Salin Artikel

Jumlah Pengangguran Terbuka di Jabar Capai 2,1 Juta Orang

BANDUNG, KOMPAS.com - Jumlah angkatan kerja di Jawa Barat mencapai 21 juta. Dari jumlah itu, sebanyak 8,92 persennya masuk ke dalam tingkat pengangguran terbuka.

Kepala Bidang Penempatan Perluasan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar, Hendra Kusuma Sumantri mengatakan, sebelum pandemi, tingkat pengangguran terbuka di Jabar sebesar 7,9 persen.

"Lalu naik menjadi 10 persen di 2020 dan mengalami penurunan di 2021 menjadi 8,92 persen. Jumlah pengangguran terbuka di Jabar sekitar 2,1 juta orang," ujar Hendra kepada Kompas.com di Bandung, Senin (16/8/2021).

Hendra menjelaskan, penurunan yang terjadi dalam setahun ini disebabkan banyaknya intervensi yang dilakukan pemerintah termasuk hasil inovasi masyarakat.

Jumlah itu, harus terus diturunkan. Sesuai pernyataan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, pada 2023, pihaknya menargetkan penurunan angka pengangguran menjadi 6,96 persen.

Caranya dengan menggenjot tiga program. Yaitu buruh juara, migran juara, dan milenial juara. Tiga program ini dijalankan oleh sejumlah dinas.

Seperti program petani milenial, dikerjakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar.

Salah satu program yang digenjot olehnya adalah migran juara. Pihaknya tengah menyusun skema Jabar Migrant Service Center (JMSC).


Ada 14 negara tujuan tenaga kerja migran Indonesia asal Jabar. Di antaranya Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Taiwan.

"Potensi paling besar untuk bidang caregiver," ucap dia.

Sebelum pandemi, jumlah pekerja migran asal Jabar mencapai 53.000. Saat pandemi, banyak negara tujuan yang menutup negaranya untuk pekerja migran.

Akibatnya, jumlah pekerja migran yang pergi hanya sedikit sekitar 7.000-an.

"Peluangnya masih besar, tinggal nunggu negara tujuan buka," kata dia.

Seperti peluang bekerja di Jepang yang sangat besar. Untuk itu, pihaknya terus mempersiapkan SDM.

Menurutnya, ketika negara tujuan buka, pekerja migran dari Jabar bisa langsung terbang.

Sementara itu, Advisor ISO Jepang Yadi Suryadi mengatakan, Jepang membutuhkan 345 ribuan tenaga kerja asing dari Indonesia, Vietnam, Laos Myanmar, Filipina, dan sejumlah negara lainnya.

"Bonus demografi kita jadi sasaran Jepang," ucap dia.

Untuk itu, Indonesia khususnya Jabar harus mempersiapkan SDM untuk 14 sektor yang dibuka Jepang.

Salah satu syarat yang dibutuhkan adalah bahasa Jepang. Untuk itu pihaknya menyiapkan pelatihan gratis bahasa Jepang bagi mereka yang ingin bekerja di Jepang.

"Saat ini kepergian pekerja migran tersendat. Tapi akan ada pembukaan (penerbangan ke Jepang) di Oktober 2021," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/16/221334678/jumlah-pengangguran-terbuka-di-jabar-capai-21-juta-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke