Salin Artikel

Tak Ada Faskes, Ibu Hamil di Pegunungan Maluku Diminta Turun 2 Minggu Sebelum Melahirkan

Kepala Dinas Kesehatan Seram Bagian Barat, Johanes Tapang mangatakan, ibu hamil di desa pegunungan harus turun menuju Puskesmas lebih awal agar dapat ditangani secara medis sehingga mencegah risiko kematian.

“Jadi dua minggu sebelum masa kehamilan itu harus sudah turun, kalau sudah mau melahirkan baru turun memang tidak bisa,” kata Johanes kepada Kompas.com via telepon seluler, Sabtu (21/8/2021).

Johanes mengatakan, ibu hamil yang hendak melahirkan harus turun lebih awal agar tenaga medis di Puskesmas dapat merawat dengan baik dan memperhatikan kondisi gizi ibu hamil dan bayinya secara teratur.

Menurut Johanes, ibu hamil dari pedalaman Pulau Seram itu tidak perlu khawatir karena selama ditangani di Puskesmas semua dijamin.

“Biasanya kalau disuruh begitu (turun lebih awal), mereka berpikir nanti anak-anak kita bagaimana, itu masalahnya. Kalau soal makan itu kita biayai karena memang ada program itu,” katanya.

Menurut Johanes, banyak kasus ibu hamil ditandu dalam kondisi kritis di wilayah itu  karena keluarganya selalu mengantar pasien ke Puskesmas di saat yang tidak tepat.

Joahnes menambahkan, pihaknya juga sudah menyiapkan rumah tunggu untuk ibu hamil yang hendak melahirkan untuk warga pedalaman di wilayah itu.

“Rumah tunggu sudah kita siapkan, nanti ibu hamil yang mau melahirkan bisa singgah di situ sebentar, lalu kalau kondisi emergency bisa cepat dibawa ke puskesmas,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, seorang warga bernama Yuliana yang sedang hamil tua ditandu keluarganya dari Desa Huku Kecil menuju Puskesmas Elpaputih sejauh 37 kilometer karena tidak ada jalan aspal, fasilitas kesehatan, dan juga tenaga medis di desa tersebut.

Perjalanan yang dilalui berat karena keluarga harus menyusuri sejumlah jalan curam, bukit berbatu dan berlumpur hingga menyeberangi sungai besar.

Ada sejumlah sungai yang harus diseberangi. Dari sekian banyak sungai, mereka harus menyeberangi Sungai Nua dengan rakit yang terbuat dari bambu.

Dalam beberapa kasus, sejumlah ibu hamil dari wilayah itu harus kehilangan bayinya karena keguguran di tengah perjalanan akibat kelelahan.

Ada juga ibu hamil yang meninggal bersama bayinya di tengah hutan, dalam perjalanan menuju puskesmas yang berjarak puluhan kilometer dari desa.

Peristiwa seperti itu merupakan kejadian yang terus berulang di kampung pedalaman Pulau Seram, khususnya desa yang berada di wilayah pegunungan.

Kondisi sangat memprihatinkan yang selalu menimpa warga di wilayah itu bukan tanpa alasan. Kejadian berulang itu bahkan telah terjadi puluhan tahun yang lalu dan sayangnya luput dari perhatian pemerintah.

Tak adanya fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau puskesmas pembantu di Desa Huku dan desa lainnya di wilayah itu merupakan salah satu penyebab. Lalu, akses jalan ke desa juga tak memadai.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/21/165921078/tak-ada-faskes-ibu-hamil-di-pegunungan-maluku-diminta-turun-2-minggu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke