Salin Artikel

Baliho Puan Maharani Jadi Sasaran Vandalisme, PDI-P Kota Blitar Tak Lapor Polisi

Padahal, baliho bergambar Puan Maharani dengan tulisan berbunyi "Puan Maharani for 2024" itu hanya berjarak sekitar 50 meter dari Kantor DPC PDI-P di Jalan Dr Wahidin.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Blitar Syahrul Alim mengatakan, pihaknya tidak akan mengambil langkah hukum apa pun atas aksi vandalisme pada baliho tersebut.

"Tidak ada perintah untuk itu. Dan kita dilarang mengambil keputusan atau langkah apa pun terkait Pilpres 2024," ujar Syahrul kepada Kompas.com, Jumat (20/8/2021).

Syahrul menegaskan, ada instruksi dari DPP PDI Perjuangan berisi larangan bagi pengurus PDI Perjuangan di daerah untuk mengambil langkah apa pun terkait pemilihan presiden 2024.

Larangan itu juga termasuk membuat baliho atau produk berisi dukungan kepada tokoh tertentu termasuk Puan Maharani.

Meskipun, ujarnya, DPC PDI Perjuangan Kota Blitar termasuk di antara 38 DPC di Jawa Timur yang memberikan dukungan pada Puan Maharani sebagai calon presiden 2024 pada rapat kerja daerah pada Juni lalu.

Milik gema Puan Maharani

Syahrul yang juga Ketua DPRD Kota Blitar itu mengatakan, DPC PDI-P Kota Blitar berusaha mematuhi instruksi DPP.

Dia menegaskan bahwa baliho yang dipasang di dekat Kantor DPC PDI-P Kota Blitar yang menjadi target vandalisme bukan milik DPC.

Menurut Syahrul, baliho tersebut dibuat dan dipasang oleh sekelompok orang yang menamakan diri Gema Puan Maharani yang diketuai oleh kader PDI Perjuangan Kota Blitar bernama Budi Ompong.

"Itu milik Gema Puan, tidak tahu Gema Puan itu ormas atau apa," ujarnya.

Syahrul mengakui, Budi Ompong adalah kader PDI Perjuangan yang juga duduk di kursi kepengurusan PDI Perjuangan tingkat kecamatan di wilayah Kota Blitar.

Namun dia enggan membeberkan lebih jauh tentang Budi Ompong maupun Gema Puan.


Baliho bertebaran

Meski terdapat instruksi dari DPP PDI Perjuangan terkait pemilihan presiden 2024, baliho bergambar Puan Maharani terpampang di banyak sudut Kota dan Kabupaten Blitar.

Beberapa di antaranya adalah baliho Puan Maharani dengan tulisan berbunyi "Kepak Sayap Kebhinekaan".

Salah satu baliho tersebut juga berdiri sekitar 100 meter dari Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Blitar.

Di sudut kiri bawah tertulis "Arteria Dahlan Center (ADC)".

Ditanya tentang baliho-baliho tersebut, Syahrul menolak berkomentar. "Kalau itu, silahkan tanya ke Pak Arteria," jawabannya.

Kembali jadi sasaran vandalisme

Baliho berukuran sekitar 3 x 4 meter bergambar Puan Maharani disertai tulisan berbunyi "Puan Maharani for 2024" yang berdiri di Jalan Moh. Hatta di depan Posko Penanggulangan Covid-19 milik RW. 01, Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjenkidul menjadi sasaran vandalisme.

Informasi yang beredar, vandalisme itu berupa coretan gambar tak sopan disertai kata-kata dalam Bahasa Jawa yang berarti "2024 masih lama cuk!"

"Cuk" atau "cok" adalah sebuah umpatan kasar Bahasa Jawa dialek Jawa Timur.

Namun baliho itu sudah tidak ada di tempat saat Kompas.com mendatangi lokasi, Senin sore.

Seorang juru parkir perempuan di sekitar lokasi mengaku pembongkaran baliho dilakukan antara Jumat hingga Sabtu pekan lalu.

Kapolres Blitar Kota AKBP Yudhi Hery Setiawan mengatakan polisi masih melakukan penyelidikan kasus vandalisme baliho bergambar Puan tersebut. 

https://regional.kompas.com/read/2021/08/20/132553878/baliho-puan-maharani-jadi-sasaran-vandalisme-pdi-p-kota-blitar-tak-lapor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke