Salin Artikel

Banjir Kiriman Malaysia Rendam 9 Kecamatan di Nunukan, BPBD Tetapkan Status Darurat Bencana

NUNUKAN, KOMPAS.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), menetapkan status darurat bencana menyikapi banjir kiriman Malaysia yang merendam 9 kecamatan di wilayah perbatasan RI– Malaysia.

"Kita sudah mengambil langkah dalam penanganan kebencanaan. Kita tetapkan status siaga darurat merespons musibah banjir tahunan yang saat ini berdampak lebih luas dari banjir awal 2021,’’ujar Pelaksana tugas (Plt) BPBD Nunukan Muhammad Amin kepada wartawan, Jumat (28/5/2021).

Banjir yang rutin terjadi setiap tahun ini berasal dari Sungai Talangkai di Sepulut Sabah Malaysia.

Banjir kemudian mengalir ke sungai Pampangon, berlanjut ke sungai Lagongon ke Pagalungan, yang masih wilayah Malaysia.

Dari Pagalungan, aliran sungai kemudian memasuki wilayah Indonesia melalui sungai Labang, sungai Pensiangan dan sungai Sembakung.

Awal 2021, banjir merendam 8 desa di Kecamatan Sembakung, yaitu Desa Butas Bagu, Desa Labuk, Desa Pagar, Desa Tujung, Desa Manuk Bungkul, Desa Atap, Desa Lubakan dan Desa Tagul.

Saat itu, ketinggian air mencapai 2,1 meter hingga 4 meter.

BPBD Nunukan mencatat, sebanyak 948 rumah dengan 1.552 KK dan 5.682 jiwa terdampak.

"Kali ini banjir melanda 9 kecamatan dari Kecamatan Sebuku sampai Kecamatan Lumbis Hulu. Jangkaunnya lebih luas, ketinggian air juga mencapai 4,9 meter. Sembakung selalu menjadi lokasi paling terdampak setiap tahunnya," kata Amin.

Amin menambahkan, ketinggian air di Sembakung saat ini berangsur surut.

Laporan terakhir yang diterima BPBD Nunukan, ketinggian air saat ini sekitar 4,8 meter atau turun 10 cm dari sebelumnya dengan ketinggian normal sungai 3 meter.

Ada sekitar 352 rumah yang ditinggali 440 KK dengan lebih 1500 jiwa terdampak di kecamatan Sembakung.

Sebanyak 15 bangunan pemerintah juga dilaporkan terendam.

"Saat ini pelayanan Puskesmas dialihkan ke depan kantor camat Sembakung. Kita siapkan tenda besar di jalan raya. Sebelum air surut, pelayanan puskesmas masih dilakukan di tempat tersebut," tuturnya.

Amin memastikan distribusi logistik untuk korban banjir masih tercukupi.

Banjir rutin tahunan ini, membuat petugas BPBD dan unsur terkait sudah sangat siap.

Banyak logistik disimpan di setiap desa, dan akan ditambah sesuai kebutuhan jika ada laporan kekurangan logistik.

"Kita juga mulai distribusikan sarana prasarana seperti mesin kapal 40 PK, juga 1 unit motor cross. Itu untuk memudahkan pendataan dan pemantauan," katanya.

Status siaga darurat juga menjadi tanda respons cepat di mana pemerintah bisa segera menaikkan status menjadi tanggap darurat ketika benar benar harus dilakukan.

Meski banjir yang merendam sebagian rumah sejak 24 Mei 2021, masyarakat tidak ada yang berniat mengungsi.

Saking terbiasanya masyarakat mengalami banjir, warga tetap keukeuh bertahan.

Selama air belum mencapai atap rumah, mereka bakal terus bertahan di rumah panggung mereka.

Mereka meenempati papan tepat di bawah atap rumah.

Masyarakat menyebutnya sebagai pungkau, di tempat tersebut mereka akan masak dan tidur sampai banjir surut dengan sendirinya.

Sejauh ini, kerusakan dan imbas banjir masih dalam penghitungan BPBD.

"Kita akan terus menerima laporan setiap jamnya. Kita meminta masyarakat waspada terutama malam hari. Eskalasi banjir dimungkinkan masih akan meluas karena BMKG memprediksi curah hujan masih tinggi di wilayah wilayah yang kebanjiran di Nunukan," kata Amin.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/28/173318578/banjir-kiriman-malaysia-rendam-9-kecamatan-di-nunukan-bpbd-tetapkan-status

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke