Salin Artikel

Terdampak Pandemi, Penjual Angkringan Bikin Baliho "Kepak Sayap Empon-Empon" untuk Promosi

Bukan untuk kepentingan politik, tetapi untuk mempromosikan kedai makanan atau angkringan miliknya yang sudah lama tutup karena terdampak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Warga Perumahan Cluster Green Metro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu bahkan mendesain baliho mirip dengan baliho politisi PDI Perjuangan tersebut. 

Berukuran 2 x 3 meter bernuansa merah menyala, baliho berdiri persis di depan kedainya yang terletak di Jalan Magelang-Yogyakarta, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. 

Alex memasang fotonya tersenyum lebar dan berpakaian khas Jawa.

Bagian yang menggelitik adalah tulisan di baliho itu berbunyi "Kepak Sayap Empon Empon. Mas Ali Bakul Angkringan". 

Tentu saja baliho ini menarik perhatian pejalan yang melintas.

Terlebih, background foto menggunakan foto empon-empon (rempah-rempah) seperti jahe, serai, daun salam dan sebagainya.

Angkringan milik Alex memang menyediakan aneka kudapan, makanan berat dan minuman tradisional. 

Alex menceritakan, ide baliho yang dipasang sejak Kamis (12/8/2021) itu muncul ketika ia melihat baliho bergambar Puan Maharani berdiri di beberapa ruas jalan.

Baliho Puan juga belakangan menjadi pembicaraan publik di berbagai media dan media sosial.

“Saya mencari ide, apa ya biar orang kembali ingat dengan kami setelah tutup. Lagi viral baliho kepak sayap itu dengan banyak meme. Sepertinya menarik kalau kami ikut-ukutan. Lalu terinspirasi untuk bikin baliho seperti itu," kata Alex, dihubungi Rabu (18/8/2021).


Alex menceritakan, angkringan yang didirikan pada Juni 2018 itu sudah sejak sebulan ini tutup karena terdampak PPKM.

Praktis tidak ada pendapatan yang diperoleh Alex. 

Bahkan, sejak pandemi Covid-19, omzet usahanya itu turun drastis hingga 75 persen dibanding sebelum pandemi. 

"Sejak Corona datang, omzet kami terjun bebas 75 persen, daan sekarang hidup segan matipun tak mau. Kami berharap empon-empon mengepakkan sayap dan kembali ramai seperti sebelum pandemi,” ujar Alex. 

Alex mengakui, pendemi telah membuatnya nyaris putus asa menjalankan usahanya itu.

Apalagi ada 12 orang karyawan yang bekerja di angkringannya, mereka harus tetap menghidupi keluarga. 

“Berat, sangat berat. Bagaimana nasib 12 orang karyawan kami bisa menghidupi keluarga kalau kami tutup," ungkap bapak dua anak ini. 

Selama setahun lebih angkringannya sepi, tidak ada pelanggannya yang nongkrong, tidak ada live musik, tidak ada orang yang bikin acara arisan, rapat atau kumpul komunitas. 

"Kami enggak mau menyerah, tapi sampai kapan harus menunggu kondisi normal lagi. Semua tidak jelas," sebutnya.

Hal yang bisa dilakukan adalah tetap berusaha dan taat aturan, termasuk semua karyawan ikut vaksin agar kondisi segera membaik. 

"Kalau kondisi membaik kami berharap orang-orang akan kembali nongkrong menikmati wedang empon-empon,” harap Alex.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/18/192950878/terdampak-pandemi-penjual-angkringan-bikin-baliho-kepak-sayap-empon-empon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke