Salin Artikel

Air Mata Muryati Lihat Anaknya yang Masih SMP Jualan Pentol Keliling karena Sang Ayah Meninggal akibat Covid-19: Saya Tak Tega

Putranya yang bernama Abi Rizal Mandani (14) itu harus berkeliling berjualan pentol di Ponorogo untuk menggantikan peran sang ayah, Triono.

Trono meninggal dunia beberapa waktu lalu akibat Covid-19.

Kerap menangis saat melepas anaknya jualan pentol

Muryati bercerita, dirinya sebenarnya tidak sampai hati melihat anak semata wayangnya itu harus bersusah payah menjual pentol secara keliling.

Namun, lantaran Abi mengaku ikhlas, Muryati pun menyetujui.

Meski demikian, tak jarang Muryati menangis melepas Abi ketika hendak berangkat menjual pentol.

"Sebenarnya saya tidak tega dan kasihan dengan Abi. Di saat teman-teman sebayanya asyik bermain, anak saya harus berjualan pentol keliling di Ponorogo," tutur dia pilu, Sabtu (14/8/2021).

Hal itu dilakukan Abi untuk menggantikan peran suaminya yang meninggal sebulan lalu karena Covid-19.

Ketika itu, Muryati juga sempat dinyatakan positif corona dan baru sembuh tujuh hari setelah sang suami meninggal.

Berbeda dengan ibunya yang merasa berat hati, Abi justru ikhlas menggantikan peran sang ayah berjualan pentol.

Abi tak ingin, ibunya yang sudah lanjut usia bersusah payah menjual pentol.

“Dulu bapak yang jualan, sekarang gantian saya. Kasihan kalau ibu yang jualan keliling,” ungkap Abi.

Dia mengaku rela membantu ibunya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, tanpa rasa malu dan minder.

“Saya tidak malu. Justru saya merasa senang karena bisa mendapatkan uang dan membantu ibu saya,” ujar Abi.


Impian Abi

Abi menjual pentol pada pagi dan sore hari di sela-sela sekolah daringnya.

Pada pagi hari, dia akan berangkat berkeliling menjual pentol pada pukul 08.00 WIB hingga 10.30 WIB.

Sedangkan pada sore hari, dia berjualan pada 15.00 WIB hingga waktu petang sekitar pukul 17.30 WIB.

Biasanya dia berkeliling menjual pentol di Alun-alun Kota Ponorogo, Jalan Suromenggolo Kauman, Somoroto hingga Kecamatan Sukorejo.

Terkadang, jualan pentolnya habis. Namun tak jarang masih bersisa banyak.

Mengetahui Abi berjualan pentol, guru dan teman Abi justru memberikan semangat padanya.

Selain bekerja menjual pentol, Abi juga bekerja di bengkel sebagai tenaga bantu-bantu. Dia diupah Rp 50.000 per hari.

Sama seperti siswa lainnya, Abi pun memiliki impian mengenai masa depannya.

Ia ingin masuk ke SMK jurusan otomotif dan mendalami bidang tersebut.

(KOMPAS.COM/ Muhlis Al Alawi)

https://regional.kompas.com/read/2021/08/16/115047078/air-mata-muryati-lihat-anaknya-yang-masih-smp-jualan-pentol-keliling-karena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke