Salin Artikel

Kisah Lifter Nurul Akmal, Putri Asal Aceh hingga Tembus Final Olimpiade Tokyo

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Nurul Akmal, atlet angkat besi putri asal Aceh turut mengharumkan nama Indonesia di kelas +87 kilogram pada Olimpiade Tokyo 2020.

Saat itu, ia berhasil menorehkan catatan di posisi kelima pada grup A, dengan hasil snatch 115 dan clean and jerk 256 meski tak meraih medali untuk Indonesia.

Namun perjuangannya hingga mampu menembus final pada perhelatan olahraga itu menyimpan banyak cerita di baliknya.

Berawal saat angkut padi

Pelatih angkat besi Aceh Effendi Aria menceritakan, Nurul Akmal adalah anak dari seorang petani di Desa Serba Jaman Tunong, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara.

Ia mulai mengenal dan berlatih cabang olahraga angkat besi putri sejak tahun 2010 saat Nurul duduk di kelas 1 SMA.

Kala itu, ia mengikuti program pembinaan Diklat Tunas Bangsa yang dikelola oleh Dinas Pemuda dan Olah Raga Provinsi Aceh.

"Nurul Akmal awalnya ditemukan oleh perwakilan kami pertama saat dia sedang mengangkut padi, karena dilihat ada potensi dan ada kemauan dia dilatih dan dibina di Diklat Tunas Bangsa, seluruh biaya ditanggung Dispora Aceh," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (02/08/2021).


Bersaing di tingkat nasional

Effendi melanjutkan, sejak bergabung menjadi atlet angkat besi putri binaan Diklat Tunas Bangsa, Nurul Akmal sangat antusias dan selalu disiplin mengikuti latihan, bahkan dia menjadi panutan bagi adik-adik atlet angkat besi di Aceh.

Ia sudah menjadi juara PON memecahkan rekor snatch dan clean and jerk sekaligus pemegang rekor nasional. Lalu pada 2017 ia kembali menjadi juara nasional di Riau.

Kemudian pada Februari 2018 Nurul Akmal dipanggil ke Pelatnas untuk Asian Games hingga sampai dengan hari ini ia masih di Pelatnas.

"Jadi selama di Pelatnas dia mulai banyak mengikuti event untuk mengambil tiket di Olimpiade, ini kan harus banyak ikut kejuaraan yang diselengggarakan oleh IWF, dia harus mengikuti semua yang pembiayaannya ditanggung oleh pusat pengurus besar sama Menpora," ujar Effendi.

Raih tiket Olimpiade Tokyo 2020

Nurul Akmal sendiri sudah mulai dihitung untuk kualifikasi Olimpiade Tokyo sejak Asian Games hingga event terakhir di Pakistan tahun 2020.

"Kemarin itu kualifikasi terakhir, setelah selesai di situ barulah keluar nilai seluruhnya atlet di kelas plus 87 kg seluruh dunia, Nurul Akmal tersangkutlah dia di nomor 6 dari seluruh dunia," ungkap Effendi.

Berkat capaiannya itu, Nurul akhirnya berhak untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020.


Bangga anaknya masuk final

Hasballah, orangtua Nurul menceritakan, dirinya setiap hari ditelepon oleh putri keduanya itu meski orangtuanya tinggal di Desa Serbajaman Tunong, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara.

Putri Hasballah dan Nurmala Ishak itu bahkan sesaat sebelum berlaga masih sempat menelepon orangtuanya.

“Ini dia sedang telepon ibunya. Saya sangat terharu. Saya sangat tegang menyambut final ini. Tak pernah saya setegang ini,” ungkap Hasballah dihubungi per telepon, Senin (2/8/2021).

Dengan karir anaknya saat ini, ia berharap anaknya yang akrab dipanggil Amel itu mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Apalagi, ia telah tamat dari Universitas Abulyatama Banda Aceh dan menyandang sarjana pendidikan kini.

“Saya minta, jika Presiden Jokowi mendengar, angkatlah anak saya menjadi PNS. Apa yang dia lakukan sudah membanggakan kita semua sebagai rakyat Indonesia,” harapnya.

Dapat apresiasi Pemerintah Aceh

Kerja keras Nurul saat Olimpiade Tokyo 2020 diapresiasi oleh Pemerintah Aceh.

Apresiasi itu dalam bentuk penghargaan berupa pembangunan satu unit rumah yang akan dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) perubahan.

"Pemerintah Aceh sangat mengapresiasi. Sesuai arahan Gubernur Aceh, satu unit rumah akan dibangun untuk Nurul," ujar Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh Dedi Yuswadi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (6/8/2021).

Ia pun juga diangkat sebagai tenaga kontrak di Dinas Pemuda dan Olahraga Aceh oleh Pemerintah Aceh untuk mendukung kegiatan Nurul sebagai atlet angkat besi.


Harapan untuk masa depan atlet

Hasballah berharap kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI untuk menjamin kehidupan dan masa depan atlet yang berlaga di Olimpiade Tokyo 2020, termasuk anaknya.

“Dulu setahu saya ada program khusus bagi atlet Olimpiade untuk diangkat menjadi CPNS. Ini formasi khusus untuk para atlet yang prestasinya sudah jelas di tingkat internasional. Saya harap, Nurul dan kawan-kawannya di Olimpiade Tokyo juga diangkat PNS lewat jalur khusus,” ungkap Hasballah, Jumat (7/8/2021).

Sebab, masa kejayaan atlet sangat singkat, kata Hasballah, di sisi lain mereka memiliki keluarga untuk terus berkembang.

Apalagi, saat ini pemerintah sedang membuka tes calon pegawai negeri sipil (CPNS).

“Atlet pun semuanya sudah pulang ke Tanah Air. Saya harap ini menjadi perhatian presiden,” ungkapnya.

Menurutnya, Nurul yang diangkat menjadi tenaga kontrak oleh Pemerintah Aceh tak menjamin masa depannya nanti hingga hari tua. 

“Saya berdoa bukan hanya buat Nurul, tapi buat semua atlet yang sudah membanggakan Indonesia di Tokyo. Mereka pahlawan, bagi saya, Nurul selalu pahlawan di keluarga kami,” ungkapnya.

(Penulis Kontributor Kompas TV Aceh, Raja Umar | Editor Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2021/08/08/072000378/kisah-lifter-nurul-akmal-putri-asal-aceh-hingga-tembus-final-olimpiade

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke