Salin Artikel

Gedung Kawedanaan Rengasdengklok, Saksi Sejarah yang Kini Jadi Tempat Orang Mabuk

Di sisi lain berserakan kemasan obat batuk dan sampah lainnya.

Tak hanya itu, gedung yang pernah dipakai sebagai Kantor Kecamatan Rengasdengklok itu tampak sangat tak terawat.

Di bagian depan, kayu lantai gedung terbuka. Dinding temboknya juga dipenuhi sarang laba-laba.

Jendela gedung yang bergaya lawas terbuka mengekspos ruangan kosong yang tak beraturan. 

Di belakang gedung, rumput liar tumbuh subur.

Pun sama dengan gedung depan, terbengkalai dengan dinding dan kaca kotor dipenuhi sarang laba-laba.

Lantai keramiknya terdapat bekas meriam yang telah diamankan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang.

Di kompleks itu dijadikan tempat parkir kendaraan.

Depan eks Kantor Kawedanaan Rengasdengklok merupakan pasar tradisional.

Pemuda Rengasdengklok Husein Sinatria Galuh (31) menyayangkan kondisi gedung itu saat ini.

"Kami sangat menyayangkan dengan tidak adanya perhatian dari pemerintah terhadap kondisi bangunan sejarah. Padahal bangunan ini merupakan bagian penting dari sejarah Indonesia," kata Husein (10/7/2021).

"Saat ini hanya dimanfaatkan sebagai tempat parkir dan bahkan dijadikan lokasi mabuk-mabukan," kata dia.

Forum Pemuda Peduli Sejarah Karawang menyebutkan, tidak terawatnya eks Gedung Kawedanaan Rengasdengklok Raya atau gedung kecamatan bukti Pemkab Karawang tidak cinta sejarah.

"Kalau cinta sejarah, mereka harusnya merawat situs sejarah dan mendaftarkan gedung kawedanan ini menjadi cagar budaya nasional karena ada peristiwa yang monumental," kata Koordinator Forum Pemuda Peduli Sejarah Karawang Dharma Gaotama saat dihubungi, Rabu (11/8/2021).

Dharma mengatakan, Kantor Kawedanaan Rengasdengklok merupakan ikon sejarah Hindia Belanda.

Saat dibangun untuk meliputi wilayah Bekasi dan Karawang. Bahkan difungsikan sebelum Kawedanaan Purwakarta.

Kawedanaan Rengasdengklok saat itu difungsikan untuk mengatur administrasi khususnya ekonomi pangan.

"Bagaimana mereka harus mengatur hasil panen padi, itu harus cepat sampai ke Batavia," katanya.

Di halaman gedung kawedanaan Rengasdengklok dilangsungkan upacara kemerdakaan pada  16 Agustus 1945.

Saat itu, bendera Jepang diturunkan dan dikibarkan bendera merah putih.

Soekarno-Hatta tak berkenan hadir pada upacara itu. Keduanya berada di rumah Diauw Kie Siong.

Banyak pasukan PETA yang hilir mudik saat itu di sana, karena memang berdekatan dengan markas pasukan PETA.

"Mereka juga sadar jika bendera merah putih sudah berkibar dan kalau diketahui penjajah saat itu, maka akan berisiko untuk perang," katanya.

Dharma berpendapat seharusnya kantor kawedanaan dirawat sebagai identitas perjuangan pemuda Karawang yang ingin segera merdeka.

"Gedung Kawedanaan Rengasdengklok sudah harusnya dirawat dengan semangat perjuangan," kata dia.

Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kepala Disparbud Karawang belum memberikan tanggapan. Pun Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/12/060700178/gedung-kawedanaan-rengasdengklok-saksi-sejarah-yang-kini-jadi-tempat-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke