Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Bupati Banjarnegara Sebut Luhut "Menteri Penjahit" | Viral Video TNI Hajar Warga di Buleleng Bali

Video itu direkam di sesi wawancara di sebuah acara. Saat itu Bupati Budhi menerangkan perkembangan kasus Covid-19 di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Sementara di Buleleng Bali, viral video anggota TNI melakukan kekerasan terhadap seorang pria di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar.

Kejadian tersebut berawal saat petugas gabungan melakukan tracing dengan swab antigen setelah 27 warga desa tersebut dinyatakan positif Covid-19.

Dua peristiwa tersebut menjadi perhatian para pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer Nusantara selengkapnya:

"Pada waktu PPKM Darurat Banjarnegara zona merah. Tapi, setelah ada instruksi Mendagri dan dijabarkan Pak Menteri Penjahit itu, Luhut Penjahit itu saya laksanakan instruksinya," kata Budhi di video wawancara tersebut.

Potongan video tersebut lantas menjadi viral di media sosial dan menjadi perbincangan warganet.

Setelah video tersebut viral, Bupati Banjarnegara meminta maaf. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak mempunyai maksud untuk menghina.

"Mohon maaf karena tidak hafal, jadi disingkat yang mudah. Tapi, saya tidak punya tujuan menghina apa pun, karena sebisa saya bicara," ucapnya.

"Sekali lagi kami mohon maaf kemarin yang saya sebut ‘Pak Penjahit’, karena saya tidak hafal semuanya. Mohon Bapak Menteri bisa memaafkan saya. Demi Allah, demi Rasulullah saya lahir batin untuk melaksanakan tugas negara," imbuhnya.

Baik Yosef maupun M sama-sama menyewa penasihat hukum untuk mendampingi mereka saat menjalani pemeriksaan.

Menurut Robert Marpaung, penasihat hukum M, kliennya telah diperiksa pada Senin (23/8/2021) selama 10 jam sejak pukul 11.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Dalam pemeriksaan tersebut, M ditanya seputar keberadaannya saat peristiwa terjadi.

"Tapi, dari yang disampaikan Ibu M, beliau saat hari kejadian sedang di rumah, didukung juga dengan beberapa bukti. Jadi kondisi saksi saat hari kejadian tidak ke mana-mana," kata dia.

Menurut Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto, video tersebut adalah pembelaaan dari anggotanya saat Windra dipukul oleh seorang warga.

Saat itu petugas gabungan sedang melakukan tracing dan tes swab di sebuah desa yang 27 warganya positif Covid-19.

Di tengah pemeriksaan, ada 2 remaja yang menolak tes swab dan orangtua kedua anak tersebut berusaha menarik anaknya.

"Kepala saya dipukul dari arah belakang oleh salah satu warga di sana. Melihat saya selaku komandan Kodim dipukul, anggota saya yang sedang melakukan tugas langsung bereaksi. Akhirnya dipukullah orang itu," kata Windra saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/8/2021).

Di sebuah pintu bangunan terdapat tulisan “Negaraku Minus Nurani #RIP Pemerintah”. Lalu, di dinding lain tampak tulisan “Pray For PKL! Indonesiaku Lagi, Sakit”.

Menanggapi aksi tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengajak bertemu pelaku vandalisme.

“Siapa yang bikin vandalisme silakan ketemu saya. Kalau ada hal-hal yang misalnya dikeluhkan silakan ketemu saya," ujarnya, Selasa (24/8/2021).

Ia juga mengatakan jika petugas bakal menghapus coretan-coretan vandalisme tersebut dengan mengecat ulang.

Empat personel yang mengalami luka yakni AKP I Putu Edi Wirawan yang terkena rekoset di leher, Iptu Arif Rahman tertembak di helm, Bripka Irwan terkena rekoset di kaki kanan, dan Bharatu Nimrot mengalami rekoset di tangan kanan.

Kontak senjata terjadi di 3 lokasi yang berbeda saat mereka singgah di PT Indo Papua membantu evakuasi barang-barang milik karyawan ke tempat pengungsian.

Evakuasi dilakukan setelah dua pekerja PT Indo Papua dibunuh KKB di Jembatan Kali Yegi, Kampung Kribun, Minggu (22/8/2021).

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ach. Fawaidi | Editor : Reza Kurnia Darmawan, Aprillia Ika, Pythag Kurniati, Priska Sari Pratiwi)

https://regional.kompas.com/read/2021/08/25/055500278/-populer-nusantara-bupati-banjarnegara-sebut-luhut-menteri-penjahit-viral

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke