Salin Artikel

Ganjar Mengaku Tak Berkonflik dengan Puan, Bambang Pacul: Biarkan Mengalir, Saya Ungkapkan Fakta

SEMARANG, KOMPAS.com - Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Bambang Wuryanto enggan menanggapi banyak saat disinggung terkait pernyataan Ganjar Pranowo yang mengaku hubungannya dengan Puan Maharani baik-baik saja.

Bahkan, Gubernur Jawa Tengah itu sebelumnya mengaku hormat dengan Puan atas jasanya dalam memenangkan Pilgub 2013.

Bambang hanya menegaskan bahwa apa yang disampaikannya sudah sesuai fakta dan derasnya isu yang beredar biarkanlah mengalir saja.

"Jadi gini lho. Saya tidak ada komentar apapun soal ini. Biarkan itu mengalir. Biarkan aja mengalir, semua mengalir. Yang saya ungkapkan fakta, Pak Ganjar juga mengungkapkan fakta, jadi mau apa? Everything okay, clear," kata Bambang usai pertemuan dengan pimpinan Partai Gerindra di kantor DPD PDIP Jateng, Sabtu (29/5/2021).

Bambang mengaku belum bertemu dengan Ganjar sejak konflik tersebut mencuat.

Namun tidak menutup kemungkinan akan bertemu apabila sudah memiliki kesamaan persepsi.

"Secara fisik enggak, (kontak-kontakan?) enggak, jadi mungkin one day sewaktu-waktu. Karena kan begini, seseorang itu berkomunikasi pasti ada persepsi. Kalau persepsi belum sama, pasti susah. Sudut pandang belum sama agak susah. Jadi harus punya sudut pandang yang mirip," jelas pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu.

Lantas, Bambang berargumen bahwa segala perbedaan itu suatu keniscayaan. Namun, dalam organisasi harus punya kesepakatan bersama.

"Apakah di Republik ini dinafikan perbedaan? Ya enggak. Perbedaan itu keniscayaan. Tapi berorganisasi itu punya hal yang disepakati bersama namanya value organisasi," ucapnya.

Bambang mengatakan value dalam organisasi berbeda-beda yang dapat berbentuk simbol, slogan atau tagline.

"Misal PDI Perjuangan, tegak lurus! Marhaen tegak lurus perintah ketua umum, tegak lurus instruksi partai. Itu salah satu value," tegasnya.

Sebagai informasi, konflik internal partai PDIP mencuat usai Ganjar tak diundang dalam acara PDIP yang dihadiri Ketua DPP PDIP, Puan Maharani pada Sabtu (22/5/2021).

Bambang mengaku memang tidak mengundang Ganjar dalam rangkaian acara HUT PDIP ke 48 tersebut.

Ganjar dinilai sudah kelewatan karena berambisi "nyapres" dan gencar beraktivitas di media sosial.

Setelah beberapa kali enggan berkomentar saat ditanya terkait isu yang beredar, Ganjar akhirnya buka suara.

Ganjar menepis anggapan jika dirinya dikabarkan sedang berseteru dengan Puan hingga memunculkan perdebatan di media sosial.

Pasalnya, selama ini hubungannya dengan putri Megawati itu baik-baik saja.

Ganjar merasa tidak nyaman dengan isu yang ramai diperbincangkan antara dirinya dengan Puan.

"Jadi begini teman-teman, saya mengikuti apa yang ada di medsos. Sungguh-sungguh itu tidak enak. Sungguh-sungguh saya tidak enak. Saya selalu hormat sama Mbak Puan, sangat-sangat hormat," kata Ganjar usai rapat paripurna di Gedung DPRD Jawa Tengah, Jumat (28/5/2021).

Ganjar bercerita ketika maju sebagai calon Gubernur Jateng 2013 lalu, elektabilitasnya sangat rendah.

Puan adalah sosok yang sangat berjasa hingga dirinya terpilih menjadi orang nomor satu di Jawa Tengah.

"Mbak Puan adalah komandan tempurnya. Sehingga saya menang. Itu tidak pernah saya lupa," tegasnya.

Ganjar membenarkan jika modal saat maju sebagai calon Gubernur Jateng saat itu juga sangat kecil.

Dengan bantuan Puan sebagai komandan tempur dan seluruh kader, Ganjar bisa memenangkan kontestasi Pilkada Jateng.

"Saya tidak punya modal saat itu, itu tidak pernah saya lupa. Mbak Puan dan partai (PDI-P) saat itu bergerak, sehingga saya menang. Maka saya sangat hormat dengan Mbak Puan," ucapnya.

Sebab, sampai saat ini, Ganjar mengaku tidak pernah berkonflik dengan Puan.

Bahkan, dirinya sempat bertemu dengan Puan saat bersilaturahmi ke rumah Megawati.

"Sampai hari ini saya tidak pernah berkonflik dengan beliau. Baik-baik saja. Bahkan saat saya sowan Ibu (Megawati Soekarnoputri) untuk halalbihalal, Mbak Puan juga ada di sana dan kami sempat bercanda," ucapnya.

Ganjar menegaskan, apa yang ramai dibicarakan di media sosial tidak seperti yang sebenarnya.

Sebagai orang Jawa, lanjut dia, kader selalu diajari mikul duwur, mendhem njero, yang artinya meninggikan atau menonjolkan kelebihan serta kebaikan keluarga dan menutupi kekurangan atau keburukan keluarga.

"Jadi kalau di medsos seperti itu, saya sungguh-sungguh kaget. Saya ini orang Jawa dan kader yang selalu diajari mendhem jero, mikul duwur. Itu aja," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/30/082243978/ganjar-mengaku-tak-berkonflik-dengan-puan-bambang-pacul-biarkan-mengalir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke