Salin Artikel

BOR RSLI Surabaya Turun, Pengelola: Jangan Lengah, Antisipasi Varian Baru

Saat ini keterisian tempat tidur di RS Lapangan Indrapura hanya 38,3 persen dari total 410 tempat tidur.

Penanggung jawab RSLI Surabaya dr Samsulhadi mengungkapkan, dari jumlah keseluruhan tempat tidur, yang terpakai saat ini hanya 157 unit.

Delapan di antaranya digunakan pasien reguler atau pasien umum (mandiri). Sedangkan 149 adalah pasien Pekerja Migran Indonesia (PMI).

"Saat ini yang dirawat Alhadulillah hanya 157 pasien. Mengapa dikatakan ”hanya” karena RSLI dalam satu hari pernah merawat 398 pasien pada bulan Juli dan inden (pasien antre) tertinggi saat itu hingga 233 orang," ucap Samsulhadi.

Samsulhadi menyebutkan, BOR RSLI Surabaya pernah berada di posisi tertinggi pada bulan Juni sebesar hampir 98 persen.

Akan tetapi saat ini RSLI telah membantu negara mendongrak tingkat kesembuhan sekarang sebesar 98,34 persen, dengan total pasien sembuh sebanyak 9.631 penyintas.

"Kalau sekarang sudah tidak ada lagi pasien yang inden, tetap waspada jangan lengah kita akan antisipasi munculnya varian baru," papar dia saat dikonfirmasi, Kamis (9/9/2021).

Didominasi pasien PMI

Samsulhadi menuturkan, pasien yang ditangani didominasi oleh PMI yang masih terus berdatangan dari luar negeri.

Kebanyakan PMI yang datang saat ini dari negara Hongkong, Brunei, Malaysia, Singapura, Taiwan, hingga Timur Tengah. 

"Meskipun demikian, kami sedang mencermati pasien PMI. Untuk penanganan pasien PMI, kita sangat ekstra antisipasi, terutama kemungkinan varian baru muncul, jangan sampai ada ledakan kasus kembali terulang," cetus dia.

Belakangan, RSLI menemukan pasien Covid-19 dengan kondisi tak wajar.

Pasien itu memiliki nilai CT Value sangat rendah hingga di angka 1,8. Tak hanya itu, CT Value pasien itu tak berubah, meski telah dirawat hampir dua pekan.

Terhadap temuan itu, RSLI bergegas untuk memastikan dengan melakukan uji laboratorium.

“Yang CT Value 1,8 itu. Ini fenomena baru dan masih kita tindak lanjuti. Karena fenomena yang aneh, saya sudah meminta dr. Fauqa untuk menindaklanjutinya,” tutur Samsulhadi.

Dia meminta kepada masyarakat agar tetap waspada dan selalu menerapkan protokol kesehatan.

“Kita ingat betul akhir tahun melandai, awal tahun meledak, pada Januari-Februari. Kemudian melandai hingga Mei, namun kembali meledak pada Juni dan Juli," ungkap dia.

Samsul menjelaskan, awal Juni 2021 nakes dan para relawan RSLI sempat merawat 980 pasien, dan Juli sebanyak 1.082 pasien.

Kemudian, masuk bulan Agustus angkanya mulai turun hingga 625 pasien.

"Masyarakat harus tetap menjalankan protokol kesehatan 6M dan semua pemangku kepentingan juga tetap menjalankan 3T hingga nantinya pandemi dinyatakan selesai oleh pemerintah,” kata Samsulhadi.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/09/162137378/bor-rsli-surabaya-turun-pengelola-jangan-lengah-antisipasi-varian-baru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke