Salin Artikel

Padang Panjang Miliki Rumah Isolasi Berbasis Kearifan Lokal, Ini Keunikannya

PADANG, KOMPAS.com - Cara unik dilakukan Pemerintah Kota Padang Panjang, Sumatera Barat untuk menekan penyebaran Covid-19 dengan mendirikan rumah isolasi berbasis kearifan lokal.

Lima rumah isolasi yang didirikan berdasarkan kaum pasukuan adat yaitu ampek suku Anam Tumpuak (Empat Suku Enam Tumpuk) Kenagarian Gunung yang ada di Kelurahan Ganting, Kecamatan Padang Panjang Timur.

Suku-suku itu, terdiri dari Suku Pisang, Jambak, Koto dan Sikumbang dengan tumpuak Sikumbang Ilia, Sikumbang Mudiak, Sikumbang Tigo Niniak, Koto Baranam dan Koto Paruik.

"Rumah isolasi itu berbasis kearifan lokal berdasarkan kaum yang ada. Kaum itu bertanggung jawab dengan rumah isolasinya," kata Wali Kota Padang Panjang, Fadly Amran usai meresmikan rumah isolasi, Jumat (25/6/2021).

Fadly menyebutkan setiap anak kemenakan yang terpapar positif Covid-19 bisa diisolasi di rumah itu berdasarkan sukunya.

"Jika dia berasal dari suku pisang ya di rumah isolasi suku pisang. Begitu juga jambak dan lainnya," kata Fadly.

Setiap kaum suku, kata Fadly bertanggung jawab atas rumah isolasi tersebut, mulai perlengkapan hingga makan dan minum orang yang diisolasi di rumah itu.

Kaum dari suku itu, akan saling membantu pasien yang dirawat di rumah isolasi tersebut.

"Misalnya dalam menyiapkan makan dan minum. Mereka bergiliran," jelas Fadly.

Satu rumah isolasi tersebut, bisa menampung puluhan pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) dan bisa disesuaikan.

"Rumah isolasi itu ada yang tiga dan empat kamar. Nanti bisa disesuaikan jumlah yang bisa ditampung. Kalau pasien banyak, diusahakan bisa menampung puluhan," jelas Fadly.

Sementara, Staf Ahli Menteri Kesehatan, Andani Eka Putra memuji langkah Pemerintah Kota Padang Panjang dalam menekan penyebaran Covid-19. 

Rumah Isolasi berbasis kaum ini, kata Andani, sangat menarik.

“Ada pemberdayaan kaum. Bila ada anak kemenakan yang positif, ada tempat isolasinya. Kekerabatan kaum di Sumbar sangat kuat. Diharapkan, ini menjadi hal baru dan bagus, karena para datuk atau pemuka adat akan menjadi sangat perhatian untuk masalah itu,” ujar Andani.

Andani berharap Rumah Isolasi berbasis kaum ini bisa dimaksimalkan pemanfaatannya.

“Jangan sekadar ada, tapi tidak digunakan. Ini mencegah kita jangan terlalu banyak isolasi mandiri di rumah-rumah. Filosofi yang paling penting, menanamkan kepada masyarakat bahwa Covid-19 itu ada dan diselesaikan secara gotong royong,” tutur Andani.

Sebelumnya, peresmian rumah isolasi itu, Andani menyempatkan diri memberikan penyuluhan pentingnya protokol kesehatan (Prokes).

Andani mengingatkan  masyarakat agar jangan sampai terjadi ledakan kedua pandemi Covid-19, karena saat ini masyarakat yang terpapar Covid -19 di Sumbar sudah mencapai lebih 300 orang per harinya.

“Angka positif kita telah 19 persen. Artinya dalam 100 orang, terdapat 19 orang yang terpapar Covid-19,” ungkap Andani.

Dikatakannya lagi, pandemi Covid-19 bisa berakhir bila masyarakat sadar dan paham pentingnya prokes.

“Masker adalah salah satu upaya mengendalikan Covid-19,” kata Andani.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/25/222739978/padang-panjang-miliki-rumah-isolasi-berbasis-kearifan-lokal-ini-keunikannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke