Salin Artikel

Pelajar SMK Meninggal Usai Divaksin, Ternyata Sedang dalam Pengobatan

Cahyono ditemukan meninggal dunia di kamarnya.

Sebelumnya, dia sempat mengeluhkan badan yang terasa nyeri dan lemas usai disuntik vaksin.

Ibu kandung Cahyono, Ani Anggraeni (40) mengatakan, anaknya sebenarnya dalam kondisi pemulihan pengobatan penyakit lambung.

Bahkan, Cahyono masih mengonsumsi sisa obat penyakit lambungnya saat ikut belajar tatap muka di sekolah dan saat proses vaksinasi.

Sebelum disuntik vaksin, menurut Ani, Cahyono juga telah menyampaikan informasi mengenai riwayat penyakit dan pengobatan kepada petugas vaksinasi.

"Kejadiannya begini, awalnya anak saya sakit lambung dan berobat ke dokter. Saat mulai sehat dan masa pemulihan, anak saya belajar tatap muka di sekolahnya mulai Senin. Hari Rabu, anak saya bilang akan divaksin, disuruh sekolahnya. Padahal saya mewanti-wanti ke anak saya, bilang saja ke petugasnya masih pemulihan dan masih makan obat, pasti nanti tidak akan divaksin," kata Ani kepada Kompas.com, Rabu (8/9/2021).

Namun, Ani kaget saat anaknya pulang dari sekolah dan mengatakan bahwa sudah disuntik vaksin.

"Pas pulang sekolah, anak saya bilang lemas badannya, karena sudah divaksin. Saya pun kaget," kata Ani.

Ani dan suaminya khawatir, karena wajah anaknya pucat dan badannya lemas.

Bahkan, motor anaknya terpaksa diantar oleh teman sekolah, karena Cahyono sudah tidak kuat mengendarai motor sendiri.

Akhirnya, Cahyono diminta beristirahat.

"Malam harinya, anak saya sempat pulih dan bisa kembali usai istirahat dari siang sampai sore tidur. Bahkan, sama saya dan suami dan adiknya, sempat makan malam bersama dulu," ujar Ani sembari berlinang air mata.

Kemudian, anaknya beserta keluarganya pun tertidur.

Selanjutnya, Cahyono dan orangtuanya terbangun untuk menunaikan shalat subuh.

Cahyono sempat berkata bahwa dia ingin shalat subub lebih dulu.


Namun, di tempat beribadah sedang ada sang Ayah yang sedang shalat subuh.

"Saat itu, saya mendengar isakan anak saya keras beberapa kali seperti sesak napas. Eu... eu... eu... seperti itu suaranya. Tak berselang lama, anak saya langsung meninggal di kamar saat hendak shalat subuh," kata Ani.

Ani dan keluarganya merasakan duka mendalam, karena kehilangan anak lelakinya yang pernah berprestasi sebagai tim marching band tingkat daerah.

Ani dan keluarga pasrah dengan kejadian yang menimpa anak kandungnya tersebut.

"Saat mau shalat subuh, anak saya sesak dan langsung meninggal dunia," ujar Ani sembari menunjukkan sisa obat yang dikonsumsi anaknya.

Pihak keluarga mempertanyakan prosedur vaksinasi

Ayah kandung korban, Nono (40), menyatakan bahwa dirinya dan keluarga besar tidak pernah menyalahkan program vaksinasi.

Namun, pihak keluarga mempertanyakan prosedur vaksinasi dan skrining yang dilakukan petugas medis.

Apalagi seperti yang menimpa Cahyono, di mana vaksinasi dilakukan terhadap orang yang sedang sakit dan sedang dalam masa pengobatan.

"Saya kan tanya ke anak saya, waktu itu bilang enggak ke petugas medisnya kalau masih sakit. Kata anak saya, 'bilang Pak'. Nah, biasanya kan observasi kalau ada yang sakit enggak boleh divaksin, kenapa ini masih disuntik saja?" kata Nono.

Menurut Nono, sesuai keterangan anaknya, petugas vaksinasi mengatakan bahwa tidak masalah disuntik vaksin, karena tidak akan berpengaruh terhadap sakit lambung yang dialami.

Nono hanya berharap, kejadian yang dialami anaknya tidak terulang lagi oleh orang lain.

"Saya dan keluarga selama ini tidak menyalahkan program vaksinasi Pak Jokowi, tapi saya dan keluarga bertanya, kenapa prosedurnya enggak hati-hati. Kalau ada yang mau disuntik vaksin dan mengaku sakit, ya jangan dipaksakan divaksin dan enggak usah bilang tidak akan apa-apa," kata Nono.

Penyebab kematian menurut Dinkes

Kronologi kejadian yang dialami Cahyono dibenarkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Harun Arasyid.

Namun, sesuai hasil obervasi, kasus meninggalnya Cahyono akibat adanya penyakit bawaan, dan bukan akibat vaksin Covid-19.

Pihak Dinkes telah melakukan investigasi mengenai awal mula pelajar tersebut menerima vaksin, mulai dari pihak sekolah sampai petugas medis yang melakukan penyuntikan.

"Kami sudah investigasi secara kedinasan, hasil investigasinya, pelaksanaannya sesuai mekanisme dan sudah selesai, serta tak ditemukan masalah. Peserta ini lemas, kemudian meninggal dunia. Untuk vaksin tak ada masalah dan pesertanya dalam kondisi lemah. Sebelumnya, dia punya penyakit tertentu atau bawaan yang kami tidak ketahui. Soalnya kalau kondisi seperti itu harusnya masih kondisi prima," kata Harun saat dikonfirmasi.


Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum telah mendatangi rumah keluarga korban di Ciamis.

Uu pun mendengar keluhan keluarga korban, begitu juga keterangan Dinkes.

Namun, penyebab pasti kematian masih dalam proses obervasi lebih lanjut.

"Iya, kalau meninggal sudah divaksin memang betul, terlebih anaknya sedang sakit saat disuntik. Saya datang kemarin khsusus untuk menyampaikan duka mendalam bagi keluarga korban sesuai perintah Pak Gubernur Jabar, Pak Ridwan Kamil," kata Uu.

Selain Uu, pihak sekolah hingga Bupati Ciamis Herdiat Sunarya telah berkunjung ke rumah Cahyono.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/08/132350578/pelajar-smk-meninggal-usai-divaksin-ternyata-sedang-dalam-pengobatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke