Salin Artikel

Tren Pemakaman dengan Prokes Covid-19 di Kota Magelang Meningkat

Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang mencatat, sejak awal Juni hingga 22 Juni 2021 ada sebanyak 23 pemakaman secara prokes.

Jumlah tertinggi pada Januari 2021 ada 29 pemakaman, sedangkan Februari, Maret, April dan Mei, cenderung sedikit.

"Pemakaman dengan prokes bulan Juni 2021 terbilang tinggi dibanding bulan Mei 2021 yang hanya 6 pemakaman," terang Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Seksi Pengelolaan Pemakaman Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang, Danang, kepada wartawan, Senin (28/6/2021).

Walau demikian, pemakaman dengan prokes belum tentu jenazah adalah pasien positif Covid-19.

Pihaknya hanya melaksanakan tugas sesuai dengan permintaan rumah sakit.

“Terkait positif, suspect, probable, indikasi Covid-19, dan lainnya itu menjadi domainnya rumah sakit. Kami hanya melakukan pemakaman dengan prokes sesuai dengan permintaan rumah sakit,” ujar Danang.

Dikatakan Danang, sebagian besar yang dimakamkan ini merupakan warga Kota Magelang.

Sementara untuk warga luar kota mulai dibatasi, karena terkait ketersediaan lahan pemakaman, peralatan atau APD, dan lain sebagainya.

Danang mengutarakan, sejauh ini petugas pemakaman masih bisa menangani proses pemakaman secara prokes Covid-19 ini.

Pihaknya memiliki dua tim, masing-masing tim terdiri dari 10 orang petugas yang bekerja bergantian, mengingat selain bertugas pemakaman secara prokes juga pemakaman reguler atau nonprokes.

“Sejauh ini masih bisa kita tangani. Tapi jika tren masih tidak juga turun, kami akan lakukan evaluasi. Kalau pemakaman reguler masih normal, rata-rata sekitar dua sampai tiga pemakaman setiap hari. Meskipun pernah juga sampai enam pemakaman per hari,” jelasnya.


Danang menyebutkan, sejauh ini tingkat keterisian lahan pemakaman di TPU Giriloyo sudah di atas 60 persen.

Dia bersyukur saat ini pihak keluarga atau ahli waris sudah banyak yang memahami proses pemakaman dengan prokes Covid-19.

Pada awal pandemi, kata Danang, tidak jarang petugas harus menghadapi keluarga yang memaksa ikut pemakaman. 

“Dulu sering terjadi gesekan, kami harus berdebat dulu dengan keluarga yang memaksa ikut serta pemakaman dan tidak terima juga dimakamkan secara prokes. Sekarang sudah membaik, karena kami selalu komunikasi dengan rumah sakit dan minta rumah sakit agar edukasi ke masyarakat terkait prosedur tersebut,” paparnya.

Sementara itu, Kapala Bidang Pengelolaan PJU Pertamanan dan Pemakaman DLH Kota Magelang, Yetty Setiyaningsih mengakui tren pemakaman secara prokes Covid-19 meningkat.

Meski begitu, luasan lahan pemakaman sampai saat ini masih mencukupi untuk pemakaman baik secara prokes maupun untuk reguler.

“Lahan masih cukup, namun kami sudah membatasi pemakaman secara prokes hanya untuk warga Kota Magelang saja dengan retribusi nol rupiah," kata Yetty.

Apabila ada warga luar Kota Magelang yang hendak dimakamkan di TPU Giriloyo, menurut Yetty, syaratnya harus ada persetujuan dengan Ketua Satgas Covid-19 Kota Magelang.

Hal ini terkait pentingnya tracing untuk warga luar kota, ketersediaan APD, dan sarpras pendukung pemakaman secara prokes. 

https://regional.kompas.com/read/2021/06/28/134330278/tren-pemakaman-dengan-prokes-covid-19-di-kota-magelang-meningkat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke