Salin Artikel

"Saya Hanya Bisa Mendoakan, Mereka Tak Tahu yang Saya Alami..."

KOMPAS.com - AFT (16), siswi sekolah menengah atas (SMA) di Mamasa, tak menyangka dirinya akan dihujat warganet di media sosial setelah ditunjuk menggantikan Kristina menjadi anggota pasukan pengibar bendara (Paskibraka) di Istana Merdeka, Jakarta.

Menurutnya, tudingan itu membuat dirinya kaget karena tak sesuai dengan kenyataan.

Salah satunya adalah tudingan bahwa mempunyai koneksi untuk meloloskan dirinya menjadi paskibraka menggantikan Kristina, siswi asal Polewali Mandar, di Istana Merdeka.

Namun demikian, dirinya tetap akan mendoakan para penghujatnya tersebut.

"Saya hanya bisa mendoakan mereka karena saya percaya mereka menghujat saya karena mereka tidak tahu apa yang saya alami dan juga tidak mengetahui kehidupan saya yang sebenarnya," ucap siswi yang bercita-cita menjadi dokter ini kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (27/8/2021) malam.

Cari pinjaman

AFT menceritakan, orangtuanya bekerja sebagai petani. Lalu saat mendapat kabar dari Dispora, dirinya harus tes swab terlebih dahulu.

Masalahnya, menurut AFT, saat itu tidak ada dana cukup. Keluarganya pun segera mencari pinjaman untuk biaya tes dan perjalanan ke Makassar.

"Saat itu hasil PCR saya di (Lab) Prodia Makassar hasilnya negatif Covid-19 dan hasil check up nya baik. Saya (lalu) menghubungi Dispora dan Dispora melaporkan nama saya beserta pasangan saya yang ada di Polman ke Kemenpora," ujar AFT .

Setelah itu, AFT akhirnya berangkat ke Jakarta pada 27 Juli 2021 bersama dengan Juandy dengan pesawat melalui Bandara Makassar.

Ombudsman Sulbar duga ada kelalaian

Seperti diketahui, Kadispora Sulbar Muhammad Hamzih menjelaskan, AFT dipilih menggantikan Kristina karena Kemenpora ingin segera ada nama yang dikirim.

Sementara Kristina yang dinyatakan positif Covid-19 harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari.

Namun demikian, menurut Ketua Ombudsman Sulbar Lukman Umar, kejadian itu diduga karene kelalaian Dispora Sulbar.

Pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi dan turun langsung ke lapangan dan diduga ada unsur malaadministrasi dari Dispora Sulbar.

Lukman sebut hal itu bertentangan dengan Permenpora Nomor 14 Tahun 2017 tentang perubahan atas peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga.

"Maladministrasi itu misalnya tidak patut dilakukan oleh Dispora dan penyimpangan prosedur. Mestinya kan haknya cadangan, tapi kok orang lain yang diambil," kata Lukman.

(Penulis: Kontributor Makassar, Himawan | Editor: David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2021/08/29/120436378/saya-hanya-bisa-mendoakan-mereka-tak-tahu-yang-saya-alami

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke