Salin Artikel

Didaftarkan ke BSN Bersama Aksara Sunda dan Bali, Huruf Jawa Diharap Bertambah Penggunanya

Upaya ini dilakukan oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia yang mendapat dukungan dari banyak pihak. Untuk aksara Jawa, dapat dukungan dari Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan DIY, Setya Amrih Prasaja mengatakan, terdapat tiga hal yang perlu didorong dalam memasifkan penggunaan aksara.

Ketiganya yakni, pelaziman dalam kehidupan sehari-hari, ranah pembelajaran dan ranah birokrasi untuk dipergunakan secara intensif.

Dia menambahkan, menggelorakan penggunaan aksara Jawa di ranah digital, memerlukan akselerasi dan pelaziman agar terlihat nyata dan mampu membangkitkan kembali kebanggaan masyarakat Yogyakarta.

"Sebagai wujud komitmen membumikan eksistensi aksara Jawa ini, Dinas Kebudayaan DIY mengambil inisiatif menggelar beberapa event dalam rangka memeriahkan Hari Aksara Internasional," kata Amrih, melalui rilis ke Kompas.com, Jumat (10/9/2021).

Salah satunya, yakni pencanangan Yogyakarta sebagai "Kota Hanacaraka".

"Momentum Hari Aksara Internasional dapat kita jadikan sebagai jalan untuk memaknai kembali keistimewaan Yogjakarta agar lebih dapat dirasakan dan diperlihatkan dengan penuh kebanggaan,” lanjut Amrih.

Sementara Wakil Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia Bidang Pengembangan Usaha, Pemasaran, dan Kerjasama Heru Nugroho mengatakan, aksara merupakan sebuah dasar budaya.

"Yogya dengan budaya Jawanya yang cukup kental, bahkan bisa dianggap sebagai lokomotif, untuk membawa gerbong kebudayaan Jawa," katanya.


Aksara Sunda

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebelumnya mengatakan jika pada dasarnya upaya melestarikan budaya merupakan kewajiban dan keharusan, terlepas ada atau tidaknya pengakuan internasional.

Untuk itu, Pemprov Jabar juga mendukung upaya digitalisasi aksara Sunda, yang dilakukan oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia.

Di tahun 2021, Ridwan Kamil mengajak semua stakeholder untuk saling berdiskusi, memberi masukan dan inovasi baru agar ke depannya bisa sama-sama melestarikan budaya, bahasa dan aksara Sunda.

"Ada atau tidak ada pengakuan internasional, semangat pelestarian budaya ini adalah kewajiban. Kita direkognisi oleh lembaga internasional, itu adalah sebuah kebanggaan. Tapi tidak menghalangi semangat kita, katakanlah masih belum berhasil, semangat melestarikan dimensi-dimensi kebudayaan adalah sebuah keharusan," kata Emil, sapaan akrabnya, beberapa waktu lalu. 

Aksara Bali

Keseriusan pemerintah daerah Bali tertuang dalam Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. Kemudian, Peraturan Gubernur Bali No. 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. Selain itu juga dalam penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

Rektor Universitas Udayana Bali, Anak Agung Raka Sudewi mengatakan, sebagai kampus berbasis budaya, Universitas Udayana Bali memiliki kepentingan sosial untuk mendukung program digitalisasi aksara Bali.

Menurut dia, aksara Bali merupakan salah satu kekayaan budaya Bali yang keberadaannya perlu mendapat perhatian serius.

"Keberadaan aksara Bali sudah mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah Bali," ujar Anak Agung Raka Sudewi melalui rilis ke Kompas.com, Minggu (8/11/2020).

Untuk itu, Universitas Udayana Bali sudah menggelar lomba pembuatan laman website dengan konten aksara Bali pada 2020 lalu.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/10/201058178/didaftarkan-ke-bsn-bersama-aksara-sunda-dan-bali-huruf-jawa-diharap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke