Salin Artikel

Dengar Suara Rintihan, Winarto Temukan Fitri dan Anaknya Terkubur Reruntuhan Rumah di Surabaya

Tanpa rasa takut, dia mendobrak pintu lantai dua rumah tersebut.

Tampak di depan matanya, puing-puing bangunan berserakan setelah rumah yang ditinggali oleh tetangganya itu ambruk.

Di antara reruntuhan, mata Winarto tertuju pada tubuh tetangganya Fitri Rani Wulandari yang terbujur sembari memeluk seseorang.

"Sakit... sakit Om," suara lirih seorang bocah terdengar oleh Winarto.

Fitri meninggal dengan posisi lindungi anaknya

Winarto perlahan mendekati keduanya. Namun, Fitri sudah dalam kondisi tidak bergerak.

Posisi perempuan itu memeluk dan melindungi kepala putra sulungnya, Moch Nouval Harianto (13).

Sedangkan beberapa bagian tubuh Nouval juga tertimpa reruntuhan dan terdapat potongan kayu pada bagian perutnya.

"Tadi pas bisa masuk ke dalam setelah saya pegang ibunya sudah enggak gerak. Malah yang nyaut itu Nouval. Sakit-sakit, Om. Langsung saya lepas potongan kayu yang kena bagian perutnya," ujar dia.

Winarto pun membantu mengevakuasi Fitri, Nouval dan nenek Nouval yang bernama Nani Sumarni (57).

Ketika rumah tersebut runtuh, Fitri dan Nouval sedang berada di ruang tamu usai mengikuti sekolah daring.

Sedangkan sang nenek berada di dapur belakang rumah.

Selanjutnya, Winarto pun bergegas menjemput suami Fitri, Harianto dari lokasi kerjanya.

Dia juga mengabarkan mengenai musibah tersebut pada Harianto.

"Saya keluar langsung jemput bapaknya (Harianto) ini," papar dia.

Di tengah kepanikan, pria itu tak menghiraukan jika ban sepeda motornya bocor. Yang terpikir di benaknya adalah bagaimana Harianto segera melihat kondisi keluarganya.

"Pas tahu nyampe di sini ternyata bannya bocor, pantas enggak seimbang," ungkapnya.

Dalam musibah tersebut, Fitri dinyatakan tewas.

Sedangkan Nouval dan neneknya masih menjalani perawatan. 

"Tadi ada yang telepon karena ada warga yang ikut ke RS katanya sadar sudah," sebut dia.

Bangunan tua

Rumah Fitri saat ini tidak bisa dimasuki karena terhalang garis polisi untuk kepentingan penyelidikan tim Inavis Polrestabes Surabaya.

Kapolsek Tambaksari Kompol Akhyar menyebutkan, ambruknya rumah Fitri karena bangunan tersebut sudah tua dan termakan usia.

"Lantai dua itu alasnya dari papan, jadi pas ambruk tembok samping kanan ikut roboh," kata Akhyar.

Ambruknya rumah berukuran 2,5 x 6 meter persegi itu juga disebabkan lantaran faktor tak adanya penahan alas lantai dua..

Kini rumah Fitri diajukan untuk mendapatkan bantuan rumah tidak layak huni (rutilahu) oleh camat Tambaksari.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/26/050800878/dengar-suara-rintihan-winarto-temukan-fitri-dan-anaknya-terkubur-reruntuhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke