Setelah dilakukan pencarian, Nenek Yuliana di temukan di lembah dekat desa oleh seorang polisi yang bernama Bripka Andi Panie.
Saat ditemukan, Yuliana sedang mengumpulkan kayu dan mengenakan pakaian lusuh.
Hilang di hutan karena pikun
Sebelum dinyatakan hilang, Yuliana keluar dari rumahnya dan pamit hendak mengunjungi anak mantunya di Kampung Baru, kelurahan Aplasi.
Namun ia tak kunjung pulang. Keluarga menduga Yuliana tersesat di wilayah hutan perbukitan Fatu Fue yang berada di antara Desa Oesena dan Kelurahan Aplasi.
Keluarga pun lapor ke polisi dan berkomunikasi dengan pemangku adat wilayah Tunbaba, Kecamatan Miomaffo Timur lokasi hilangnya Yuliana.
Sekitar pukul 21.00 Wita, Bhabinkamtibmas Aplasi Bripka Andi Panie bersama keluarga bergegas ke Tunbaba untuk mengikuti proses adat pencarian Yuliana.
Setelah melakukan prosesi adat, pencarian Yuliana mulai dilakukan di sebuah mata air lokasi saksi terakhir kali melihat Yuliana melintas.
Hingga tengah malam, mereka menyisir sepanjang lembah kali kering dibantu cahaya senter. Pencarian dihentkan karena malam semakin larut dan alat penerangan kehabisan baterai.
Saat itu Bripka Andi bersama keluarga sepakat untuk membagi tim dalam kelompok-kelompok. Sebagian melalui gunung dan sebagian lagi mencari menyusuri lembah.
Titik pertemuan berada di lokasi warga yang sempat melihat Yuliana terjatuh dari tebing dan menghilang.
Bipka Andi bersama warga kemudian memanjat tebing untk melihat lokasi Nenek Yuliana terjatuh.
“Saya bersama saksi dan dua orang masyarakat memanjat tebing untuk melihat secara langsung lokasi Nenek Yuliana jatuh,” kata Andi.
“Ada bekas orang jatuh sepanjang dua meter. Setelah itu, kami pun turun kembali ke bawah dan menuju ke lokasi saksi kedua yang sempat melihat Nenek Yuliana melintas di kebun, ke arah mata air," sambung Andi.
Mereka kemudian kembali menyusuri perbukitan di Kampung Fatu Fue.
Pencarian hari kedua tak membuahkan hasil. Bripka Andi kemudian menyarankan keluarga membuat laporan resmi terkait orang hilang di Polres TTU.
Bripka Andi juga sempat memberi saran agar keluarga mencari orang pintar untuk bisa memberi petunjuk.
“Ada petunjuk bahwa Nenek Yuliana dibawa oleh seorang anak perempuan dan besok 1 September sebelum pukul 09.00 Wita akan ditemukan sebuah pondok perkebunan paling terakhir,” kata Andi.
Dalam perjalanan, mereka menemukan bekas kaki orang dewasa dan anak kecil di atas pasir. Jejak itu pun terus diikuti hingga mencapai lebih kurang 200 meter.
Nenek Yuliana akhirnya berhasil ditemukan oleh Bripka Andi sedang duduk di dalam lembah sambil mengumpulkan kayu api dan mengenakan baju lusuh.
Bripka Andi Panie kemudian menggendong sang nenek sambil berteriak meminta bantuan.
Sekitar 100 meter kemudian, keluarga mulai bermunculan dan mereka menggendong Nenek Yuliana secara bergantian menuju ke titik kumpul di mata air.
"Suasana bercampur aduk. Antara sedih dan senang. Disambut tangisan haru keluarga," kata Andi
Ia juga meminta bantuan tim Polres TTU untuk mengevakuasi Nenek Yuliana, karena jarak ke perkampungan sekitar 5 kilometer.
Sejumlah anggota polisi lalu mendatangi lokasi dan mengevakuasi Nenek Yuliana menuju rumahnya.
“Puji Tuhan, saya merasa bersyukur karena berkat campur tangan Tuhan dan dukungan dari keluarga, masyarakat dan semua pihak yang turut membantu proses pencarian selama tiga hari dua malam dengan cara masing-masing sehingga Nenek Yuliana Naibobe dapat ditemukan dalam keadaan selamat,” kata Bripka Andi.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Sigiranus Marutho Bere | Editor : Pythag Kurniati)
https://regional.kompas.com/read/2021/09/02/145400678/kisah-nenek-yuliana-hilang-3-hari-di-hutan-kondisi-pikun-dan-ditemukan-di
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan