Salin Artikel

Terima Ganti Rugi Rp 4 M Proyek Jalan Tol Solo-Yogya, Agung Bangun Padepokan Seni

KLATEN, KOMPAS.com - Agung Setiyoko atau akrab disapa Agung Bakar merupakan salah satu warga Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten yang menerima ganti untung terkait pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta.

Agung menerima uang ganti untung proyek strategis nasional (PSN) Trans Jawa sekitar Rp 4 miliar.

Agung mengungkap besaran uang yang dia terima itu karena lahan dan bangunan miliknya terkena dampak proyek pembangunan jalan tol.

"Luas lahan hampir 400-an meter persegi. Kalau sama bangunan ada sekitar 700 meter persegi," ungkap dia dihubungi Kompas.com, Kamis (26/8/2021).

Dia menerima ganti untung proyek jalan tol tersebut secara simbolis sekitar tiga pekan lalu bersama dengan warga yang terkena dampak lainnya.

Meski dapat uang secara mendadak dalam jumlah besar karena proyek jalan tol, tidak lantas membuat Agung yang merupakan seniman untuk konsumtif.

"Saya kira harus pintar-pintar memanfaatkan uangnya. Artinya bukan kita untuk konsumtif membeli hal-hal yang tidak berguna. Tapi bagaimana uang ganti rugi untuk digunakan secara baik minimal dari tanah kembali ke tanah," tutur dia.

"Syukur-syukur bisa untuk mengembangkan usaha dan lainnya. Karena tidak menutup kemungkinan terus pegang uang lupa apa yang tidak perlu dibeli," sambung dia.

Agung pun memilih memanfaatkan uangnya untuk membangun tempat tinggal baru dan padepokan sanggar seni serta fasilitas pendukung lainnya.

Dia sudah lama memikirkan pendirian padepokan sangar seni guna mengembangkan potensi budaya bagi masyarakat.

Agung mengaku sudah menyiapkan lahan untuk pembangunan padepokan sanggar seni.

"Memang padepokan ini saya dedikasikan kepada masyarakat banyak," kata dia.

Agung mengungkap akan memanfaatkan padepokan yang dia dirikan untuk membuka sekolah pedalangan, karawitan, bahasa Jawa dan seni lainnya secara gratis bagi masyarakat.

"Nanti kita siapkan gamelan, wayang dan lain-lain. Latihanannya kita gratiskan untuk masyarakat. Kita buka kelompok-kelompok kelas untuk anak dan masyarakat," tutur dia.

Dia ingin kesenian daerah yang saat ini sudah mulai luntur karena perkembangan, bisa tumbuh kembali di tengah-tengah masyarakat.

"Hal-hal terkait kesenian daerah dan tradisi kita itu memprihatinkan sekali. Hampir anak-anak kita tidak mengenal kesenian kita sendiri ya karawitan, wayang dan lain-lain," ungkap dia.

"Tapi kita tidak bisa menyalahkan anak-anak karena fasilitasnya tidak ada. Makanya bagaimana kita lahirkan fasilitasnya sehingga masyarakat bisa kita ajak kembali untuk menghidupkan lagi," tambah dia.

Pihaknya akan menggandeng pegiat seni dari berbagai bidang untuk mewujudkan sekolah kesenian yang dia gagas itu.

"Target kita tidak muluk-muluk. Anak-anak pelajar yang ikut sekolah di kita setidaknya pulang dengan orangtuanya bisa berbahasa Jawa dengan baik. Sekarang itu mahal sekali," kata alumnus Seni Rupa Pertunjukan ISI Solo.

Terpisah, Camat Polanharjo Joko Handoyo menambahkan ada tujuh desa di Kecamatan Polanharjo yang terkena dampak proyek pembangunan jalan tol.

Ketujuh desa itu antara lain, Sidoharjo, Kranggan, Keprabon, Kapungan, Glagahwangi, Polanharjo dan Kahuman.

"Sebagian besar lahan yang kena dampak adalah persawahan. Hampir 90 persen warga sudah terima ganti untung," kata dia.

Joko mengimbau warga yang kena dampak dan sudah menerima uang ganti untung untuk dapat menggunakan dengan sebaik-baiknya tidak untuk konsumtif.

"Ganti untung jalan tol monggo digunakan untuk dibelikan lagi yang bermanfaat. Kalau yang kena sawah bisa dibelikan lagi sawah. Jadi tidak untuk membeli yang tidak bermanfaat," terang Joko.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/26/172206578/terima-ganti-rugi-rp-4-m-proyek-jalan-tol-solo-yogya-agung-bangun-padepokan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke