Salin Artikel

Tak Termakan Hoaks, 400 Warga Kota Blitar Tetap Ikuti Vaksinasi Covid-19

Warga yang mengikuti vaksinasi itu disuntik dengan vaksin Covid-19 merek AstraZeneca.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Blitar, Didik Jumianto mengatakan, antusiasme warga membuktikan hoaks tentang efek samping vaksin AstraZeneca sudah tidak lagi dipercaya masyarakat.

Didik mengakui adanya satu orang yang mengeluhkan efek samping usai disuntik vaksin AstraZeneca. Namun setelah diperiksa ternyata warga tersebut mengalami nyeri pada bagian yang disuntik.

"Hanya nyeri pada bagian yang disuntik, itu saja, tidak ada yang lain," ujar Didik kepada wartawan di sela pelaksanaan vaksinasi, Selasa.

Orang yang mengeluhkan gejala usai disuntik vaksin AstraZeneca itu, ujarnya, adalah warga Kelurahan Ngadirejo yang mengikuti vaksinasi tahap pertama akhir pekan lalu.

Meski hanya mengalami gejala ringan, kabar yang sempat beredar berkembang liar menjadi hoaks yang dapat membuat masyarakat takut disuntik vaksin AstraZeneca.

Menurut Didik, selama ini juga di luar Kelurahan Ngadirejo terdapat asumsi yang keliru bahwa suntikan AstraZeneca memberikan efek samping yang membahayakan hingga risiko kehilangan nyawa.

"Bisa dilihat dari kehadiran ya. Walaupun dengan vaksin AstraZeneca, dengan berita-berita hoaks yang ada, masyarakat tidak takut ya ternyata," ujar Didik.

Didik mengaku tidak hafal berapa jumlah dosis vaksin AstraZeneca yang telah diberikan pada warga Kota Blitar melalui berbagai kegiatan vaksinasi Covid-19.

Terakhir kali, Dinas Kesehatan Kota Blitar menerima kiriman sekitar 1.800 dosis vaksin AstraZeneca dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Itu stok yang ada, tidak termasuk yang ini. Kalau ini, sasaran warga Ngadirejo ada 400-an orang," jelasnya.

Selain vaksin AstraZeneca, ujarnya, Kota Blitar juga memberikan merek lain, seperti Sinovac, Sinopharm, dan Moderna.


Vaksinasi dosis ketiga nakes

Selain menerima kiriman vaksin AstraZeneca, Didik mengatakan, Dinas Kesehatan Kota Blitar juga telah menerima kiriman vaksin Moderna sebanyak 3.120 dosis.

Vaksin merek Moderna diprioritaskan bagi tenaga kesehatan sebagai vaksin booster atau dosis ketiga.

Dari setidaknya 2.500 sasaran, kata dia, sudah 400 tenaga kesehatan di Kota Blitar yang mendapatkan suntikan booster vaksin Moderna.

Menurut Didik, vaksinasi dengan vaksin Moderna tidak dapat dilakukan secepat vaksinasi merek lain karena beberapa hal teknis menyangkut perlindungan kualitas vaksin.

Kata Didik, butuh perlakuan khusus dalam menyimpan dan mengaplikasin vaksin Moderna, penyimpanan harus dilakukan dalam ruangan dengan suhu minus 15 derajat celcius.

Sebelum digunakan, ujarnya, vaksin Moderna harus dicairkan terlebih dulu dalam suhu ruangan antara 2 hingga 8 derajat celcius.

"Setelah dicairkan pada suhu 2 sampai 8 derajat celcius itu vaksin harus disuntikkan paling lama 30 hari setelahnya," ujar Didik.

Karena itu, sebelum vaksin Moderna dikeluarkan dari tempat penyimpanan maka target yang hendak disuntik harus dipastikan lebih dulu.

Didik juga membenarkan suntikan vaksin Moderna cenderung memberikan efek samping berupa gejala nyeri otot, mual, dan lain sebagainya. 

Namun, sejumlah gejala itu telah diantisipasi.

Hingga Senin (23/8/2021), 65,41 persen dari sasaran vaksinasi Covid-19 Kota Blitar telah mendapatkan suntikan dosis pertama, sedangkan dosis kedua telah diberikan pada 40,33 persen dari 115.850 sasaran.

Kota Blitar termasuk salah satu dari 5 daerah di Jawa Timur dengan capaian vaksinasi tertinggi selain Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Kota Kediri, dan Kota Jombang.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/24/184734378/tak-termakan-hoaks-400-warga-kota-blitar-tetap-ikuti-vaksinasi-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke