Salin Artikel

Cerita di Balik Makanan Gratis Tiap Hari untuk Warga Madiun yang Isoman

Dia pun tak sabar untuk membantu warga yang sementara menjalani isolasi mandiri di rumah.

Berbekal anggaran pribadi, ia menawarkan bantuan makan siang gratis bagi warga yang sementara menjalani isoman.

Mbak Uthe, panggilan akrab Nyayu Verawati, mengumumkan di media sosial bahwa dirinya siap memberikan bantuan makan siang gratis tiap hari bagi warga yang menjalani isolasi mandiri.

Syarat yang diberikan cukup mudah.

Warga yang isoman cukup mengirimkan foto hasil pemeriksaan PCR yang menunjukkan positif Covid-19.

Setelah mendaftar, siang harinya warga yang isoman sudah menerima sepaket makan siang berisi nasi, sayur dan lauk yang bergizi.

Kepada Kompas.com, Mbak Uthe yang kesehariannya berprofesi sebagai notaris bercerita awal mulanya tergerak untuk membantu warga yang sedang menjalani isoman.

“Dulu waktu awal-awal pandemi ada warga di sini yang kena dan semuanya pada takut. Kemudian ibu saya dan teman-teman pengajian inisiatif bantu, kemudian diikuti warga lain,” kata Uthe, Selasa (13/7/2021).

Setelah pemerintah menetapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, Uthe yang tinggal di Taman Asri, Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Taman, tergerak membantu.

Sebab, tidak semua warga di lingkungan tempat tinggal akan mau membantu.

Bisa jadi, mereka takut tertular saat membantu warga isoman.

Setelah mendapatkan izin dari suaminya, Uthe mulai bergerak.

Ia dan para stafnya juga membuat pengumuman melalui status di media sosial.

“Malamnya ada yang langsung menghubungi dan sampai banyak yang menghubungi kami, karena ternyata banyak yang membutuhkan,” kata Uthe.



Istri Dany Ermawan ini mulai mengirim makanan gratis kepada warga Kota Madiun yang isoman sejak tiga hari yang lalu.

Pengiriman makan siang gratis itu hampir ke seluruh kelurahan yang ada di Kota Madiun.

Hari pertama, ia mengirim makan siang gratis bagi 50 orang yang menjalani isoman di rumahnya masing-masing.

“Ternyata ada yang sendirian dan ada yang keluarga. Bahkan kemarin satu keluarga ada tujuh orang yang isoman,” ungkap Uthe.

Lantaran tenaga pengantar terbatas, ia hanya melayani pengiriman makanan siang gratis di wilayah Kota Madiun saja.

Bahkan, Uthe harus menggunakan jasa tukang ojek online, karena banyaknya makanan yang harus didistribusikan.

Pada hari kedua, ia mengirimkan 170 paket makanan.

Sebagian besar makanan itu dikirim dengan menggunakan jasa ojek online. Sisanya diantar stafnya ke rumah masing-masing warga yang sedang isoman.

Makanan yang dikirimkan tidak semuanya sama. Beberapa warga yang isoman hanya membutuhkan sayur dan lauk saja.

Ia pun bersyukur, niat baiknya membantu warga yang isoman mendapatkan respons dari banyak orang.

Salah satunya dari Banser Kota Madiun.

Mereka menawarkan bantuan mendistribusikan makan siang gratis bagi warga Kota Madiun yang sementara isoman.

Awalnya Uthe menggunakan anggaran pribadi.

Namun, sehari kemudian, teman-teman pengajian orangtuanya ikut membantu menutupi biaya.

Bahkan, ada warga Kota Madiun yang tinggal di Kediri ikut membantu donasi .

Uthe bertekad program bagi makan siang gratis bagi warga yang sementara menjalani isoman di rumah akan berlangsung hingga akhir masa PPKM Darurat.

“Insy Allah akan terus berjalan kalau yang membutuhkan masih banyak. Mudah-mudahan Allah bantu agar kami terus bisa membantu banyak orang,” kata Uthe.


Tak sembarang menu

Makan siang yang disediakan Uthe untuk warga yang isoman ternyata tidak sembarang.

Uthe yang memiliki sampingan usaha makanan pre-order dengan nama Mamiya Kitchen ini memberikan makan siang yang sederhana, namun kaya dengan gizi.

Paket yang dikirim berupa nasi, sayur dan lauk. Terkadang plus buah dan puding.

Kandungan gizi itu menjadi perhatian, lantaran ibunya adalah mantan Kepala Dinas Kesehatan yang mengetahui persis asupan makanan bergizi yang dibutuhkan pasien untuk meningkatkan imunitas.

Tak hanya itu, saat warga isoman menghubunginya, ia tidak lupa menanyakan pantangan terhadap makanan tertentu.

“Bisa jadi ada yang pantangan makan pedas dan tidak bisa makan ikan laut. Daripada kita risiko, maka kami sesuaikan menunya,” ujar Uthe.

Salah satu contohnya, menu hari pertama soto ayam, hari kedua sayur bening dan lauk pauk, sementara hari ketiga sayur asem dan botok.

Saat ini, setiap hari Uthe memasak makan siang bagi 180 warga Kota Madiun yang menjalani isoman.

Uthe merasa bahagia karena bisa membantu banyak warga yang sedang isoman.

Apalagi setelah mendapatkan bantuan itu, banyak warga yang mendoakan kebaikan bagi dirinya.

“Saya percaya kalau kita mau berbagi, maka Allah pasti akan kasih kita lebih banyak lagi. Jadi kepuasan batin saya di situ,” jelas Uthe.

Uthe hanya mengkhawatirkan makanan yang dikirim tidak disukai, apalagi jika kualitasnya menurun.

Namun, sejauh ini tidak ada yang komplain dengan makanan yang dikirimnya.

Selama 3 hari mengirim makanan, Uthe baru mengetahui bahwa saat ini banyak warga isoman yang membutuhkan perhatian.

Beberapa warga isoman bercerita kepadanya tentang kebingungan mereka mendapatkan makanan saat isoman.

“Ada yang tetangganya tidak peduli. Ada yang uang ada, tetapi tidak bisa keluar mencari makan,” kata Uthe.

Uthe berharap, banyak warga lain yang terketuk hatinya untuk membantu warga yang sedang isoman.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/14/092519678/cerita-di-balik-makanan-gratis-tiap-hari-untuk-warga-madiun-yang-isoman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke