Salin Artikel

Perjuangan Bripka Andi, 3 Hari Susuri Hutan dan Gendong Nenek Yuliana yang Sempat Hilang

Setelah berhari-hari melakukan pencarian, Bripka Andi yang menemukan nenek bernama Yuliana Naibobe (74) itu pun menggendong lansia tersebut agar dapat bertemu dengan keluarganya.

Hilang di hutan karena pikun

Peristiwa itu bermula ketika warga di Kelurahan Aplasi, Kecamatan Kota Kafemenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT, dihebohkan dengan kabar hilangnya seorang lansia, Senin (30/8/2021).

Nenek bernama Yuliana, warga Kelurahan Kefa Tengah, itu hilang karena memiliki masalah ingatan atau pikun.

Salah satu keluarga lansia tersebut kemudian menghubungi Bhabinkamtibmas Aplasi Bripka Andi Panie.

Keluarga menginformasikan bahwa Yuliana hilang di wilayah perbukitan Fatu Fue yang terletak di antara Desa Oesena, Kecamatan Miomaffo Timur, dan Kelurahan Aplasi.

Yuliana keluar dari rumahnya hendak mengunjungi anak dan menantunya di Kampung Baru, Kelurahan Aplasi. Namun, dia tak kunjung pulang dan diduga tersesat di hutan.

Bripka Andi lantas menyarankan agar proses pencarian didahului dengan berkomunikasi bersama pemangku adat wilayah Tunbaba, Kecamatan Miomaffo Timur.

Sebab, lokasi menghilangnya Yuliana berada di wilayah Tunbaba.

Sekitar pukul 21.00 Wita, Bripka Andi bersama keluarga dan beberapa warga bergegas menuju ke Tunbaba untuk prosesi adat.

Kemudian pada pukul 22.00 Wita, prosesi adat pun dimulai.

Atas petunjuk yang didapat, pihaknya langsung menuju ke lokasi saksi terakhir melihat Yuliana melintas, yakni ke arah sebuah mata air di bagian timur.

Jarum jam menunjukkan pukul 23.00 Wita. Proses pencarian terus berlanjut dengan menyisir sepanjang lembah kali kering dibantu penerangan senter seadanya.

Setiap pondok perkebunan pun menjadi sasaran pencarian, tetapi Yuliana belum juga ditemukan.

Pencarian pun dihentikan lantaran malam semakin larut dan alat penerangan kehabisan baterai.

“Saat itu saya meminta maaf kepada keluarga ibu Yuliana untuk mengentikan pencarian dan dilanjutkan 31 Agustus, dan keluarga pun mengiyakan,” ucap Bripka Andi kepada Kompas.com, Kamis (2/9/2021).

Sebagian melalui gunung dan sebagian lagi mencari menyusuri lembah.

Titik pertemuan berada di lokasi warga yang sempat melihat Yuliana terjatuh dari tebing dan menghilang.

Setelah tiba di lokasi titik pertemuan, Bripka Andi sempat menanyakan gambaran serta lokasi korban terjatuh kepada seorang warga yang menjadi saksi mata.

“Saya bersama saksi dan dua orang masyarakat memanjat tebing untuk melihat secara langsung lokasi Nenek Yuliana jatuh,” kata Andi.

“Ada bekas orang jatuh sepanjang dua meter. Setelah itu, kami pun turun kembali ke bawah dan menuju ke lokasi saksi kedua yang sempat melihat Nenek Yuliana melintas di kebun, ke arah mata air," sambung Andi.

Selanjutnya, pukul 09.00 Wita, pencarian dilanjutkan ke arah mata air hingga berujung di puncak perbukitan yang berjarak sekitar enam hingga tujuh kilometer.

Pencarian pun berlangsung hingga sore hari, tetapi tak juga membuahkan hasil.

Bripka Andi bersama keluarga dan warga memutuskan untuk mengentikan proses pencarian.

Andi menyarankan agar keluarga membuat laporan resmi orang hilang ke Polres TTU.

Pukul 20.00 Wita pencarian dimulai di sekitar perkampungan perbukitan Kampung Fatu Fue.

Hingga pukul 00.30 Wita, Nenek Yuliana tak kunjung ditemukan, sehingga mereka pun pulang.

Bripka Andi sempat memberi saran agar keluarga mencari orang pintar untuk bisa memberi petunjuk.

“Ada petunjuk bahwa Nenek Yuliana dibawa oleh seorang anak perempuan dan besok 1 September sebelum pukul 09.00 Wita akan ditemukan sebuah pondok perkebunan paling terakhir,” kata Andi.

Selanjutnya, pada pagi hari pukul 06.00 Wita, Bripka Andi sudah berkumpul bersama keluarga korban.

Sebelum berangkat, mereka berdoa bersama untuk meminta petunjuk dari Tuhan.

Mereka lalu bergerak menuju ke pondok perkebunan paling terakhir.

Dalam perjalanan, ditemukan bekas kaki orang dewasa dan anak kecil di atas pasir.

Jejak itu pun terus diikuti hingga mencapai lebih kurang 200 meter.

Ditemukan

Nenek Yuliana akhirnya berhasil ditemukan sedang duduk di dalam lembah sambil mengumpulkan kayu api.

Bripka Andi Panie pun segera menghampiri dan duduk persis di depan sang nenek sembari memperbaiki bajunya yang lusuh.

Bripka Andi Panie menggendong sang nenek sambil berteriak meminta bantuan.

Sekitar 100 meter kemudian, keluarga mulai bermunculan.Mereka lantas menggendong Nenek Yuliana secara bergantian menuju ke titik kumpul di mata air.

"Suasana bercampur aduk. Antara sedih dan senang. Disambut tangisan haru keluarga," kata Andi.

Pukul 08.48 Wita, Bripka Andi Panie meminta bantuan tim Polres TTU untuk mengevakuasi Nenek Yuliana, mengingat jarak dari titik penemuan ke perkampungan sekitar lima kilometer.

Sejumlah anggota polisi lalu mendatangi lokasi dan mengevakuasi Nenek Yuliana menuju rumahnya.

“Puji Tuhan, saya merasa bersyukur karena berkat campur tangan Tuhan dan dukungan dari keluarga, masyarakat dan semua pihak yang turut membantu proses pencarian selama tiga hari dua malam dengan cara masing-masing sehingga Nenek Yuliana Naibobe dapat ditemukan dalam keadaan selamat,” kata Bripka Andi. 

https://regional.kompas.com/read/2021/09/02/115923478/perjuangan-bripka-andi-3-hari-susuri-hutan-dan-gendong-nenek-yuliana-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke