Salin Artikel

"Biaya Haji Susah Payah Kami Cicil dari Hasil Berkebun, Sudah Siap Berangkat, Batal gara-gara Corona..."

Warga Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, ini tak menyangka gagal lagi untuk ke tanah suci.

Padahal, ia bersama suaminya, Buhotim (70) tahun 2020 lalu juga tak jadi naik haji karena batal akibat dampak Covid-19.

Pasangan suami istri (pasutri) ini mengaku sudah bersiap untuk berangkat haji. Segala sesuatu sudah dipersiapkan.

Nurhiyas bercerita, pada Rabu (2/6/2021) lalu ia menonton televisi di ruang tamu. Tiba-tiba, ia melihat berita kalau pemberangkatan haji 2021 dibatalkan.

"Saya lama termenung setelah lihat berita itu. Hati saya sedih. Tapi, saya ingat lagi kalau ini adalah kehendak Allah SWT, jadi saya lega lagi," tutur Nurhiyas saat diwawancarai Kompas.com di rumahnya, Sabtu (5/6/2021).

Sudah lakukan manasik haji

Dia mengaku tahun lalu juga sudah siap untuk menunaikan rukun islam yang kelima.

Kala itu, Nurhiyas dan suaminya sudah melakukan manasik haji dan mendoa di di rumahnya.

Namun, batal berangkat karena dampak Covid-19 yang melanda dunia.

"Tahun ini batal lagi berangkat, mungkin belum rezeki. Saya setiap shalat selalu berdoa agar bisa sampai ke tanah suci.

Semoga kami diberi umur panjang biar bisa berangkat tahun depan," ucap Nurhiyas.

Suami Nurhiyas, Buhotim mengaku menyicil biaya buat naik haji di salah satu bank syariah.


Menabung sejak 2011 untuk berangkat haji

Mereka mendaftar haji sejak tahun 2011 silam. Uang buat biaya haji dikumpulkan dari hasil kebun sawit maupun sayuran.

"Biayanya kami cicil dengan susah payah. Uangnya dari hasil panen sawit, jualan ubi, pisang dan sayur juga ada. Lebih kurang lima tahun, alhamdulillah tahun 2020 bisa kami lunasi. Sudah siap mau berangkat haji, tapi batal gara-gara corona itu," kata Buhotim saat diwawancarai Kompas.com, Sabtu.

Sebagai seorang muslim, ia mengaku tak menaruh rasa kecewa. Karena Buhotim percaya kalau sudah rezeki akan berangkat ke tanah suci Mekkah.

Dirinya juga berharap kepada pemerintah dapat memperjuangkan niat masyarakat untuk bisa menunaikan haji.

"Harapannya (pemerintah) memperjuangkan kita. Kami ini sudah tua dan sakit-sakitan. Kalau sekarang Insya Allah masih kuat pergi naik haji, tapi tahun depan belum tahu. Semoga saja kami diberi umur panjang dan sehat biar bisa berangkat haji tahun depan," pungkas pria empat anak ini.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/06/122612778/biaya-haji-susah-payah-kami-cicil-dari-hasil-berkebun-sudah-siap-berangkat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke