Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jember Dr Alfi Yudisianto mengatakan, jumlah itu terdata di Dinas Kesehatan Jember.
Menurutnya, mayoritas anak yang terpapar Covid-19 masuk kategori orang tanpa gejala (OTG).
“Itu data sejak awal Covid-19 sampai sekarang,” kata dia kepada Kompas.com via telepon, Selasa (15/7/2021).
Ratusan anak itu tersebar di beberapa kecamatan di Jember. Mereka diduga tertular di lingkungan sekitar, seperti dari klaster keluarga.
Selain itu, ada anak-anak yang tertular usai bermain bersama tetangga.
“Sebab di masa pandemi, aktivitas anak-anak banyak di rumah dan lingkungan sekitar,” tambah dia.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jember itu menambahkan, anak yang terpapar Covid-19 diketahui setelah dilakukan tes swab.
Misal, ada keluarga yang dinyatakan terpapar, lalu dilakukan tracing dan tes swab.
“Dua anak yang meninggal memang karena Covid-19, tidak memiliki penyakit bawaan,” tambah dia.
Ia menjelaskan, penanganan terhadap anak yang terpapar Covid-19 sama dengan orang dewasa, tidak ada perlakuan khusus.
“Kalau mereka tanpa gejala, isolasi di rumah masing-masing,” ujar dia.
Ia mengimbau masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
Berdasarkan data peta sebaran Covid-19, tercatat 7.115 kasus positif di Jember hingga saat ini. Rinciannya, 6.564 orang sembuh dan 486 pasien meninggal.
https://regional.kompas.com/read/2021/06/15/140819078/486-anak-di-jember-terpapar-covid-19-2-di-antaranya-meninggal