Salin Artikel

Cerita Warga Keracunan Usai Santap Nasi Berkat: Reaksinya Enggak Langsung

KOMPAS.com - Puluhan warga Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, diduga keracunan makanan usai menyantap nasi berkat dari sebuah pengajian di Mushala Nuru Huda, Kamis (2/9/2021).

Salah satu warga yang menjadi korban keracunan bernama Nurjanah (43) mengatakan, setelah memakan nasi berkat dengan lauk telur, urab, tempe, dan bobotok tersebut perutnya keram.

Bukan itu saja, ia juga mengaku terus buang air besar (BAB), dan muntah-muntah.

"Reaksinya enggak langsung. Kerasa malam Jumat," ujar Nurjanah saat ditemui Kompas.com di Puskesmas Kotabaru, Sabtu (4/9/2021).

Setelah mengalami gejala tersebut dan belum juga membaik, Nurjanah pun dilarikan Puskesmas Kotabaru.

Kata Nurjanah, makanan pada pengajian itu dimasak secara bersama oleh warga.

Nurjanah mengatakan, pada saat pengajian itu yang datang lebih banyak dari biasanya.

"Ada 50-60 orang yang datang," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kotabaru Sari Ali Astuti mengatakan, pada umumnya kondisi warga yang mengalami keracunan dalam kondisi baik.

Awalnya, kata Sari, puluhan korban keracunan makanan itu dibawa ke Puskesmas Cikampek Utara.

Namun, lanjutnya, karena tidak pelayanan rawat inap, mereka lalu dibawa ke Puskesmas Kotabaru untuk mendapatkan perawatan intesif hingga ada yang dirawat inap.


Masih kata Sari, ada sekitar 21 warga yang ditangani di puskesmasnya.

"Saat ini tersisa 11 warga yang dirawat," ujarnya.

Dalam pelayanannya, kebanyakan warga diberikan pertolongan berupa cairan infus.

Cairan infus diberikan kepada mereka yang mengalami gejala diare dan muntah.

"Yang rawat jalan juga sudah kami beri oralit," ungkapnya.

Satu orang meninggal dunia

Dikutip dari TribunJabar.id, Sekretaris Desa Cikampek Utara Bayu Rahayu mengatakan, kejadian itu bermula ketika warga memakan nasi berkat usai melaksanakan pengajian.

"Jadi pengajian rutin setiap hari Kamis. Tetapi karena kasus Covid-19 kemarin meningkat. Terus kasus mulai reda, pengajian ada lagi. Karena baru ada lagi itu pengajian pakai makan-makan," kata Bayu, Sabtu, dikutip dari TribuJabar.id.

Kata Bayu, ada 37-an warga yang mengalami keracunan. Satu orang meninggal dunia. 

Lanjutnya, satu orang yang meninggal dunia atas nama Ipah Casripa. Ipah meninggal dunia saat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

"Jadi saat pengajian Ibu Ipah ini MC-nya. Lalu malamnya ia dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia," ujarnya.


Saat kejadian tersebut, lanjutnya, pihaknya langsung menerjunkan ambulans dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.

"Ini menjadi pelajaran buat kita semua," ujarnya.

Polisi periksa 10 orang

Setelah kejadian itu, polisi memeriksa 10 orang untuk melakukan pendalaman terkait dengan kasus tersebut.

"Sejumlah 10 orang saksi telah kami periksa dari penyelenggara kegiatan, korban dan penyedia makanan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Karawang AKP Oliestha Ageng Wicaksana kepada wartawan, Minggu (5/9/2021).

Kata Oliestha, dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa makanan dari pengajian itu dibuat empat orang.

Nasi timbel, telur balado, botok (udang kering dengan kelapa) sebanyak 15 porsi dimasak oleh E dan ibunya A (73).

Kemudian, tempe bacem dimasak oleh I, dan urap dimasak oleh ET.

Polisi masih mencari sisa makanan untuk dijadikan sampel dan diperiksa di laboratorium.

"Selain itu, kita juga mengambil sampel darah, urine dan muntahan korban," ungkapnya.

 

(Penulis Kontributor Karawang, Farida Farhan | Editor Dony Aprian, Abba Gabrillin)/TribunJabar.id

https://regional.kompas.com/read/2021/09/06/064059378/cerita-warga-keracunan-usai-santap-nasi-berkat-reaksinya-enggak-langsung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke