3 Mahasiswa Perusak Kampus IAIN Madura Jadi Buron

Ketiganya belum menyerahkan diri ke penyidik Polres Pamekasan sejak ditetapkan menjadi tersangka.

Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Pamekasan AKP Nining Dyah menjelaskan, ketiga mahasiswa itu sudah dilakukan pencarian selama beberapa hari.

Namun penyidik belum menemukan keberadaan mereka.

"Status mereka sudah buron karena tidak kunjung menyerahkan diri," ujar Nining Dyah saat dihubungi melalui telepon seluler, Sabtu (14/8/2021).

Sedangkan Presiden Mahasiswa yang memimpin jalannya aksi demonstrasi, memilih menyerahkan diri setelah sempat menghilang selama sembilan hari usai aksi.

"Hasil penyelidikan, ada sembilan mahasiswa yang jadi tersangka. Tinggal tiga mahasiswa di mana mereka jadi DPO," imbuh Nining.

Sebanyak empat mahasiswa dijerat dengan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan Pasal 406 KUHP tentang perusakan.

Sedangkan presiden mahasiswa berinisial SB dijerat dengan berlapis yakni, pasal 160, pasal 170 Ayat (1), Pasal 187 Ayat (1) ke (1) dan Pasal 406 Ayat (1) KUHP Jo pasal 55 KUHP.

"SB merupakan penggagas, penggerak sekaligus koordinator lapangan dalam demonstrasi itu," ungkap Nining.

Sebelumnya diberitakan, aksi demonstrasi dilakukan puluhan mahasiswa IAIN Madura pada Jumat (30/7/2021).

Demonstrasi itu menuntut pengurangan Uang Kuliah Tunggal (UKT) karena dinilai memberatkan mahasiswa di tengah pandemi Covid-19.

Dalam demonstrasi tersebut, mahasiswa ditemui oleh pembantu rektor IAIN Madura dan beberapa dekan fakultas. Namun kehadiran mereka ditolak oleh mahasiswa.

Mahasiswa ingin Rektor IAIN Madura, Mohammad Kosim menemui langsung.

Namun, karena Kosim sakit dan takut tertular Covid-19, tidak menemui mahasiswa.

Setelah tidak ditemui rektor, mahasiswa kemudian bertindak brutal.

Mahasiswa membakar pos satpam dan ruang kontrol CCTV kampus. Selain itu, kaca jendela auditorium kampus dihancurkan oleh demonstran.