Salin Artikel

“Mereka Lebih Baik Tidak Dapat Beras 20 Kg daripada Harus Vaksin”

KOMPAS.com - Sebanyak 486 ton beras menumpuk di kantor Kelurahan Debong Kidul, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Jawa Tengah.

Karung-karung beras bantuan sosial (bansos) tersebut sedianya diperuntukkan bagi 243 kepala keluarga (KK). Tiap KK mendapat jatah 20 kilogram beras.

Hanya saja, karung-karung beras itu hingga kini belum tersalurkan.

"Karena belum semua tersalurkan, ada 486 ton beras masih menumpuk di Kantor Kelurahan selama 20 hari terakhir," ujar Lurah Debong Kidul Erni, Kamis (16/9/2021).

Kata Erni, sebagian besar warga yang belum mengambil beras bansos beralasan enggan divaksin.

Erni menerangkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal mensyaratkan kepada penerima bansos beras 20 kilogram untuk wajib menjalani vaksinasi Covid-19.

"Banyak warga yang berkeyakinan agar tidak divaksin. Saya dan dinas sosial, camat, sudah door to door yang belum dapat bansos saya undang semua. Namun, kebanyakan memang menolak divaksin. Mereka lebih baik tidak dapat beras 20 Kg daripada harus vaksin," ucapnya.

Tanggapan Ketua DPRD

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tegal Kusnendro meminta agar Pemkot Tegal tak lagi mensyaratkan penerima bansos harus sudah divaksin Covid-19.

"Bantuan ini tidak ada korelasinya dengan vaksinasi. Karena bansos untuk mereka yang terdampak pandemi. Dan beras ini sudah dibeli. Kalau tidak kunjung diberikan maka kualitas akan menurun," tuturnya.

Oleh karena itu, dia meminta Pemkot untuk segera menyalurkan bantuan sosial tersebut.

"Jangan sampai Pemkot dan warga sama sama bertahan. Pemkot bertahan tidak mau memberikan karena syarat vaksin, dan warga bertahan tidak mau divaksin. Maka saya minta agar bantuan beras segera diberikan agar tidak sia-sia," jelasnya.

Erni menuturkan, dirinya sudah berusaha memberikan pemahaman kepada warga soal pentingnya vaksinasi Covid-19.

"Saya selalu berkomunikasi dengan dinsos. Termasuk menerjunkan TKSK, namun tetap warga menolak untuk vaksin dan lebih baik tidak dapat beras. Saya sudah coba berbagai cara. Sosialisasi sudah, turun ke lapangan sudah berkali-kali," ungkapnya.

Erni mengatakan, tujuan vaksinasi adalah untuk menciptakan kekebalan kelompok, sehingga warga terlindungi dan menjadi sehat.

"Tujuannya agar semua warga kita sehat. Standar WHO 85 persen warga divaksin. Sekali lagi bukan utama kejar target capaian vaksin, namun agar warga sehat semua," paparnya.

Adapun bagi penerima bansos yang tidak bisa divaksin lantaran penyakit, harus bisa dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter.

"Kalau mereka sudah diperiksa dan tidak layak divaksin misal karena penyakit maka ada surat keterangan dari dokter yang menandatangani dan diketahui oleh saya. Maka selanjutnya tetap bisa diambil bansosnya," imbuhnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Tegal, Tresno Setiadi | Editor: Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2021/09/17/103908778/mereka-lebih-baik-tidak-dapat-beras-20-kg-daripada-harus-vaksin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke