Bupati Blora, Arief Rohman sempat turun ke lokasi meninjau kondisi air tersebut yang masih berwarna hitam di daerah Ngloram.
Setelah itu, dia melaporkannya ke Mabes Polri.
"Terkait Bengawan Solo saya kemarin sudah ke lapangan, saya sudah koordinasi dengan Pak Gubernur dan juga Mabes Polri dalam hal ini Bareskrim," ucap Arief Rohman saat ditemui Kompas.com, di kantornya, Senin (13/9/2021).
Menurutnya, Bareskrim Polri telah memerintahkan Polda Jateng untuk mengindentifikasi penyebab tercemarnya air Bengawan Solo.
Arief menjelaskan pencemaran air Bengawan Solo sudah menjadi peristiwa tahunan yang kerap dijumpai pada musim kemarau.
"Memang ini kendala tahunan kita, kita ini enggak berdaya karena lokasi pabriknya enggak di Blora," katanya.
Arief menilai permasalahan pencemaran air di Bengawan Solo merupakan kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Masalah ini juga pekerjaan rumah dari aparat penegak hukum untuk menindak oknum-oknum tak bertanggung jawab yang membuang limbah ke sungai tersebut.
Sebab, dengan tercemarnya air Bengawan Solo, sekitar 12.000 pelanggan PDAM di lima kecamatan se-kabupaten Blora tidak dapat menerima pasokan air.
"Sementara sumber air kita ya dari Bengawan Solo, dulu ada SPAM ini karena Blora daerah kering, andalan kita ya di Bengawan Solo, kalau Bengawan Solo tercemari ya 12.000 pelanggan langsung off sehingga kita sangat kesusahan terkait ini," jelasnya.
Maka dari itu, Arief berharap agar pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dapat bersama-sama menangani masalah tahunan tersebut.
"Jadi kita harap ini sinergi antara pemerintah pusat dan provinsi untuk membantu kami agar persoalan air setiap kemarau datang pasti problemnya seperti ini, semoga ini segera bisa teratasi," terangnya.
https://regional.kompas.com/read/2021/09/13/150403378/bengawan-solo-tercemar-limbah-ciu-bupati-blora-lapor-bareskrim-polri