Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Serukan Copot Jokowi, Aktivis HMI Jadi Tersangka | Sumbang Rp 2 Triliun untuk Warga Terdampak Pandemi

KOMPAS.com - Gara-gara unggahannya, seorang aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ambon, Risman Soulissa, ditangkap polisi.

Usai dibekuk, mahasiswa Universitas Pattimura, Ambon, itu kemudian ditetapkan menjadi tersangka. Menurut polisi, unggahan Risman memuat ujaran kebencian.

Unggahan yang dimaksud adalah gambar berisi seruan aksi unjuk rasa untuk mencopot Presiden Joko Widodo, Gubernur Maluku, dan Wali Kota Ambon.

Materi tersebut diunggah Risman lewat akun Facebook miliknya.

Berita populer lainnya adalah seputar sumbangan Rp 2 triliun kepada warga Sumatera Selatan yang terdampak pandemi Covid-19.

Sumbangan ini diberikan oleh keluarga Akidi Tio, pengusaha asal Langsa, Kabupaten Aceh Timur.

Nantinya, sumbangan tersebut diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan oksigen, obat-obatan, insentif bagi tenaga kesehatan, termasuk juga tempat isolasi bagi masyarakat.

Berikut adalah berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com.

Risman Soulissa mengunggah gambar berisi seruan aksi unjuk rasa untuk mencopot Presiden Joko Widodo, Gubernur Maluku, dan Wali Kota Ambon.

Tayangan itu diunggah Risman lewat akun Facebook miliknya pada 21 Juli 2021.

Akibat unggahan tersebut, Risman ditangkap polisi. Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ambon ini juga telah ditetapkan tersangka.

Kepala Sub Bagian Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease Ipda Isack Leatemia menuturkan, unggahan tersangka dianggap telah menyebarkan ujaran kebencian.

“Perbuatan tersangka menyebarkan ujaran kebencian sebagaimana diatur dalam undang-undang,” ujarnya, Senin (26/7/2021).

Baca selengkapnya: Aktivis HMI Dijemput dan Ditetapkan Tersangka gara-gara Unggah Seruan Demo Copot Presiden Jokowi

Sumbangan sebesar Rp 2 triliun diberikan keluarga pengusaha, Akidi Trio, untuk warga terdampak pandemi Covid-19 di Sumatera Selatan.

Oleh pihak keluarga, sumbangan diamanahkan kepada Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Irjen Pol Eko Indra Heri.

Jenderal bintang dua ini mengenal keluarga almarhum saat bertugas di Aceh.

Adapun Eko mengaku kaget atas penunjukan dirinya untuk menyampaikan bantuan Rp 2 triliun kepada warga yang terdampak.

"Dana itu nantinya digunakan untuk menyelesaikan masalah dari hulu ke hilir mulai dari penyediaan kebutuhan warga yang membutuhkan. Harapannya, Sumsel bisa segera keluar dari situasi pandemi," ucapnya, Senin (26/7/2021).

Baca selengkapnya: Kapolda Kaget Keluarga Almarhum Akidi Tio Sumbang Rp 2 Triliun untuk Warga Sumsel Terdampak Pandemi

Rombongan warga berbondong-bongon mendatangi Puskesmas Pujer di Bondowoso, Jawa Timur, untuk mengambil jenazah pasien Covid-19.

Kepala Puskesmas Pujer dr Wijayanto menuturkan, pihaknya bersama Polsek dan Koramil Pujer sudah memberi penjelasan pada keluarga bahwa pasien yang meninggal tersebut positif Covid-19.

Keluarga dijelaskan bahwa jenazah itu akan dimakamkan dengan protokol kesehatan Covid-19.

"Tapi pihak keluarga menolak, tidak lama kemudian ada massa datang untuk mengambil jenazah itu," terang Wijayanto.

Pasien yang diambil paksa itu merupakan warga Desa Mangli, Kecamatan Pujer, yang dinyatakan positif Covid-19.

Baca selengkapnya: Kronologi Video Viral Warga Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19 dari Puskesmas

Lebih dari seminggu, Wali Kota Medan Bobby Nasution tak muncul ke publik dan tidak berkantor di Balai Kota.

Ada kabar menyebutkan, menantu Presiden Joko Widodo itu terpapar Covid-19. Namun, Bobby menampiknya.

Hanya saja, Bobby menyampaikan bahwa dirinya melakukan isolasi mandiri akibat orang dekatnya ada yang positif Covid-19.

"Kebetulan pada hari Senin lalu ketika orang dekat saya positif saya enggak enak badan dan disarankan oleh Pak Kadis Kesehatan untuk isolasi. Untuk menghabiskan masa inkubasi, selama lima hari," ungkapnya, Senin (26/7/2021).

Pada saat menjalani isolasi mandiri, agenda-agenda protokoler dihadiri Bobby secara virtual.

Baca selengkapnya: Wali Kota Medan Bobby Nasution Dikabarkan Kena Covid-19 gara-gara Sepekan Tak ke Kantor

Novi Sovianti (33) dan suaminya, Ruslan Permana (31), harus menjual sejumlah peralatan rumah tangganya demi menyambung hidup.

Pasangan suami istri ini mengaku terpaksa menjual barang-barang rumah tangga lantaran tak memperoleh bantuan pemerintah.

"Uangnya buat beli beras dan jajan anak-anak. Saya netes air mata kalau anak minta jajan juga makanya," kata Novi.

Mereka menyebut, alasan tak mendapat bantuan karena terbentur masalah domisili.

Walau sudah dua tahun tinggal di Cisarua, Bandung Barat, kartu keluarga mereka masih tercantum Cimahi.

Baca selengkapnya: Uangnya Buat Beli Beras, Saya Kadang Nangis kalau Anak Minta Jajan

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Palembang, Aji YK Putra; Kontributor Medan, Daniel Pekuwali | Editor: Setyo Puji, David Oliver Purba, Candra Setia Budi, Aprillia Ika, Michael Hangga Wismabrata)

https://regional.kompas.com/read/2021/07/27/062000078/-populer-nusantara-serukan-copot-jokowi-aktivis-hmi-jadi-tersangka-sumbang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke