Salin Artikel

Warga Maluku Turun ke Jalan Rayakan Kemenangan Belanda, Abaikan Prokes hingga Dibubarkan Polisi

Massa menggelar pawai di jalan sembari mengibarkan bendera Belanda. Massa yang mayoritas memakai seragam Belanda itu juga mengibarkan bendera Merah Putih.

Berdasarkan pantauan di sejumlah kawasan, pawai tersebut membuat jalan-jalan di Kota Ambon sesak. Pawai itu dilakukan dari dini hari hingga pagi.

Sayangnya, para pendukung tim nasional Belanda itu kebanyak tak memakai masker dan mengabaikan protokol kesehatan Covid-19.

Tak hanya di pusat Kota Ambon, konvoi kemenangan timnas Belanda juga  berlangsung di sejumlah kawasan di Kota Ambon seperti di Kecamatan Teluk Ambon, Kecamatan Nusaniwe, dan Kecamatan Baguala.

Warga turun ke jalan sambil membunyikan klakson dan meneriakkan yel-yel kemenangan tim kesayangan mereka. Massa juga membakar petasan di jalan.

“Hidup Belanda, hidup Belanda, Belanda, Belanda selalu di hati,” teriak massa saat berkonvoi di pusat Kota Ambon.

Meski menimbulkan kerumunan dalam jumlah yang sangat besar, namun konvoi tersebut tidak dibubarkan. Polisi hanya mengamankan jalannya konvoi agar tak menimbulkan aksi perusakan.

Kapolresta Pulau Ambon, Kombes Pol Leo Surya Nugraha Simatupang mengatakan, polisi akan menertibkan aksi pawai jika terulang di masa depan.

“Ia ke depan kita akan menertibkan pawai-pawai di jalanan,” katanya kepada Kompas.com via telepon seluler, Selasa.


Sementara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Ambon mengimbau warga agar tidak lagi menggelar pawai di jalanan. Hal itu bisa membuat pemerintah kesulitan menekan penyebaran Covid-19.

“Kami berharap agar masayarakat jangan lagi berkonvoi dan membuat kerumunan demi menekan penyebaran Covid-19 di Ambon,” pinta Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Ambon, Joy Adriansz kepada waratwan di balai Kota Ambon, Selasa.

Pawai di Maluku Tenggara dan Kota Tual dibubarkan 

Berbeda dengan pawai di Kota Ambon, polisi membubarkan pawai yang digelar ribuan pendukung tim nasional Belanda di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.

Pawai yang diikuti ribuan warga itu berakhir ricuh. Kericuhan terjadi karena polisi membubarkan massa yang memaksa berkonvoi di jalan.

Polisi akhirnya membubarkan paksa pendukung tim nasional Belanda itu dengan menembakkan gas air mata. Tindakan itu diambil karena aksi para pendukung dinilai telah melanggar ketertiban umum.

Selain itu, konvoi itu dibubarkan karena dinilai melanggar protokol kesehatan Covid-19.

“Pokoknya kita bubarkan, kita tidak mau ada yang kegiatan yang bertentangan apalagi di situasi pandemi saat ini,” tegas Kapolres Maluku Tenggara AKBP Alfaris Pattipawael kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Selasa sore.

Konvoi itu telah menimbulkan kerumunan. Warga yagn berkonvoi juga tak memakai masker. Mereka juga tak memakai helm dan mengabaikan ketentuan lalu lintas.

“Apalagi kalau sampai melawan ketentuan berlalu lintas tetap kita tindak tegas. Jadi pawai semalam kita bubarkan karena itu,” katanya.


Ia menambahkan tidak hanya untuk pendukung timnas Belanda, hal yang sama juga dilakukan kepada para pendukung lainnya.

“Pokoknya semua pendukung kita larang untuk konvoi karena itu mengganggu ketertiban umum dan melanggar protocol kesehatan,” tegasnya.

Ribuan pendukung tim nasional Belanda di Kota Ambon, Tual, dan Kabupaten Maluku Tenggara, tumpah ke jalan setelah tim idola mereka menang atas Makedonia Utara dengan skor 3-0.

Ribuan warga ini meluapkan kegembiraannya sambil menggelar konvoi keliling kota dengan memakai seragam dan mengibarkan bendera Belanda.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/22/174901778/warga-maluku-turun-ke-jalan-rayakan-kemenangan-belanda-abaikan-prokes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke