Salin Artikel

Universitas Andalas Patenkan Rendang Instan Pangan Darurat Bencana

Selanjutnya, nasi rendang berupa pangan darurat bencana yang tahan selama 1 tahun itu didaftarkan hak patennya.

"Hasil uji klinis laboratorium sudah keluar dengan hasil aman dan layak dikonsumsi. Sekarang kita daftarkan hak patennya," kata Dekan Fateta Unand, Fery Arlius Datuak Sipado yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (3/7/2021).

Fery yang merupakan ketua tim peneliti bersama anggota tim Daimon Syukri dan Cesar Welya Refdi menyebutkan pendaftaran hak paten itu melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unand.

"Sudah kita daftarkan dan tinggal menunggu sertifikatnya saja," jelas Fery.

"Kita segera perkenalkan ke publik. Pak Gubernur Mahyeldi yang akan didaulat memperkenalkan. Kita sedang cari jadwal beliau," jelas Fery.

Sebelumnya diberitakan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Universitas Andalas, Sumatera Barat, menciptakan inovasi baru berupa pangan darurat bencana.

Pangan ini berupa makanan instan yang terdiri dari nasi rendang lengkap dengan sayurnya dan tahan selama satu tahun.

Selama tiga bulan terakhir tiga peneliti asal Fateta Unand ini masing-masing Feri Arlius Dt Sipado, Daimon Syukri dan Cesar Welya Refdi merancang produk makanan instan yan lengkap karbon hidrat, protein serta sayurannya.

"Penelitian sudah kita lakukan 3 bulan terakhir. Saat ini sudah masuk tahap pengujian akhir di laboratorium dan segera kita launching," kata Ketua Tim Peneliti Feri Arlius, Selasa (8/6/2021).


Feri yang juga Dekan Fateta ini menyebutkan munculnya ide menciptakan pangan darurat bencana ini berawal dari banyaknya musibah bencana yang melanda Indonesia.

Kemudian dalam setiap musibah bantuan bencana yang diberikan adalah berupa mie instan.

"Kemudian dari Sumbar sering dibantu rendang. Tapi itu hanya berupa rendang saja. Nah, kemudian muncul ide untuk menciptakan nasi rendang instan," kata Feri.

Setelah muncul ide, kemudian dibentuk tim yang terdiri dari dosen Fateta.

Selama tiga bulan bekerja, akhirnya memunculkan pangan darurat bencana berupa nasi rendang dan nasi dendeng instan yang bisa tahan selama satu tahun.

Menurut Feri, nasi rendang instan itu dibuat melalui proses sterilisasi dan kemudian dibungkus plastik kedap udara sehingga tidak terkontaminasi bakteri.

"Ini berupa nasi dan sayuran kering serta rendang atau dendengnya yang dilengkapi dengan pil pemanas," kata Feri.

Sebelum dimakan, nasi rendang itu cukup dipanaskan dengan pil pemanas yang sudah disediakan.

"Cara menyajikannya hanya membutuhkan air dingin. Air itu dimasukkan ke dalam wadah yang sudah disediakan di balik bungkusan nasi kemudian dimasukkan pil pemanas sehingga memunculkan uap panas. Uap itu yang membuat nasi dan sayur kembali siap saji," kata Feri.

Feri mengatakan nasi rendang itu diperkenalkan pada acara Dies Natalis Fateta ke-13, Selasa (8/6/2021) di kampus Unand, Limau Manis.

"Pengenalan awalnya dilakukan pada Dies Natalis ini. Selanjutnya setelah hasil labor dan izin keluar baru kita luncurkan," kata Feri.

Feri mengaku saat ini pihaknya sudah banyak ditawari investor untuk mengkomersialkan hasil risetnya tersebut.

Namun demikian, pihaknya terlebih dahulu menyerahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumbar.

"Kalau harga satu bungkus nasi rendang itu bisa mencapai Rp 30.000 satu bungkus. Tapi ini kita serahkan dulu ke Pemprov Sumbar," kata Feri.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/03/141528878/universitas-andalas-patenkan-rendang-instan-pangan-darurat-bencana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke