Salin Artikel

Cerita Dede, Susah Cari Penumpang Angkutan Umum Sejak PPKM, Kini Gunakan Pinjaman demi Bertahan Hidup

SUBANG, KOMPAS.com - Para sopir angkutan umum di Subang kehilangan penghasilan selama adanya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Salah satu satu sopir angkutan umum minibus Subang-Bandung, Dede Ahmad (45) menceritakan, ia dan sopir lainnya hampir 100 persen kehilangan penumpangnya sejak PPKM ditetapkan berlangsung mulai 3 Juli 2021.

"Kalau lagi normal, kita jam segini sudah narik rit (perjalanan bolak-balik) kedua. Rit pertama itu subuh balik ke Subang sekitar pukul 09.00. Kalau sekarang justru kita belum narik," ungkap Dede dikutip dari Tribun Jabar.

Ia yang biasanya menunggu penumpang di halte Pasirkareumbi, Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Subang, tampak kosong kursi kendaraannya.

Begitu pula puluhan kendaraan lain yang berjajar tidak jauh dari kendaraan Dede, tak satu pun penumpang yang ada.

Ia mengatakan, kondisi seperti saat ini dialami semua sopir sejak diberlakukannya PPKM Darurat Jawa-Bali.

"Sebenarnya pas ada Corona itu parah, kita cuma bisa narik dua rit. Sekarang pas PPKM ini makin parah lagi. Jam segini satu penumpang pun belum ada," ungkapnya.


Keluhkan dampak PPKM

Selain kondisi kesulitan penumpang, ia juga mengeluhkan akibat kondisi PPKM membuat arus lalu lintas kendaraan disekat.

"Sudah mah kita narik paling cuma lima orang, jalan juga diputar-putar, tambah habis solar saja jalan makin jauh," ungkapnya.

Dede juga terpaksa bertahan hidup dengan pinjaman karena satu-satunya pencaharian sebagai sopir angkutan umum juga sangat terdampak selama PPKM.

"Kondisinya begini, kita bisa apa? Sebenarnya enggak kena PPKM juga, muatan (penumpang) kita sudah minim," ungkapnya.

"Bukan cuma kita yang ke Bandung, para sopir angkot yang masih di dalam kota juga sama, semua muatannya enggak ada. Orang mau ke mana PPKM begini. Pasti jawabnya ribet harus ada surat ini itu lah," tambah Dede.


Berangkat pun tunggu penumpang lain

Dampak PPKM juga dirasakan penumpang angkutan umum. Kosim (40) mengatakan, ia harus menunggu penumpang lainnya agar dirinya bisa berangkat ke tempat tujuannya.

"Kata sopirnya nunggu sewaan lain, enggak mungkin narik saya doang. Saya di sini dari pagi. Aturan tadi jam 11 siang juga sudah berangkat biasanya," ungkapnya.

Kosim yang berasal dari Wanareja, terpaksa menunggu penumpang lain bersama sang sopir yang mau mengantarnya ke Bandung.

Sebelumnya, ia sempat pulang kampung untuk menjenguk keluarganya. Kosim sendiri ke Bandung untuk berkerja sebagai buruh kuli bangunan.

"Saya dari Wanareja rencananya mau ke Bandung, besok sudah masuk (kerja)," ungkapnya

Kendati demikian, ia yang satu-satunya calon penumpang ke Bandung itu belum bisa berangkat karena tak ada penumpang lain.

"Kita mah bisa apa, kendaraan sendiri saya enggak punya," ungkapnya.

Kosim berharap PPKM segera berakhir karena pekerjannya juga jadi terhambat.

"Saya cuma mau ke Bandung saja sulit. Kebayang ini berapa mobil yang enggak bisa narik karena muatannya enggak ada," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Jeritan Sopir Angkutan Subang-Bandung, Tak Ada Penumpang, Bertahan Hidup Andalkan Pinjaman

https://regional.kompas.com/read/2021/07/28/050000278/cerita-dede-susah-cari-penumpang-angkutan-umum-sejak-ppkm-kini-gunakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke