Salin Artikel

Kondisi Teras Cihampelas, Proyek Rp 48 M, Sepi di Tengah Pandemi, Nasib Pedagangnya Pun Getir

Seperti halnya para pedagang yang berada di atas teras Cihampelas, mau tak mau mereka harus menelan pil pahit akibat wabah covid saat ini.

Sejak diumumkannya pandemi covid pada 14 Maret 2020 lalu oleh pemerintah, kehidupan perekonomian para pedagang di jembatan Cihampelas mulai menemui jalan yang terjal.

Rintangan demi rintangan mulai terlihat saat diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada tahun 2020 lalu. Berkurangnya pengunjung ke pedestrian yang mirip jembatan layang (skywalk) tersebut mulai terlihat berkurang.

Bahkan sampai saat ini dari ratusan kios kuliner dan suvenir yang berdiri di atas jembatan yang digagas pada tahun 2014 itu pun, sebagian besar tak beroperasi dan memilih menutup kiosnya.

Sementara itu, sejumlah kios pun terlihat tutup dan menggembok kiosnya erat-erat. Memang tak semua melakukan hal itu, beberapa kios yang menyediakan makan dan jajanan minuman kopi hangat masih terlihat beroperasi meski sepi pengunjung.

Sepi dan jarang pengunjung

Siang itu, suasana Kota Bandung terlihat mendung, Ii (51) terlihat tengah merapikan barang jualannya, sesekali ia duduk menunggu didalam kiosnya. "Sepi jarang pengunjung," keluh Ii sembari menunggu didepan kiosnya.

Ii mengaku baru saja membuka kiosnya setelah ada pengumuman dari pemerintah Kota Bandung yang mengizinkan para pedagang untuk beroperasi.

Sebelumnya, Ii menutup kiosnya karena sepi pengunjung, lantaran sejumlah kebijakan pemerintah yang membatasi mobilitas warganya.

"Ya mau gimana lagi, kalaupun kita buka juga gak ada yang belinya," kata Ii.


Teras Cihampelas, dulu sempat dipuji Jokowi

Ii menyadari bahwa teras Cihampelas sebetulnya memiliki daya tarik wisata yang menyedot pengunjung untuk datang. Namun, dampak pandemi tak terelakan ditambah pembatasan mobilitas warga oleh pemerintah yang melarang warganya untuk sementara tidak berkerumun dan datang ke ketempat ramai.

Pengunjung Teras Cihampelas pun mulai sepi, hal itu tentu berdampak pada penjualan para pedagang di Jembatan yang sempat dipuji Presiden Joko Widodo tersebut.

"Dari segi penjualan tentu turun drastis, bahkan saya bisa tak dapat penghasilan meski buka dari pagi sampai sore. Sekarang mah minimal Rp. 20.000 saja sudah untung," ucapnya.

Meski sepi, Ii tetap ber- ikthiar membuka kiosnya tetap berjualan, ia percaya meski jalan ditutup, pengunjung sepi, rejeki sudah diatur tuhan yang maha kuasa. "Ya saya mah pasrah, giman yang diatas," ucapnya.

Namun, ia tetap memanjatkan doa berharap kondisi pandemi cepat berlalu dan kembali normal, pasalnya wabah covid mencekik kehidupannya sehari-hari.

"Sebagai pedagang ya pandemi ini sih tentu musibah buat kami," tuturnya.

Kalau pun dapat bantuan dari pemerintah, ia gunakan untuk modal kembali berjualan, karena jika dipakai makan sehari-hari malah habis hanya dalam waktu singkat. "Kalau dipakai jualan kan bisa bertahan beberapa hari kedepan," pungkasnya.

Dari 192 kios yang ada di teras Cihampelas, kata Ii, hanya empat kios saja yang masih bertahan. "Disini itu ada kios kuliner dan souvenir, semuanya tutup, cuman empat saja yang buka. Mereka tutup karena gak ada pembeli," ujarnya.

Kondisi serupa pun dialami pemilik kios lainnya Supadi (57) yang juga mengalami kondisi krisis seara penjualan. Omsetnya menurun drastis sejak awal pandemi tepatnya pembatasan dilakukan pemerintah setempat.

Jika pada hari normal bisa mencapai Rp.300.000 per harinya, kini Supadi hanya dapat untung Rp.50.000 saja. "Dapat Rp.100.000 saja susah," ucapnya.


Terus membuka kios di Teras Cihampelas, walau sepi

Namun berbeda dengan Ii, ia mengaku terus berjuang membuka kiosnya meski dalam kondisi sepi pengunjung. Ia meyakini bahwa cara satu-satunya bertahan hidup adalah bergerak menjemput rezeki.

"Kalau di rumah saja, gak akan dapat apa-apa. Apalagi penghasilan saya sekarang cuman jualan ini saja," ucapnya.

Sementara mengandalkan bantuan pun tak kunjung datang, Supardi mengaku hanya mendapatkan satu kali bantuan UMKM saja, selebihnya ia hanya bisa menggigit jari lantaran tak ada bantuan lainnya yang datang.

Ia berharap, kondisi pandemi ini cepat berlalu dan kembali sedia kala. "Ya mudah-mudahan kembali ramai, karena biasanya liburan sekolah ramai disini," harapnya.

Sementara itu, Nova(30) seorang pengunjung yang juga merupakan karyawan di salah satu toko di sekitar wilayah Cihampelas, mengaku menjadi langganan salah satu kios tang menyediakan makanan di Teras Cihampelas.

Setiap istirahat kerja, ia dan teman-temannya naik ke atas jembatan untuk sekedar mencari makan. Namun ketika kios-kios ini mulai tutup, ia pun bingung mencari makan di sela istirahatnya.

"Saya kesini biasanya can cari makan di sela istirahat saja, tapi sekarang banyak yang tutup, kadang suka bingung juga cari makan kalo semua pedagang pada tutup," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/07/080000778/kondisi-teras-cihampelas-proyek-rp-48-m-sepi-di-tengah-pandemi-nasib

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke