Salin Artikel

Fakta di Balik Lord Adi, Petani Cabai dan Pernah Tinggal 30 Tahun di Malaysia

KOMPAS.com - Gugurnya Lord Ardi dari MasterChef Indonesia (MCI) 8 sempat menjadi trending di media sosial.

Pemilik nama asli Suhaidi Jamaan harus terhenti di babak top 3 setelah dessert yang dibuatnya dari bahan alpukat terlalu asin bagi juri.

Meskipun Adi pulang, juri tetap memberikan pujian baginya karena sudah berhasil melangkah hingga ke babak 3 besar.

Di balik perjalanannya sebagai peserta MCI, Adi merupakan seorang petani cabai di kampung halamannya Tanah Datar, Sumatera Barat.

Bukan itu saja, ia bahkan pernah tinggal di Malaysia selama 30 tahun.

Selama tinggal di Malaysia, ia mendapat pengalaman bekerja sebagai kepala koki di restoran.

Berikut faktanya yang Kompas.com rangkum:

Menurut penuturannya saat babak audisi, Adi memiliki nama lengkap Suhaidi Jamaan.

Ia berasal dari Tanah Datar, Sumatera Barat.

Pria berusia 41 tahun tersebut merupakan seorang petani cabai. Ia mengaku bangga dengan profesinya tersebut.

"Aku bersyukur bisa menjadi petani..merasa senang melihat ladangku, biarpun tdk luas yg penting subur.. Alhamdulillah" tulisnya di salah satu unggahan di Instagram.

 

Dikutip dari Tribunnews.com,  Adi pernah dibawa orangtuanya ke Malaysia dan menetap di sana selama 30 tahun.

Selama menetap di Malaysia, Adi mendapat pengalaman kerja sebagai kepala koki restoran.

Kemudian, pada 2006 Adi kembali ke Tanah Datar dan 2007 menikah dengan Nelli Sovia.

Setelah beberapa tahun hidup di perantauan, pada tahun 2013, Adi sekeluarga memutuskan untuk tidak kembali lagi ke Malaysia sampai sekarang.

Sekarang Adi di kampung halamannya bekerja sebagai petani cabai, selain itu juga berternak sapi.

 

3. Bawa 1,5 juta saat ikut audisi MasterChef

Kata Adi, saat lulus audisi online, dirinya terpaksa ke Jakarta untuk masuk karantina dengan modal membawa uang Rp 1,5 juta.

Uang tersebut, sambung Adi, habis untuk membeli baju dan kebutuhan lain seperti pulsa telepon.

"Saya datang ke Jakarta hanya membawa bekal Rp 1,5 juta. Tapi semangatnya 100 kali dari Rp 1,5 juta itu," kata yag dihubungi Kompas.com, Selasa (24/8/2021).

Adi mengakui bahwa saat itu adalah pertama kalinya dia menginjakkan kaki di Ibukota.

"Iya, itu pertama kali ke Jakarta. Ada perasaan senang juga. Tapi saya bertekad datang ke Jakarta untuk menang dan pulang dengan kepala tegak," ujarnya.

 

Setelah dinyatakan lolos audisi, Adi pun harus menjalani karantina di salah satu hotel.

Kata Adi, selama karantina itulah yang paling berat harus dijalaninya karena harus berpisah dengan dua anak dan istrinya.

Tetapi, karena semangat dan keinginannya untuk bisa menjuarai MasterChef Indonesia, Adi tetap menjalaninya dengan gembira.

Adi bercerita, selama dikarantina, ia hanya bisa melepas rindu dengan istri, serta anaknya melalui telepon video call.

"Melalui video call untuk melepas rindu dengan keluarga. Ini yang berat, tapi tetap dikuatkan keluarga," ujarnya.

Namun, berkat usaha dan kerja kerasnya, Adi bisa masuk 3 besar.

"Berkat doa keluarga juga saya bisa masuk 3 besar. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa," ungkapnya.

 

Kata Adi, saat mengikuti program MCI ada kenangan yang tak terlupakan dalam hidupnya, yakni ketika ia meminjam baju ke panitia.

Sebab, saat itu semua pakaiannya dalam keadaan kotor

"Ini cerita yang menjadi kenangan yang tak terlupakan. Saya terpaksa harus meminjam baju ke panitia, karena baju saya semuanya kotor," ungkapnya.

 

(Penulis Kontributor Padang, Perdana Putra | Editor Abba Gabrillin)/Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2021/08/25/073416478/fakta-di-balik-lord-adi-petani-cabai-dan-pernah-tinggal-30-tahun-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke