Salin Artikel

Terkejut Lapaknya Didobrak dan Digusur Petugas Saat Kupas Bawang, Pedagang Pasar Ini Meninggal

Penggusuran secara tiba-tiba itu menyisakan duka, bagi warga yang sebelumnya menempati pasar tersebut sebagai tempat tinggal. 

Ada yang kebingungan hendak pindah ke mana saat pandemi melanda, ada pula pedagang yang sampai meninggal gara-gara terkejut. 

Pedagang yang meninggal saat pelaksanaan penggusuran dan pembongkaran pasar induk Jodoh adalah Priska Ginting (42). 

Salah satu warga pasar bernama E. Ginting mengatakan, Priska diduga meninggal akibat serangan jantung, karena kaget dengan kedatagan tim terpadu. 

Terkejut lapaknya didobrak, Priska meninggal kena serangan jantung

Tim terpadu saat itu tanpa permisi langsung menggusur dan membongkar lapak yang juga tempat tinggalnya.

“Priska diketahui mengalami sesak nafas, akibat terkejut saat didatangi petugas. Saat itu dia lagi ngupas bawang di dalam untuk dijual. Terkejut dia tiba-tiba petugas masuk yang sama sekali tidak ada permisi,” kata E. Ginting kepada Kompas.com melalui telepon, Senin (26/7/2021).

Melihat kondisi Priska semakin melemah, akhirnya para kerabat dan keluarga membawa Priska ke rumah sakit terdekat.

Namun nyawa Priska tidak dapat tertolong dan akhirnya menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan.

Bony Ginting, warga pasar lainnya mengatakan, Priska memiliki riwayat sakit jantung. Tindakan petugas mendobrak lapak Priska diduga jadi pemicu meninggalnya Priska. 

Ia menambahkan, warga meminta pertanggungjawaban dari Kadisperindag Batam Gustian Riau sebagai pimpinan operasi pembongkaran bekas Pasar Induk Jodoh.

"Kami mempertanyakan mengapa di tengah PPKM saat ini pemerintah malah melakukan penggusuran. Kami meminta pertanggungjawaban Gustian Riau selaku penanggung jawab kegiatan ini," papar Bony Ginting melalui telepon ke Kompas.com, Senin. 

Digusur begitu saja dari lapak, Eda mengaku lemas, tak tahu akan bermalam di mana

Kisah pilu pedagang lainnya dialami Eda. Ia adalah satu warga yang menempati gedung bekas pasar Induk Jodoh yang digusur.

Saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Eda mengaku bingung setelah dipaksa keluar oleh tim terpadu Pemkot Batam.

Eda mengatakan, dalam kondisi pandemi seperti ini, jangankan untuk tempat tinggal, untuk makan saja mereka sulit.

“Lemes saya, mau pindah kemana ya saat kondisi seperti ini, entah tidur dimana saya malam ini,” kata Eda, Senin (26/7/2021).

Eda mengaku barang-barangnya pun masih tersusun rapi di area parkir setelah dikeluarkan oleh sejumlah Satpol PP dari Pemkot Batam.

“Saya tidak bekerja, suami saya juga tidak bekerja, makanya bingung mau pindah ke mana. Sehari-hari suami saya kerjanya hanya bantu-bantu di Pasar Tos 3000 Jodoh,” papar Eda.

“Kami warga miskin, seharusnya Pemkot Batam memberikan bantuan kepada kami, bukan menggusur kami,” tambah Eda.


Penjelasan Diperindag Batam: dibongkar untuk renovasi, tapi ada oknum sewakan lapak untuk ditinggali

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam, Gustian Riau mengaku bahwa pihaknya tidak memiliki opsi bagi warga yang saat ini masih memilih tinggal di area tersebut.

Adapun pembongkaran ini, menurut dia, dilakukan setelah lelang pembangunan area baru telah selesai dilaksanakan.

Selain itu, proses pembongkaran ini juga merupakan salah satu syarat dari pihak Kementerian, agar Pemerintah Pusat dapat menurunkan dana pembangunan kembali Pasar Induk Jodoh.

"Pembongkaran salah satu syarat dari Kementerian agar dana turun. Karena lelang sudah selesai dan lokasi ini akan dibangun kembali dengan konsep yang lebih modern," papar Gustian Riau melalui telepon, Senin (26/7/2021).

Gustian mengakui bahwa selama ini pembongkaran memang terkendala dengan adanya warga yang memilih tinggal di area tersebut.

Sebab setelah tidak digunakan, Gustian mengakui ada oknum yang menjual lokasi lapak dan disulap menjadi rumah sederhana serta disewakan dengan harga murah.

"Sudah setahun dan kami memang terkendala karena ada oknum yang sengaja menyewakan lapak untuk tempat tinggal. Tapi kali ini sudah tidak bisa ditunda lagi," terang Gustian Riau.

Walau demikian, Gustian juga mengakui bahwa pihaknya menerima permintaan dari warga agar diberikan lahan atau lokasi untuk tempat tinggal baru.

"Hal itu tidak dapat kami penuhi. Untuk itu kami berikan SP 3 kepada para penghuni disini, sejak satu tahun lalu. Intinya sudah kami berikan waktu sangat lama, namun tetap tidak pindah juga dan akhirnya kita eksekusi," pungkas Gustian Riau.

Sebelumnya renovasi pasar Induk Jodoh ini akan dilakukan pada tahun 2022 mendatang.

Nantinya pihak Kementerian Perindustrian dan Perdagangan akan melakukan pembangunan pasar yang lebih modern, dengan memisahkan pasar basah dan pasar kering sehingga memudahkan masyarakat Batam, serta menjadi lokasi percontohan mengenai konsep pasar modern di wilayah Kepri.

"Akan dibangun kembali lima lantai dengan konsep pasar basah dan kering dipisah. Serta lebih nyaman dibanding dengan pasar yang sudah ada," pungkas Gustian Riau.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/27/131328978/terkejut-lapaknya-didobrak-dan-digusur-petugas-saat-kupas-bawang-pedagang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke