Salin Artikel

Cerita Anggota Paskibra Gunungkidul Isoman Seorang Diri, Bantuan Tak Sampai

Salah satu di antaranya adalah AA (17). Dia harus isolasi mandiri tanpa pengawasan orangtua.

Ayah AA sudah meninggal dunia dua bulan lalu, sementara ibunya ada di Riau.

Untuk keseharian, dia tinggal di salah satu pesantren tak jauh dari rumahnya, dan setiap akhir pekan pulang ke rumah.

Meski ditawari untuk isolasi terpadu di Shelter Wanagama, Kapanewon Playen, tetapi siswa MAN 1 Gunungkidul ini memilih isolasi di rumahnya karena merasa lebih tenang.

"Karena di sini lebih enak, masih nyaman gitulah," ucap AA melalui sambungan telepon Sabtu (21/8/2021).

Selama terjangkit virus corona, AA mengalami kehilangan kemampuan untuk mencium.

Setiap hari warga sekitar menyambangi rumahnya untuk memberikan kebutuhan seperti sarapan, makanan, minuman, serta kebutuhan lainnya.

Selain itu, dia juga dibantu pondok pesantren tempatnya belajar.

Selama tiga hari terakhir menjalani isolasi mandiri aktivitasnya praktis hanya di dalam rumah.

Sesekali jika ada sinar matahari pagi, dia keluar untuk berjemur.

"Puskesmas belum ada ke sini, soalnya baru 3 hari. Belum ada telepon juga (dari puskesmas)," kata AA.

Untuk kebutuhan vitamin, AA mendapatkan dari PPI, dan Pondok pesantren, serta warga sekitar.


Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Gunungkidul yang menaunginya sebagai anggota Paskibra juga belum menelepon atau menanyakan kabar.

Hanya perwakilan dari MAN 1 Gunungkidul yang sudah menjenguknya.

Pelajar yang memiliki cita-cita sebagai pengusaha ini mengaku tetap tenang di rumah selama menjalani isolasi mandiri.

Sementara Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Suharno menyayangkan tidak ada perhatian dari pemerintah terhadap anggota Paskibra tersebut.

Dia berharap Disdikpor Gunungkidul dan Dinas Kesehatan Gunungkidul bisa memantau perkembangan.

"Semoga segera ada perhatian, jangan sampai mereka ditelantarkan," ucap Suharno.

Dihubungi terpisah, Plt Kepala Disdikpora Gunungkidul Ali Ridlo mengatakan, sudah merencanakan mengunjungi para anggota Paskibra yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Total saat ini dari laporan Dinas Kesehatan ada 24 orang, sekaligus meralat pernyataan sebelumnya 23 orang.

"Saya sudah mengagendakan, karena mau menyampaikan sekedar bantuan. Insya Allah karena bantuannya harus beli, kemungkinan senin besuk akan berputar di semua rumah 24 orang yang terpapar," ucap Ali.

Disinggung belum ada pantauan kesehatan dari Disdikpora maupun Dinkes, Ali mengaku Kepala Seksi Pemuda Disdikpora Gunungkidul sudah menghubungi 20 orang yang isolasi mandiri di rumah.


Dia menyayangkan mereka memilih untuk melakukan isolasi mandiri, dan menolak untuk dibawa ke Shelter Wanagama, Kapanewon Playen.

"Saya minta by name by address dipantau kesehatannya, apakah sudah ada puskesmas yang datang ke situ, dipantau dan ada laporan adik Paskibra," kata Ali.

"Seandainya perkembangan kesehatan kurang baik, saya berharap adik-adik mau dipindah ke shelter Wanagama. Di sana nyaman kaya hotel, kalau enggak nyaman dijemput ya pakai motor sendiri ke sana," kata Ali.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan sudah memerintahkan puskesmas untuk melakukan pemantauan.

Pihaknya juga akan melakukan klarifikasi terkait belum diberikan vitamin atau pemantauan.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/23/074954778/cerita-anggota-paskibra-gunungkidul-isoman-seorang-diri-bantuan-tak-sampai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke