. Larikan 6,8 Kg emas

Panca menambahkan, dalam aksinya, para pelaku menggondol sebanyak 6,8 kg emas dari Toko Emas Aulia Chan dan Toko Emas Masrul F. "Setara dengan Rp 6,5 miliar. Kalau di-kurs-kan dengan harga emas. Tidak ada yang hilang karena sudah ditunjukkan sama korban," katanya. 

11. Senjata api dibeli di Aceh

Panca menambahkan, senjata api yang digunakan para pelaku dibeli dari seseorang di Aceh. Baik senjata api laras panjang, jenis FN dan pistol kesemuanya rakitan. Begitupun dengan ratusan peluru yang disita, selongsong yang ditemukan di lokasi, maupun proyektil yang ditembakkan ke leher penjaga parkir berinisial YAS telah identik. 

"Berdasarkan uji balistik nomornya tidak ada di register kita. Ini semua buatan pabrikan. Ini yang jelas oleh pelau dibeli di Aceh. Jadi senjata ini kita duga dulu hasil pada masa-masa yang lalu di Aceh, dibeli Hendri di Aceh," katanya. 

12. Tempat usaha wajib punya CCTV

Pengungkapan kasus perampokan dua toko emas itu tidak lepas dari rekaman CCTV.

Belajar dari kejadian tersebut, Panca mewajibkan semua tempat usaha, jalan diwajibkan agar dengan CCTV karena dapat menjadi bagian atau salah satu cara mengungkap suatu tindak pidana. 

Panca menjelaskan kronologi perampokan sambil menayangkan video rekaman CCTV melalui dua televisi layar besar di samping kirinya. Penyelidkkan kasus ini dilakukan dengan mengumpulkan CCTV baik dari pemko Medan, Dinas Perhubungan Kota Medan maupun milik Polda Sumut dan menjadi salah satu bukti yang tak terbantahkan. 

"Dari kedua toko emas 6,8 kg, setara dengan Rp 6,5 miliar. kalau di-kurs-kan dengan harga emas. Tidak ada yang hilang karena sudah ditunjukkan sama korban," katanya. 

https://regional.kompas.com/read/2021/09/17/114419578/fakta-fakta-perampokan-toko-emas-di-medan-dari-perencanaan-pelarian-asal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke