Salin Artikel

5 Kasus Kecelakaan Kapal di Selat Bali, dari Rafelia 2 Tenggelam hingga Kapal Perang Terbakar

Hingga Rabu (30/6/2021), ada 7 penumpang yang ditemukan meninggal dunia. Sementara belasan penumpang masih belum ditemukan.

Babfkai KMP Yunicee ditemmukan tenggelam di dasar Selat Bali dengan kedalaman 78 meter. Kapal ini terseret arus hingga 1,6 kilometer dari pelabuhan ASDP Gilimanuk, Jembrana, Bali.

Selain Yunicee, ada beberapa kali kecelakaan laut di Selat Bali. Pada tahun 2012 tercatat KRI Klewang-625 terbakar di Selat Bali sesaat setelah diluncurkan pada 31 Agustus 2012.

Kapal tersebut dipesan TNI AL dari PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi senilai Rp 114 miliar.

Kecelakan lainnya adalah tenggelamnya KMP Rafelia 2 di Selat Bali pada Jumat (4/3/2016). Kapal tersebut tenggelam karena kelebihan muatan. Rafelia 2 diketahui mengangkut 33 kendaraan dan 70 penumpang.

Termasuk 16 dumtruck yang sebagian besar membawa limbah bahan berbahaya beracun dari Bali ke Jawa Timur.

Dan berikut 5 kasus kecelakaan laut di Selat Bali:

Kapal tersebut dipesan TNI AL dari PT Lundin Industry Invest Banyuwangi seharga Rp 114 miliar.

Kala itu, pembuatan kapal siluman trimaran itu menjadikan Indonesia sebagai negara kedua -setelah Amerika Serika- yang memiliki kapal canggih jenis tersebut.

Sayangnya, KRI Klewang 625 alami kecelakaan dan terbakar akibat korsleting arus pendek lalu tenggelam di Selat Bali.

KRI Klewang 625 memiliki panjang 60 meter dan bobot 200 ton. Kapal ini bisa membawa 29 orang, termasuk pasukan khusus dan sebuah RHIB X2K 11 meter yang memiliki kecepatan 50 knot.

Salah satu kelebihan yang paling menonjol dari Klewang 625 memiliki teknologi Stealth yang tidak bisa dilacak oleh radar.

Di tengah perjalanan kapal mulai miring ke kiri dan oleh mualim, kapal dibelokkan ke pantai terdekat. Ada beberapa penumpang yang tewas tenggelam antara lain nahkoda, mualim, serta seorang ibu dan anaknya.

Saat tenggelam di perairan Selat Bali, kapal Rafelia 2 diketahui mengangkut 33 kendaraan dan 70 penumpang.

Sebanyak 16 dumptruck di antaranya membawa limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dari pembakaran batu bara yang akan dibawa ke Jawa Timur.

Dengan total 765,26 ton, disebutkan kapal Rafelia 2 tenggelam karena kelebihan muatan hingga 599 ton.

Kapal Rafelia 2 sendiri dibuat di Jepang tahun 1993 dan beroperasi di Jepang sampai tahun 2009. Kapal tersebut kemudian pindah ke Filipina dari 2009 hingga 2011.

Pada tahun 2012-2014 kapal itu melayani penyeberangan Padang Bai Bali-Lembar Lombok. Tahun 2015, Rafelia 2 melayani rute Surabaya-Ende hingga berakhir di Selat Bali.

Kapal tersebut mengangkut 5 truk, 5 tronton, dua sepeda motor, 18 penumpang, serta 12 kru kapal.

Api pertama kali keluar dari mesin kapal bagian belakang dan diketahui oleh kru kapal ketika kapal menunggu antrean bersandar di Pelabuhan LCM Ketapang.

Saat api muncul, posisi kapal masih di laut tepatnya 200 meter dari bibir pantao

Penumpang kemudian dievakuasi menggunakan KMP Karya Maritim II, sementara kru kapal dievakuasi menggunakan perahu karet milik Basarnas dan Polair. Karena kondisi ombak mencapai 3 meter, para kru diminta loncat satu per satu ke parhu karet.

KMP Labitra Adinda dalam keadaan terbakar kemudian ditarik menggunakan KMP Karya Maritim II ke pinggir pantai Bulusan yang berjalan satu kilometer dari pelabuhan LCM Ketapang.

Dikutip dari KompasTV, meski langsung mendapat pertolongan dari kapal pemadam kebakaran milik Pelindo III dan Pertamina, namun kapal ikan yang terbuat dari kayu tersebut dengan cepat dilahap si jago merah.

Pengurus kapal, Yulius Putra mengaku sumber api diduga berasal dari korsleting mesin kapal di bagian kanan. Api kemudian membakar jaring ikan dan terus membesar hingga menghangsukan 85% badan kapal.

Beruntung 2 anak buah kapal yang sedang berada di atas kapal berhasil menyelamatkan diri dengan terjun ke laut.

Api kemudian membakar jaring ikan dan terus membesar hingga menghangsukan 85% badan kapal. Meski tidak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai 2 miliar rupiah.

Dugaan sementara, kapal tenggelam setelah terseret arus atau ombak laut yang tinggi di perairan dekat Pelabuhan Gilimanuk.

Saat kejadian, tinggi gelombang mencapai 3 meter hingga 5 meter.

Sebelum tenggelam, KMP Yunicee sedang menunggu kesempatan bersandar ke Pelabuhan Gilimanuk. Tiba-tiba, kapal itu terseret arus ke arah selatan karena ombak besar, sedangkan kekuatan mesin tak bisa mengimbangi tingginya gelombang.

Saat terseret, kapal tiba-tiba miring. Kapal itu tenggelam ke sisi kiri dalam waktu yang cukup singkat dan dalam waktu lima menit, kapal itu tenggelam ke sisi kiri.

Hingga Rabu pagi, ada 7 penumpang yang ditemukan tewas dan belasan penumpang lainnya masih dalam pencarian.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Imam Rosidin | Editor : Dheri Agriesta, Rachmawati, Farid Assifa, Reni Susanti)

https://regional.kompas.com/read/2021/07/01/060700478/5-kasus-kecelakaan-kapal-di-selat-bali-dari-rafelia-2-tenggelam-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke