Salin Artikel

BPPTKG Memperbarui Rekomendasi Potensi Daerah Bahaya Erupsi Gunung Merapi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memperbarui rekomendasi potensi daerah bahaya erupsi Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, rekomendasi ini berdasarkan pemodelan volume kubah lava jika longsor dan menimbulkan awan panas.

"Berdasarkan pemodelan volume kubah lava barat daya kita ambil sebesar 3 juta," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam siaran informasi "aktivitas Gunung Merapi terkini" secara daring, Jumat (25/06/2021).

Hanik menyampaikan, posisi kubah lava yang ada di barat daya berada di lereng. Sehingga, potensi terjadinya longsoran itu lebih besar daripada kubah lava yang berarah di tengah.

"Jika tiga juta meter kubik (m3) itu longsor, berdasarkan pemodelan awan panas ke Sungai Boyong, Bebeng, Krasak, Putih sejauh maksimal 5 Km," ucapnya.

Sedangkan berdasarkan pemodelan volume kubah lava yang ada di tengah kawah sebesar 1 juta m3.

Dari pemodelan jika kubah lava yang di tengah kawah longsor, awan panas akan menjangkau jarak 5 Km.

Hanik menambahkan, awan panas ke arah Sungai Gendol sudah beberapa kali terjadi dengan jarak maksimal 3 Km seperti pada 25 Januari 2021 pukul 04.41 WIB.

"Untuk mengantisipasi perkembangan erupsi berikutnya rekomendasi daerah bahaya dimutakhirkan," tandasnya.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan- barat daya meliputi Sungai Boyong, Kuning, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 Km.

Pada sektor tenggara yaitu Sungai Gendol yang sebelumnya 3 Km, menjadi sejauh 5 Km sedangkan Sungai Woro sejauh 3 Km.

Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Menurut Hanik, volume kubah lava di sektor Barat Daya sebesar 1.590.000 m3 dengan laju pertumbuhan 11.400 m3 per hari.

Sedangkan kubah lava yang ada di tengah kawah sebesar 2,1 juta m3 dengan laju pertumbuhan 12 ribu m3 per hari.

Dijelaskannya, erupsi Gunung Merapi 2021 bersifat efusif dimulai sejak 4 Januari 2021.

Aktivitas erupsi berupa pertumbuhan kubah lava, pembentukan awan panas dan guguran lava.

"Intensitas aktivitas erupsi saat ini masih seperti erupsi efusif yang terjadi selama ini dengan rata-rata laju ekstrusi sebesar 23.000 m3 per hari," ungkap Hanik.

Hanik menuturkan, untuk warga masyarakat saat ini belum perlu untuk mengungsi.

Sebab, pemukiman penduduk di lereng Merapi di sisi Tenggara tidak ada yang berada di dalam radius bahaya yang telah direkomendasikan oleh BPPTKG.

Pemukiman yang terdekat dengan radius bahaya yakni Padukuhan Kalitengah Lor, Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Namun, untuk Kalitengah Lor sampai saat ini belum perlu mengungsi.

"Jadi Kalitengah Lor itu lebih sedikit memang, dalam perbatasan 5 kilometer. Jadi untuk masyarakat Kalitengah Lor tidak berada di radius 5 Km. Namun demikian, kesiapsiagaannya perlu ditingkatkan, koordinasi dengan BPBD dan pemerintah daerah terus kita lakukan," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/28/205839278/bpptkg-memperbarui-rekomendasi-potensi-daerah-bahaya-erupsi-gunung-merapi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke