Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Remaja 18 Tahun Bunuh Kekasihnya yang Hamil 8 Bulan | Foto Viral Pasutri Hormat Bendera

KOMPAS.com - ADS (18) ditangkap polisi setelah membunuh kekasihnya, SAN (23), yang sedang hamil delapan bulan.

Korban ditemukan tewas di tempat kosnya di Jalan Condro Kusumo, Semarang Barat, Jawa Tengah, Jumat (23/8/2021) sekitar pukul 13.00 WIB.

Menurut pengakuan tersangka, dia membunuh pacarnya karena tidak mau menggugurkan kandungan.

Berita populer lainnya adalah seputar foto viral sepasang suami istri yang sedang melakukan hormat bendera di pinggir jalan.

Kejadian tersebut berlangsung saat Kepolisian Sektor (Polsek) Driyorejo, Gresik, Jawa Timur, menggelar peringatan detik-detik Proklamasi pada 17 Agustus 2021.

Dalam foto itu terlihat Bayu Afirul (22) dan istrinya, Winda Nilam Sari (21), melakukan sikap hormat ke arah bendera yang berkibar di halaman polsek.

Berikut adalah berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com.

Kasus tewasnya seorang perempuan yang tengah hamil delapan bulan di Semarang, akhirnya terungkap.

Wanita asal Blora tersebut ternyata dibunuh oleh kekasihnya, ADS (18). Polisi sudah menangkap dan menetapkan pelaku sebagai tersangka.

ADS mengaku melakukan perbuatannya itu karena sang pacar menolak menggugurkan kandungannya.

Pembunuhan itu juga dilakukan karena tersangka merasa kesal terhadap korban yang menyuruh-nyuruhnya untuk mengambil sesuatu.

"Saya sering disuruh pacar saya meminta mengambilkan barang yang sering buat saya emosi, sering mengambil air minum, baju, atau disuruh bantuin ke kamar mandi," ujarnya, Minggu (22/8/2021).

Baca selengkapnya: Pengakuan Remaja 18 Tahun Bunuh Pacarnya yang Hamil 8 Bulan: Kesal Sering Disuruh

Bayu Afirul (22) tak menyangka fotonya saat melakukan hormat bendera di pinggir jalan menjadi viral di media sosial.

"Saya melakukan hormat bendera tersebut ikhlas. Saya hormat Bendera Merah Putih pada saat detik-detik Proklamasi, semata karena saya menghargai jasa pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan," tuturnya.

Atas aksinya tersebut, Bayu dan istrinya diberi hadiah oleh pihak kepolisian.

Hadiah tersebut berupa uang Rp 500.000, paket sembako. Mereka juga dijanjikan dapat bantuan mengurus surat izin mengemudi (SIM) C.

"Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pasangan pengantin baru tersebut. Jiwa nasionalisme yang dimiliki pengantin baru tersebut layak mendapatkan apresiasi," ucap Kapolsek Driyorejo Kompol Zunaedi mewakili Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto, Sabtu (21/8/2021).

Baca selengkapnya: Hanya Mereka yang Berhenti dan Memberi Hormat...

Seorang penjual sayur keliling, Sukani (41), masih tinggal dan berjualan di lingkaran sirkuit MotoGP Mandalika, tepatnya berada di Dusun Ebunut, Desa Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sukani menyampaikan, ia tetap ingin bertahan di lokasinya tersebut.

Pasalnya, menurut Sukani, tanah yang dimiliki sekitar lebih dari 20 are belum dibebaskan oleh Indonesia Tourism Devlopmen Corporation (ITDC) selaku pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

“Saya masih tinggal di sini karena tanah saya belum dibayar, kalau saya sudah dibayar pasti kita akan pergi,” tandasnya, Sabtu (21/8/2021).

Sebagai penjual sayur berpenghasilan Rp 50.000 hingga Rp 150.000 rupiah per hari, Sukani merasa kesulitan mengakses jalan karena hampir semua jalan sudah dipagari.

Dia akhirnya terpaksa memutar arah dari jalan yang sebelumnya ia biasa lalui.

Baca selengkapnya: Kisah Sukani Penjual Sayur Keliling yang Terjebak di Dalam Sirkuit MotoGP Mandalika

Satuan Tugas (Satgas) Nemangkawi yang dibentuk pemerintah untuk menangani kelompok kriminal bersenjata (KKB) sejak 2018, melakukan pemetaan terhadap kekuatan kelompok-kelompok yang umumnya memiliki persenjataan modern tersebut.

Dari sejumlah nama yang disebut, Satgas Nemangkawi mengatakan bahwa ada dua kelompok yang dinilai paling berbahaya.

"Kelompok Egianus dan Lekagak yang paling berbahaya. Kelompok Egianus ini anak muda semua, kalau kelompok Lekagak strukturnya lengkap," ungkap Kepala Satgas Penegakan Hukum (Gakum) Nemangkawi Kombes Faisal Ramadhani, Rabu (18/8/2021).

Faisal menjelaskan, Egianus Kogoya merupakan seorang yang masih berusia muda, sekitar 20-an tahun. Kelompok ini kerap beroperasi di Kabupaten Nduga, Papua.

Adapun Lekagak Telenggen diperkirakan sudah cukup berumur. Ia menjadi pemimpin KKB Yambi, Kabupaten Puncak, Papua.

Baca selengkapnya: Ini 2 KKB Papua Paling Berbahaya dan Sosok Pemimpinnya

Usai ibunya meninggal karena Covid-19, seorang remaja 15 tahun asal Jombang, Jawa Timur, merawat dua adiknya yang berusia 12 dan 4 tahun.

Ibunda mereka yang beprofesi sebagai guru les privat meninggal dunia pada Minggu (15/8/2021) di usia 39 tahun.

Remaja 15 tahun berinisial BRM itu kini sedang menjalani isolasi bersama dua adiknya di tempat isolasi Covid-19 di SMPN 1 Mojowarno.

“Masuk ke sini hari Senin. Sekarang tidak lagi batuk. Tinggal adik saya ini yang kadang-kadang batuk dan masih pilek," bebernya menunjuk adik bungsunya, Sabtu (21/8/2021).

Karena tak ingin mengecewakan mendiang ibunya, BRM mengaku bakal tetap melanjutkan sekolah dan merawat kedua adiknya.

Baca selengkapnya: Cerita Remaja 15 Tahun di Jombang Asuh 2 Adiknya Setelah Sang Ibu Meninggal karena Covid-19

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Gresik, Hamzah Arfah; Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid; Kontributor Jayapura | Editor: Candra Setia Budi, Dheri Agriesta, Robertus Belarminus, Rachmawati)

https://regional.kompas.com/read/2021/08/23/061000978/-populer-nusantara-remaja-18-tahun-bunuh-kekasihnya-yang-hamil-8-bulan-foto

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke