Salin Artikel

Selama Pandemi Covid-19, Sebanyak 13 Persen Anak Mengalami Depresi

Angka itu diperoleh Seto dari survei yang dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).

"(Belajar) daring ini memiliki banyak masalah yang berdampak pada kegelisahan atau rasa cemas anak, susah tidur, sulit makan, bosan, marah-marah, malas belajar, dan lainnya," ujar Seto dalam Webinar Kelompok Kerja Pendidikan Anak Usia Dini (Pokja PAUD) Jawa Barat, Kamis (3/6/2021).

Selain itu, kekerasan terhadap anak pun terjadi.

Bentuk kekerasan yakni dimarahi (56 persen), dibandingkan dengan yang lain (35 persen), dibentak (23 persen), dicubit (23 persen), dipukul (9 persen), dihina, diancam, diinjak, dan lainnya.

"Belajar tidak harus dengan kekerasan. Karena itu, sinergi orangtua dan guru memegang peranan penting," ucap pria yang akrab disapa Kak Seto.

Kak Seto memohon orangtua untuk menjadi sahabat dan idola anak.

Orangtua perlu menciptakan suasana belajar dalam keluarga yang lebih ramah anak.

Misalnya dengan bermain. Sebab, setiap anak pada umumnya senang bergerak, bermain, berteman, berpetualang, dan lainnya.

Ada banyak menfaat bermain, yakni untuk merangsang perkembangan motorik, sosial, emosional, moral, hingga kreativitas.

Untuk itu, Kak Seto berharap, kurikulum pendidikan lebih berpihak pada hak anak, kurikulum kehidupan.

Seperti Surat Edaran No 4 Tahun 2020 tentan Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Dalam SE itu disebutkan bahwa belajar daring dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tapa terbebani tuntutan kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan.

"Belajar dari rumah difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup mengenai pandemi Covid-19," tutur dia.



Mengenai sekolah tatap muka, Seto menyebutkan, ada 5 kesiapan yang harus terpenuhi untuk melakukan pembelajaran di sekolah, yakni siap wilayah, siap anak, siap keluarga, siap sekolah, dan siap infrastruktur.

Sementara itu, dalam Survei Ada Apa Dengan Covid-19 (AADC-19) Jilid 2 tahun 2020 yang dilansir KPPPA, persentase anak perempuan dengan gejala depresi sebanyak 14 persen.

Sementara anak laki-laki sekitar 10 persen.

Gejala emosi yang sering dialami antara lain, tertekan 26 persen, mudah marah 38 persen, sering menangis 20 persen dan merasa sedih 42 persen.

Kemudian menyalahkan diri sendiri 42 persen, tidak bisa berkonsentrasi dengan baik 31 persen, dan yang lainnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/06/03/093934378/selama-pandemi-covid-19-sebanyak-13-persen-anak-mengalami-depresi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke