Sekitar 50 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya yang tergabung dalam Kelompok Relawan Sungai Nusantara itu membersihkan gugusan pohon mangrove dari berbagai jenis sampah yang melilit akar, dahan, dan batang.
"Pohon-pohon mangrove di pesisir akan mati jika tidak dibebaskan dari sampah-sampah plastik yang melilit dahan dan akarnya," kata Koordinator Program Pembebasan Mangrove Dari Sampah Plastik Khalid Basyaidan saat dikonfirmasi, Senin (23/8/2021).
Tidak hanya sampah plastik, sampah jenis styrofoam, tas kresek, botol plastik dan alat tangkap ikan seperti senar, pelampung, dan sandal ditemukan berserakan menutupi akar-akar pohon mangrove.
"Sampah-sampah plastik yang menyangkut sulit untuk dipungut, harus menggunakan pisau dan gancu agar sampah bisa diambil dari akar-akar mangrove," terangnya.
Selama enam jam pembersihan, sebanyak 20 karung sampah plastik berhasil diambil.
Sebagian sampah diangkut menggunakan perahu untuk dipilah berdasarkan merek dan produsennya.
Sedangkan sampah plastik lainnya dikumpulkan di lokasi pengumpulan sementara yang tidak terjangkau air pasang.
Menurut Khalid, pembersihan sampah plastik di pesisir Surabaya akan terus dilakukan pada musim kemarau, agar mangrove terbebas dari sampah.
"Selain upaya pembersihan, perlu upaya penghentian sumber sampah plastik di hulu berupa pembuatan penghalang sampah di hulu sebelum sampah masuk ke pantai agar lebih mudah proses pembersihannya," terang Kholid.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan, kata dia, dengan mengeluarkan kebijakan pembatasan penggunaan plastik sekali pakai. Selain itu, bisa mengurangi pemakaian produk plastik sekali pakai.
Para produsen, kata dia, bisa mengubah bungkus produk plastik dengan model isi ulang atau refill.
https://regional.kompas.com/read/2021/08/23/180456278/bersih-bersih-kawasan-mangrove-di-pesisir-surabaya-relawan-angkut-20-karung