NGANJUK, KOMPAS.com – Kejadian kurang mengenakkan dialami Rizky Kurniawati (14), siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 1 Bagor, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Saat Rizky hendak bertugas menjadi petugas Paskibra di tengah hutan Desa Ngadiboyo Nganjuk, tiba-tiba hak sepatunya copot karena tersandung batu.
Ia pun terpaksa menali sepatunya memakai rafia.
Kegiatan upacara bendera di tengah hutan itu diadakan oleh Komunitas Pecinta Sejarah Nganjuk (Kota Sejuk), Selasa (17/8/2021).
Prosesi upacara pengibaran bendera dilangsungkan tepat pukul 10.00 WIB.
Nah, dalam kegiatan itu Rizky dan kedua temannya dari SMP N 1 Bagor diamanahi menjadi petugas Paskibra. Namun kejadian tak terduga dialaminya, hak sepatunya copot sebelum upacara digelar.
“Tadi sepatunya copot hak-nya, terus ditali pakai rafia,” kata Rizky seraya tersenyum malu saat ditanya wartawan usai menjadi petugas Paskibra di hutan Desa Ngadiboyo Nganjuk, Selasa (17/8/2021).
Rizky menuturkan, ia baru pertama kali ini diminta menjadi petugas Paskibra di tengah hutan.
Sebelum-sebelumnya, ia selalu menjadi petugas pengibar bendera di sekolah dengan kontur tanah datar.
“Kalau di sekolahan kan enggak ada batu-batunya, jadi enggak kesandung ya, di sini kesandung (batu),” sebutnya.
Kegiatan upacara bendera yang diikuti Rizky digelar oleh Kota Sejuk. Kegiatan tersebut juga diikuti warga sekitar hutan, polisi, pelajar, dan tentunya anggota Kota Sejuk.
“Hari ini tepat tanggal 17 Agustus tahun 2021, kami dari Komunitas Pecinta Sejarah Nganjuk sedang melaksanakan upacara peringatan detik-detik proklamasi yang ke-76,” jelas Amin Fuadi dari Kota Sejuk.
Amin mengatakan, pihaknya sengaja melangsungkan ucapara bendera di tengah hutan. Alasanya, pihaknya ingin mengedukasi dan mengajak masyarakat peduli terhadap kelestarian hutan.
“Kami mengingatkan kepada warga bahwa pentingnya menjaga kelestarian hutan dan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya,” paparnya.
Selain bergarak dalam hal pelestarian cagar budaya, kata Amin, Kota Sejuk memang memiliki visi dan misi pelestarian alam.
Nah, sebagai bentuk kepedulian terhadap alam, seusai upacara bendera Kota Sejuk melepas puluhan burung ketilang, tekukur, dan perkutut. Mereka juga melepas ribuan ikan mujair, nila, dan lele di salah satu sumber mata air di hutan.
Selain melepas burung dan bibit ikan, Kota Sejuk juga menanam puluhan bibit tanaman jenis kenitu, beringin, jambu, dan gayam di tengah-tengah hutan.
https://regional.kompas.com/read/2021/08/17/154706078/hak-sepatunya-copot-saat-jadi-paskibra-di-tengah-hutan-rizky-terpaksa