Salin Artikel

Gaya Nyentrik Budhi Sarwono Bupati Banjarnegara, Pamer Slip Gaji hingga Tiduran di Aspal dengan Pakaian Dinas

Menurutnya, kegiatan masyarakat harus tetap berjalan meski di tengah kondisi pandemi Covid-19. Namun demikian, harus tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Pernyataan tersebut keluar menanggapi video viral aksi oknum aparat keamanan yang dianggap represif saat membubarkan acara kuda lumping.

Budhi menyebut tindakan oknum aparat itu yang justru menciptakan resistensi di masyarakat.

“Saya berpesan kepada masyarakat, Pak Bupati bertanggung jawab sepenuhnya untuk kegiatan pengajian, olahraga, kesenian, monggo jalan terus. Tapi jangan lupa, protokol kesehatan harus dilaksanakan, jangan sampai tidak,” ungkapnya, Jumat (18/6/2021).

Bupati Budhi pernah mengunggah slip gajinya ke akun instagram Kabupaten Banjarnegara @kabupatenbanjarnegara.

Budhi mengunggah foto slip gajinya pada Rabu (2/10/2019). Dalam unggahan tersebut, tertera besaran gaji bersih yang diterima Budhi Sarwono sesuai draf yakni sebesar Rp 6.114.100.

Namun, setelah dipotong zakat lewat Badan Amil Zakat (BAZ) sebesar Rp 152.900, gaji yang ia terima sebesar Rp 5.961.200.

Menanggapi nominal gajinya itu, Budhi Sarwono mengatakan gaji yang ia terima terlalu kecil.

"Kalau saya harus keliling 20 kecamatan gimana. Kalau Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) kasihan, ada 35 kabupaten/kota," kata Budhi.

"Kalau seperti itu ngajari bupati cluthak (suka mencuri), kalau cluthak sudah disiapkan jepretan (senjata) yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), habis bupati se-Indonesia," sambungnya.

Ia berharap pemerintah pusat memperhatikan gaji kepala daerah. Menurutnya, gaji seorang bupati idealnya paling tidak Rp 100 juta atau bahkan hingga Rp 150 juta.

"Kalau anggota dewan saja Rp 30 juta, bupati ya Rp 100 juta atau Rp 150 juta lah," kata Budhi.

Budhi menganggap kenaikan gaji kepala daerah diperlukan agar seimbang dengan gaji para pejabat atau kepala lembaga negara lainnya.

Kendati demikian, Budhi secara pribadi tidak mempersoalkan besaran gaji yang diterimanya. Sebab, Budhi merupakan pengusaha sukses di daerahnya sebelum menjadi bupati.

Dalam foto tersebut tampak bupati mengenakan pakaian dinas lengkap bersama dua orang lainnya.

Foto tersebut kali pertama diunggah oleh akun Instagram @kabupatenbanjarnegara, Kamis (24/10/2019) lalu.

Ketika dihubungi Senin (28/10/2019), Wing Tjien, nama lain Budhi Sarwono mengaku tidak mempersoalkan tanggapan dari masyarakat.

Foto tersebut merupakan bentuk ekspresi kegembiraan bupati karena jalan di wilayahnya kini telah mulus.

Foto tersebut diambil di ruas jalan Kutawuluh – Gumiwang, Senin (21/10/2019).

"Itu spontan, sebagai ekspresi kegembiraan saya melihat jalan yang mulus," kata Wing Tjien.

"Waktu ke sana ternyata kondisinya sangat parah. Selama ini saya bangga-banggakan (banyak) jalan sudah halus, ternyata di sana rusak dan ekstrim sekali jalannya. Ini tidak adil," ujar Wing Tjien.

"Saat pulang dari Desa Petir itu, saya coba lewat ruas jalan Kutawuluh - Gumiwang yang benar-benar bagus, lebar, halus, mulus. Spontan saya buka pintu mobil dan turun ke tengah jalan," sambung Wing Tjien.

Sebelum menjadi bupati, Budhi tercatat sebagai Ketua Asosiasi Kabupaten PSSI Banjarnegara.

Budhi juga tercatata sebagai Ketua Umum Asosiasi Aspal Beton Indonesia Jateng, sekaligus pemilik PT Bumirejo Banjarnegara yang bergerak dalam bidang konstruksi.

Sebelum menjadi Bupati, Budhi Sarwono merupakan Dewan Penasehat Gapensi Banjarnegara dan Ketua DPP PITI Indonesia.

Saat Pilkada Banjarnegara 2017, Budhi dan Sayamsudin maju diusung oleh PPP, Partai Demokrat dan Partai Golkar.

Paslon ini meraih suara 54,69 persen saat Pilkada serentak 2017.

Dikutip dari TribunJateng.com, di masa lalu, Budhi disebut sebagai pemakai sekaligus bandar narkoba kelas kakap di Purwokerto.

Ia selalu bisa lolos dari jeratan hukum. Suatu saat dia mengalami over dosis (OD) dan kemudian mati suri selama 6 jam.

"Kalau ditahan polisi suatu saat bisa kembali pulang, tapi ketika yang menahan malaikat, saya bisa apa. Saya bersyukur mendapat kesempatan kedua," kata Budhi dalam bukunya yang berjudul "Saya Mau Jadi Muslim, Enak Jadi Kulinya Allah, Upahnya Gede".

Peristiwa mati suri tersebut menjadi titik balik kehidupan Budhi sebagai mualaf sejak 1998. Sejak jadi mualaf Budhi suka mengurus anak-anak kurang mampu.

Dua anak kandungnya telah berkeluarga. Kini Budhi mengasuh dan mengadopsi puluhan anak kurang mampu di Banjarnegara.

Ia berinisiatif memperbaiki jalan tersebut karena warga terus mendesak agar jalan yang berlubang segera diperbaiki.

"Insyaallah pakai anggaran pribadi. Kami punya kewajiban mau jalan nasional atau provinsi ini kan di wilayah Banjarnegara. Kita sebagai kepala daerah harus peduli," kata Budhi melalui keterangan tertulis, Senin (7/12/2020).

Budhi juga pernah memaafkan pemilik akun Facebook Mohamad Taufan Hasyimi alias Ricky Taufan yang telah mendiskreditkan dirinya di media sosial.

Saat itu foto Budhi Sarwono yang ditutup bagian matanya diunggah di media sosial oleh pelaku. Pada foto tersebut juga tertulis "tersangka".

Tulisan berjudul "Trik & Intrik Menjilat Pantat Pemda Setempat oleh Bupati WNA di Wilayah Jawa Tengah" juga diunggah oleh pelaku.

Budhi Sarwono mengaku telah memaafkan dan memaklumi unggahan tersebut. Ia meminta agar yang bersangkutan lebih bijak dalam bermedia sosial.

"Saya memaafkan dan memaklumi kekhilafan anak tersebut, semoga lebih berhati-hati dalam menulis,” kata Budhi.

Budhi mengatakan pemuda tersebut diduga mengalami gangguan jiwa. Hal itu dibuktikan dengan kartu kontrol pada sebuah rumah sakit.

"Ada kartu kontrol, kartu pasien jiwa di sebuah rumah sakit. Jadi sepertinya ia ada kelainan," jelas Budhi.

Penulis : Kontributor Banyumas, M Iqbal. Fadlan Mukhtar ZainFahmi | Editor : Khairina, Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2021/06/19/155000978/gaya-nyentrik-budhi-sarwono-bupati-banjarnegara-pamer-slip-gaji-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke