Salin Artikel

Demi Sang Saka Bendera Putih Berkibar, Soleman Panjat Tiang Bambu Setinggi 14 Meter, Ini Cerita

Ia kemudian kembali memasang bendera Merah Putuh yang sempat terjatuh

Peristiwa tersebut terjadi saat upacara bendera di tingkat kecamatan di Desa Ubu Pede, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, NTT, Selasa (17/8/2021).

Camat Loli Semuel Lango Manupele bercerita kejadian tersebut terjadi saat pengibaran bendera.

Saat petugas paskibra menaikkan bendera Merah putih di pertengahan tiang, angin berhembus sangat kencang. Akibatnya bendera yang dikaitkan lepas dari ikatan.

"Benar. Pada saat bendera naik sampai di pertengahan tiang, itu angin kencang. Bendera ini dikait pakai pengait. Talinya pakai pengait. Jadi yang lepas itu dari ikatan (pada bagian bendera yang berwarna) merah. Itu karena angin kencang, benderanya tertiup angin," kata Semuel saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/8/2021) siang.

Saat itu ada seorang anggota Paskibra yang memanjat tiang dan berusaha membetulkan pengait yang terlepas.

Namun usaha anggota Paskibra itu tidak berhasil karena tiang bendera yang terbuat dari bambu yang sudah dicat itu sang licin.

Apalagi sebelum upacara digelar, sempat turun hujan di sekitar lokasi upacara.

Soleman bercerita, saat bendera dinaikkan, ia ikut hormat dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan menutup mata.

Namn saat membuka mata, ia melihat benderanya terjatuh. Menurutnya saat itu ada anggota Paskibra yang memanjat tiang bendera lalu turun kembali.

Ia pun tergugah. Bergegas ia membuka baju kemeja dan sepatu yang ia pakai lalu memanjat tiang bendera.

Saat memanjat ia hanya mengenakan singlet putih dan celana panjang kain hitam.

"Tadi saat bendera dinaikkan, kan nanyikan Lagu Indonesia Raya. Kita sementara hormat bendera. Setelah benderanya sudah (naik di ketinggian setengah tiang), saya terharu. Saya tutup mata sambil mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah kemerdekaan. Setelah ucap syukur, saya buka mata. Nah, saya lihat benderanya sudah jatuh," ungkap Soleman.

"Terus ada anggota Paskibraka yang panjat tiang itu, lalu dia turun kembali. Saya langsung tergugah. Saya buka sepatu dan langsung berlari menuju ke tiang bendera," ujar Soleman menambahkan.

Di pertengahan tiang, Soleman mengaku kelelahan. Menurutnya tiang bendera sangat licin karena terkena air hujan.

Ia kemudian membersihkan sisa air hujan pada tiang dengan menggunakan kain yang dilemparkan oleh seorang warga yang menonton upacara di luar lapangan.

"Pas pertengahan itu, saya merasa kelelahan. Dada saya terasa sakit. Pokoknya capek," kata Soleman.

Dengan perlahan, ia berhasil meraih tali dan mengigitnya dan melorot ke bawah lalu menyerahkan tali ke anggota Paskibra.

Setelah itu ia kembali ke barisan dan ikut melanjutkan upacara.

"Kemudian, perlahan-lahan saya panjat lagi sedikit demi sedikit. Lalu saya bisa meraih itu talinya. Setelah itu, talinya saya gigit. Langsung saya melorot lagi ke bawah. Kemudian, anggota Paskibraka mengambil itu talinya dan saya kembali ke barisan," kata Soleman.

Menurutnya saat memanjat, ia punya tekad untuk meraih tali sehingga bendera Merah Putih bisa dikibarkan.

Aksi Soleman memanjat tiang bendera tersebut direkam oleh warga dan videonya viral di media sosial.

"Saya juga heran sendiri kalau menonton kembali video yang (viral) tadi. Karena sampai di atas itu, bambunya juga goyang. Tapi, sedikit pun rasa ragu, rasa takut itu tidak ada. Pokoknya tekad saya harus meraih kembali itu tali," kata Soleman.

Ia pun menyampaikan harapan bagi NKRI di hari ulang tahun kemerdekaan. Ia ingin Indonesia bisa bangkit dari pandemi Covid-19.

"Semoga Bangsa Indonesia pulih dari Covid-19 dan semua aktivitas dapat berjalan dengan lancar. Dan, pertumbuhan ekonomi semakin maju serta rakyat semakin makmur," ujar Soleman lagi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ignasius Sara | Editor : Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/08/18/062600278/-demi-sang-saka-bendera-putih-berkibar-soleman-panjat-tiang-bambu-setinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke